Wahyu Yesus Kristus
Baca Wahyu 1:1
Dalam Wahyu 1: 1, garis komandonya jelas. Penulis adalah Yohanes tetapi isinya dari Yesus, bukan dari nabi manusia.
Walaupun simbol-2 nya mencerminkan dunia zaman para rasul, namun Yesus yang pilih simbol-2 tersebut. Kitab Wahyu bukanlah ide Yohanes sendiri. Yohanes menerima simbol-2 ini dalam bentuk khayal dari Yesus Kristus.
Dengan demikian, sama seperti para nabi perjanjian lama dan baru, Yohanes memiliki otoritas yang sama “Tulisan-2 nubuat ini” patut dituruti (lihat Wahyu 1: 3, BIS). Otoritas mereka tidak perlu diragukan lagi, dengan demikian tidak adakata yang perlu ditambahkan atau dikurangi (lihat Wahyu 22: 18,19).
Wahyu 1: 1 juga menunjukkan bahwa buku ini adalah wahyu dari Yesus Kristus. Yohanes meletakkan arah seluruh isi buku sebagai penyataan Yesus Kristus.
Fakta ini seharusnya membawa semua pembaca mengerti bahwa buku ini utamanya bukan tentang peristiwa politik masa depan atau perang.
Isu sentral akan berkisar tentang:
- Keselamatan seperti yang terdapat di dalam Yesus Kristus,
- Pengikutnya yang setia dan
- Semua orang yang akan menentang mereka.
Kata asli bahasa Grika yang digunakan di sini, diterjemahkan sebagai “Wahyu,” artinya “Apocalypse”, yang artinya membuka tutup dari sesuatu, seperti mengangkat penutup dari panci.
Jika dipahami dengan benar, semua yang terdapat dalam kitab Wahyu seharusnya membantu orang-orang yang membaca dan mendengar tentang Wahyu , agar mengerti dan memahami Yesus dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Karena Yesus datang ke bumi, mati dan telah bangkit dari kematian, maka didalam kitab Wahyu, Yesus Kristus dinyatakan dalam cara yang berbeda dibandingkan dengan yang digambarkan dalam Kitab Injil .
Didalam Injil , Yesus pada umumnya berjalan dan berpakaian sama seperti orang-orang di sekitar-Nya.
Tujuh Kaki Dian
Dalam kitab Wahyu, Yesus berbicara dengan Yohanes ketika ia mendapatkan khayal dan Yohanes melihat-Nya dalam rupa yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
Penglihatan tentang Yesus
Baca Wahyu 1:12 − 18
Wahyu pada dasarnya adalah pesan yang datang dari Yesus-yang berada di sorga-untuk memberi semangat bagi gereja-Nya di bumi.
Yohanes menggunakan gambaran dari dalam kaabah Perjanjian Lama untuk menunjukkan Yesus didalam Tempat Kudus di Kaabah. Tugas para imam adalah untuk menjaga agar lampu tetap menyala terang. Jadi Yesus, Imam Besar kita, berada disana juga untuk menjaga cahaya dari gerejanya agar tetap menyala. Ini adalah kabar yang menguatkan bagi kita semua.
Dalam dunia Romawi kuno, menorah atau Tujuh Kaki Dian adalah simbol yang paling umum untuk Yudaisme, sama seperti ikan dan salib kemudian menjadi simbol dari iman Kristen.
Kitab Wahyu mengadopsi gambar ini dari Yudaisme dengan cara yang istimewa, untuk mewakili gereja-gereja di Asia Kecil. Gambaran kaki dian menekankan Keyahudian dari iman Kristen dan hubungan yang erat antara iman Kristen dan warisan kuno Israel.
Penampakan Yesus di Patmos sangat mempesona. Yohanes rebah ketanah karena takjub saat melihat-Nya (lihat Wahyu 1:17). Yesus sangat berbeda dari manusia biasa seperti yang pernah Yohanes kenal saat di Galilea.
Gambaran Yohanes tentang Yesus dalam ayat-ayat ini mirip dengan malaikat dalam Daniel 10. Bahkan Yesus lebih dari itu. Ia juga memiliki karakteristik Allah. Rambutnya seperti wol mirip salju dan api yang menyala adalah karakteristik dari “Yang Lanjut Usianya” di Daniel 7: 9.
Ketika Yesus memanggil dirinya sendiri sebagai “Yang Pertama dan Terakhir” (lihat Wahyu 1:17 − 18), jelas Dia datang kepada Yohanes sebagai Allah Perjanjian Lama (lihat Yesaya 44: 6, 48:12).
Yesus adalah benar-benar “bintang” dari kitab Wahyu dalam setiap arti kata.
