Efesus & Smyrna

Michael Mangowal
13 min readApr 19, 2021

--

Efesus

Sejauh ini kita pelajari bahwa kitab Wahyu menjadi kitab yang penting dengan nasihat yang datang langsung dari Yesus; Yohanes menggunakan gambaran dari kaabah zaman perjanjian lama untuk menunjukkan Yesus berada di ruang pertama di kaabah. Tugas para imam adalah untuk menjaga agar lampu tetap menyala dengan terang. Yesus — sebagai Imam Besar — sedang berada didalam kaabah disurga, menjaga agar lampu jemaat tetap bersinar. Adalah merupakah berita yang menguatkan bagi kita semua.

Tujuh Pesan kepada Tujuh Gereja

Tujuh pesan ke tujuh jemaat adalah yang pertama dari beberapa penglihatan yang menggunakan angka tujuh atau berlapis tujuh yang terdapat dalam seluruh Kitab Wahyu. Yohanes menjelaskan tujuh jemaat, tujuh meterai, tujuh sangkakala, dan tujuh malapetaka dicurahkan dari tujuh cawan.

Ada adegan pembukaan yang mendahului masing-masing dari penglihatan berlapis tujuh. Sebagai contoh, penglihatan Kristus di antara ketujuh kaki dian (lihat Wahyu 1:12 − 20) datang sebelum penglihatan malaikat menangani tujuh surat kepada tujuh jemaat dalam Wahyu 2 dan 3.

Adegan pengantar

Adegan pengantar mirip seperti latar panggung sebelum setiap adegan dari setiap khayal berlangsung.

Sebagain dari kitab Wahyu dibentuk pada model drama Yunani kuno, dengan tujuh tindakan dan tujuh adegan dimainkan dengan latar pengenalan masing-masing khayal ini.

Dalam Kitab Wahyu, Allah menggunakan format bentuk drama sederhana untuk mengirimkan pesan tentang apa yang nyata terjadi di alam semesta. Gereja-gereja dimaksudkan untuk mencerminkan citra Yesus di bumi ketika mereka berusaha untuk mengikuti jejak-Nya.

Kehiidupan pada abad pertama

Kita akan melihat seperti apa kehidupan pada abad pertama. Kami akan mengeksplorasi kota dan orang-orang kepada siapa buku ini pertama kali ditulis dan melihat bagaimana suasana setempat mempengaruhi kehidupan Kristen yang tinggal di kota-kota.

Tidak ada dua gereja yang persis sama atau diperlakukan dengan cara yang sama, sehingga Yesus berhubungan dengan mereka secara individu. Biasanya, Yesus menyampaikan beberapa hal pertama yang baik dan kemudian memberi mereka beberapa nasihat.

Pada akhirnya ada janji bagi mereka jika mereka mengikuti-Nya dengan setia dan melakukan hal yang benar.

Yesus digambarkan secara berbeda kepada setiap gereja

Apa yang membuat menarik dalam pengamatan ini adalah kenyataan bahwa bagian kedua dari setiap surat- deskripsi tentang Yesus-dalam dua pasal tersebut menyebutkan karakteristik Yesus seperti yang telah disebutkan dalam Wahyu 1.

Misalnya, surat kepada Efesus (lihat Wahyu 2: 1) menggambarkan Yesus sebagai yang memegang ketujuh bintang di tangan-Nya (bandingkan Wahyu 1:20) dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas (bandingkan Wahyu 1: 12,13) .

Dalam surat kepada Smyrna (lihat Wahyu 2: 8), Dia adalah yang pertama dan yang terakhir, yang telah mati dan hidup kembali (bandingkan Wahyu 1: 17,18). Kemudian dalam surat kepada Pergamus (lihat Wahyu 2:12), Dia datang dengan pedang tajam bermata dua (bandingkan Wahyu 1:16). Demikian hal itu berlangsung.

Tidak ada gereja yang mengambil seluruh gambaran lengkap dari Yesus. Dengan kata lain, Yesus memberikan gambaran berbeda tentang dirinya dalam masing-masing dari tujuh jemaat. Menghormati kebutuhan unik dan karakteristik masing-masing gereja, Dia menyesuaikan pesan-Nya dengan keadaan dan kebutuhan khusus masing-2 mereka.

Mereka bukanlah satu-satunya gereja di Asia Kecil, tetapi mereka dipilih karena pengalaman mereka, seperti yang juga tercermin dalam sejarah gereja-gereja selama berabad-abad dan dalam kehidupan manusia saat ini.

Mengapa hanya tujuh jemaat? Angka tujuh digunakan dalam Wahyu untuk mewakili kesempurnaan.

Sejarah gereja selama berabad-abad

Tentu saja, ayat-ayat kitab Wahyu itu sendiri tidak secara khusus menyatakan deskripsi dari gereja-gereja yang ditulis sebagai nubuatan sejarah gereja. Namun, ketika sejarawan gereja terkemuka Philip Schaff menggambarkan tren dari sejarah gereja, ia menggambarkan tren itu sangat mirip dengan bahasa yang digunakan Yohanes untuk menggambarkan ketujuh jemaat.

Ketika Yesus melalui Yohanes menulis kepada tujuh jemaat, Yohanes melakukan pelayanan nubuatan untuk melawan ajaran nabi-nabi palsu yang ia lihat telah mempengaruhi gereja-gereja di abad pertama.

Sebagai seorang nabi, Yohanes mampu menunjukkan penyimpangan mereka dari iman dan memprediksi konsekuensi apa yang akan terjadi pada mereka.

Kita akan melihat bahwa apa yang telah ditulis bagi setiap gereja dalam arti nubuatan yang menjangkau jauh keluar dari abad pertama