Yesus Kristus sebagai “bintang” kitab Wahyu, menentukan tema dan arah cerita setiap adegan yang muncul kemudian dalam kitab Wahyu.
Perhatikan janji yang Dia buat bagi orang-orang yang mengikuti Dia dengan setia: “Akulah yang Hidup; Aku telah mati, dan lihatlah Aku hidup sampai selama-lamanya! Dan Aku memegang segala kunci kematian dan Hades (Kerajaan Maut) “(Wahyu 1:18 ).
Hekatelon, persembahan kecil kepada dewa Hekate abad ketiga sebelum masehi dewa berbentuk tiga badan itu dikelilingi oleh tiga dewi penari
Para ahli alkitab menemukan hal yang mengejutkan dalam ayat ini. Kami menemukan kesamaan antara gambaran Yesus di sini dengan dewi yang paling populer di Asia Kecil, yang disebut Hekate. Hekate itu terkenal sebagai yang memiliki kunci untuk Hades, ranah mitologis orang mati. Orang-orang pada zaman Yohanes hidup menyebutnya trimorphos , sebagai yang memiliki tiga bentuk atau bentuk yang berkaitan dengan tiga bagian besar dari alam semesta yang berbeda: langit, bumi, dan dunia bawah (Hades).
Dalam bentuk surgawi, dia disebut Selene atau Luna (bulan), masing-masing dalam bahasa Yunani dan Latin. Di bumi, ia dipanggil Artemis atau Diana (dalam Kisah Para Rasul 19). Di dalam dunia orang mati (Hades), orang-orang Yunani menyebutnya sebagai Persephone. Dia juga dikenal sebagai “yang awal dan akhir” (lihat Wahyu 22:13).
Sebagai mahluk yang bergerak bebas antara langit, bumi dan dunia bawah, Hekate adalah dewi pada zaman kitab wahyu. Dia bisa mengungkapkan di bumi hal-hal yang terjadi di langit dan di Hades. Sebagai pemegang kunci Hades, dia juga terlihat menjadi orang yang bisa memberikan keselamatan.
Mengapa Yesus menyebut diri-Nya dengan cara yang begitu mencolok menyerupai dewi pagan?
Allah selalu mendatangi manusia di mana mereka berada, untuk menyesuaikan dengan situasi mereka
Dalam Wahyu 1:18, Yesus menyatakan bahwa Ia pernah dihukum mati dan sekarang telah hidup. Alkitab menyatakan bahwa ketika Ia bangkit dari antara orang mati, Dia mengalahkan maut dan karena Dia hidup, orang-orang yang mengikuti Dia juga akan mengalahkan maut dan hidup bersama-Dia selamanya.
Penegasan lain yang dibuat oleh Yesus tercatat dalam Alkitab:
- Sebagai Anak Allah
- Yang Ada sejak awal mula
- Bahwa malaikat mentaati-Nya
- Dapat meramalkan masa depan dari dunia ini
- Dapat mengampuni dosa
- Dapat membangkitkan diriNya kembali kepada kehidupan.
Siapakah Yesus Kristus?
Apakah Dia orang yang nyata dalam sejarah atau hanya legenda?
Pertanyaan penting adalah: “Apakah Ia orang yang nyata dalam sejarah? Mungkin, seperti Hercules, Dia hanya legenda. “
Tetapi, pertama-tama kita perlu bertanya: “Apakah kita percaya ada orang yang pernah disebut Alexander Yang Agung? Bagaimana kita tahu? Apakah Anda pernah melihat dia? “
Jawabannya jelas: kita bergantung pada catatan tertulis dari orang-orang yang pernah melihat Alexander yang Agung. Bahkan, jika anda membuat dia keluar dari sejarah, akan terdapat kekosongan yang cukup berarti dalam catatan sejarah. Demikian halnya, kita juga bergantung terutama pada orang-orang yang pernah melihat Yesus untuk kemudian memberitahu kita tentang Dia.
Jika Yesus tidak ada, bagaimana bisa kita jelaskan munculnya gereja Kristen secara tiba-tiba di tanah kecil Palestina di mana Yesus tinggal? Jika Dia bukan orang yang nyata, bagaimana kita menjelaskan sebuah pergerakan besar yang tiba-tiba muncul dalam panggung sejarah pada abad pertama?
Jawabannya adalah sebagai berikut: bukti terbesar yang dapat dilihat perihal Yesus Kristus adalah seseorang yang nyata dalam sejarah adalah munculnya gereja Kristen secara tiba-tiba di Palestina pada abad pertama Masehi.
Josephus, seorang aristokrat Yahudi yang lahir 37 AD dan dibesarkan di Yerusalem, sadar akan “Sekte yang muncul di Nazaret “ ⎯ yang oleh para kritikus disebut Kristen mula-mula.
Dia menulis sebagai berikut:
“Sekarang telah muncul sebuah sumber masalah , yaitu seorang yang kemudian disebut Yesus, orang bijak yang melakukan pekerjaan Ajaib, seorang guru yang dengan senang hati menyambut hal-hal yang aneh. Ia memimpin banyak orang Yahudi, dan juga banyak dari bangsa-bangsa lain. Dialah yang disebut Kristus. Ketika Pilatus, membuat keputusan atas informasi yang diberikan oleh para pembesar nya, menghukum dia untuk disalib, mereka yang telah melekat diri kepadanya pada awalnya tidak berhenti menimbulkan masalah, dan suku Kristen, yang telah mengambil nama Kristen dari dia, tidak punah bahkan tetap hadir sampai hari ini. “ [1]
Josephus, Antiquities 18. 63–64 seperti yang diedit oleh FF Bruce dalam bukunya Jesus and Christian Origins Outside the New Testament, hal 39.
Pernyataan ini penting. Ini menunjukkan gereja mula mula percaya akan Yesus sebagai Mesias yang ditunggu-tunggu dan mereka percaya Dia telah dibangkitkan kembali. Para pengeritik iman Kristen saat ini sering mencoba untuk membantah cerita penting tentang Yesus sebagaimana yang dicatat dalam Injil ditambahkan oleh gereja pada abad-abad berikutnya.
Jelas, Josephus sendiri tidak percaya hal-hal ini; kalau tidak, ia mungkin telah menjadi seorang Kristen. Tapi kenyataan dia tidak percaya hal-hal ini membuat kesaksiannya bahkan lebih kuat. Ia hanya melaporkan apa yang orang Kristen percaya pada masanya.
Josephus juga memberikan rincian tentang kehidupan Herodes dan Yohanes Pembaptis. Rincian itu cocok dengan cerita Alkitab tentang kehidupan orang-orang ini.
Para sejarawan Romawi, Tacitus dan Pliny, juga menulis rincian dari kehidupan Yesus karena mereka melihat iman Kristen menyebar di seluruh Kekaisaran Romawi. Mereka mencatat bahwa Yesus mengajar di Galilea pada zaman Herodes Antipas, dan meninggal di Yudea akibat tuduhan Imam Kayafas dihadapan gubernur Romawi , Pilatus. Mereka juga mencatat bagaimana pergerakan-Yesus menyebar ke arah barat, bahkan sampai ke Roma sendiri.
Kehidupan Yesus tidak di tambah-tambah oleh gereja selama berabad-abad, sehingga cerita yang dicatat dalam Injil ketika itu, sama seperti yang kami miliki saat ini.
Kami memiliki tulisan-tulisan orang-orang yang disebut “Para Pendiri Gereja,” yaitu para pemimpin gereja di generasi setelah para rasul. Kita temukan orang-orang seperti Clement dan Ignatius sesuai dengan tulisan-tulisan mereka tidak berbeda dengan Injil yang kita miliki saat ini. Hal ini hanya memperkuat bahwa kisah Yesus telah ditulis pada abad pertama.
Dalam Lukas 1: 1–3, kita juga melihat bukti-bukti ini karena Lukas juga menuliskan catatan alkitab tersebut.
Apakah Yesus benar-benar bangkit dari kematian? Bukti apa yang kita miliki?
Fakta bahwa Yesus dihukum mati tidak dibantah oleh sumber-sumber pada abad pertama. Peristiwa itu terjadi dihadapan publik. Namun sejarah tidak memiliki catatan tentang orang-orang Kristen mula-mula yang pergi menyembah kubur Yesus, seperti pada umumnya kebiasaan orang Yahudi, bila ada orang suci yang meninggal dunia.
Tidak ada yang menyembah kubur Yesus karena kubur itu kosong.
Dengan situasi seperti itu, kita mungkin bertanya, “Siapa yang mengambil jasad tubuh Yesus?” Orang-orang Yahudi tidak bisa mendapatkan jasad tubuh Yesus. Jika mereka dapat mengungkapkan tubuh Yesus, tentu mereka dapat membasmi pergerakan Kristen sebelum pergerakan itu menyebar luas.
Apakah para murid menyimpan jasad tubuh Yesus? Jika mereka melakukannya, perilaku mereka tentu aneh. Mereka sendiri yang mengajarkan kejujuran dan kesetiaan sebagai hal yang benar, sementara mereka sendiri munafik. Banyak dari mereka meninggal sebagai seorang martir, namun tidak satupun yang membantah fakta bahwa mereka telah melihat Yesus bangkit.
Jika Yesus hidup dan bangkit dari antara orang mati, kita tidak dapat menjelaskan perubahan mendadak yang terjadi dalam pengikut Yesus dan kebangkitan agama Kristen pada abad pertama.
Wahyu 1: 5 & 6 menjelaskan hubungan kita dengan Yesus ⎯ “[Dia] telah membebaskan kita dari dosa-dosa kita oleh darah-Nya.”
Baca Wahyu 1 : 19–20
Ayat 19 dan 20 disajikan dalam pasal pertama ini untuk mengingatkan kita tentang apa isi selanjutnya dari kitab Wahyu
“Tuliskan … apa yang engkau lihat, apa yang sekarang terjadi dan apa yang akan terjadi nanti.”
Pada dasarnya, hal itu terdiri dari serangkaian pesan yang diberikan kepada Yohanes dari Yesus untuk disampaikan kepada gereja-Nya. Dia menulis apa yang dilihatnya dalam khayal, yang berisi hal-hal sedang terjadi didalam gereja-gereja tersebut pada waktu itu, tetapi juga menunjukkan apa yang akan terjadi di masa depan.
Pekabaran ini dimaksudkan untuk mendorong gereja-gereja itu, meskipun akan terjadi masa-masa sulit , Yesus telah memperingatkan sejak awal, dan jika kita tetap dekat dengan-Nya dan percaya kepada-Nya, Dia akan selalu bersama kita dan membantu kita melalui masa-masa sulit.
Pengetahuan ini akan menjadi penghiburan yang besar bagi gereja: Yesus mengerti apa yang sedang terjadi, dan menawarkan nasihat dan dorongan semangat dan janji-janji kepada kita jika kita setia.
Bukankah ini layak dipertimbangkan?
Sekitar 2.000 tahun yang lalu, seorang pria lahir dari orang tua petani di tanah kecil lebih kecil dari Tasmania, Australia. Dia tidak pernah menerima pendidikan formal atau bepergian di luar negeri , kecuali sekali waktu ketika, sebagai bayi, dia dibawa ke Mesir untuk melarikan diri dari orang-orang yang ingin membunuhnya.
Masa kecilnya dihabiskan bekerja sebagai tukang kayu di bengkel ayahnya. Ia tidak memiliki kekayaan atau pengaruh di antara para pemimpin dari generasinya. Hanya sedikit informasi yang ada tentang masa kecil orang ini. Para penulis tentang dia menghabiskan sebagian besar waktu mereka berurusan dengan cara dia meninggal.
Dia meninggal kematian yang kejam seolah penjahat biasa, dihina oleh massa yang menonton dan ditinggalkan oleh teman-temannya. Secara teori, sejarah menunjukkan semua pengetahuan dan kenangan tentang hidupnya harusnya sudah hilang bersama dengan generasi saat itu.
Namun, fakta sejarah telah menunjukkan sebaliknya.
Memang benar bahwa kehidupan dan ajaran para pengikutnya sering kali kurang mewakili Yesus, tetapi dimana saja ajarannya diikuti dengan setia , maka dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup. Contohnya, ada hukum emas mengenai praktek kehidupan:
“Lakukan kepada orang lain , apa yang engkau ingin mereka lakukan kepada mu.” (Lihat Matius 7: 12)
Ajaran ini telah membantu untuk:
- Menaikan hak asasi perempuan dan anak-anak.
- Buat Rumah Jompo , anak yatim, tunawisma dan tak berdaya
- Menghapuskan perbudakan dan praktek tidak manusiawi
- Membangun rumah sakit dan bantuan medis ke negara-negara miskin.
Dia mengajarkan kita untuk mengampuni musuh-musuh kita dan tidak menyimpan dendam (lihat Matius 18: 21–35). Dunia pasti akan menjadi lebih baik, ketika lebih banyak orang memilih untuk mengikuti ajaran-ajarannya.
Dia tidak pernah belajar kedokteran , ketika dilakukan dengan serius, telah membantu jutaan orang mengatasi tekanan hidup, oleh jaminannya, Allah mengasihi dan peduli. Dia tidak pernah memimpin tentara; namun selama berabad-abad, ia telah menginspirasi jutaan orang dari berbagai bangsa, ras dan tingkat pendidikan untuk menyerahkan hidup dan masa depan mereka, tanpa satupun tembakan senjata.
Tepat sebelum dia meninggal dia berkata: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi firman Ku tidak akan pernah berlalu” (Matius 24: 35).
Hari ini, kita dapat melihat kebenaran kata-katanya.
Nama-nama filsuf besar, ilmuwan dan politisi dari masa lalu telah datang dan menghilang tidak jelas kemana arahnya.
Namun nama orang ini (Yesus) terus tumbuh berpengaruh, seperti yang dinyatakan bahwa ajarannya memberikan harapan, makna dan tujuan untuk hidup mereka. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Penulis: Dr. Jon Paulien & Dr. Graeme Bradford,
Penterjemah: Michael Mangowal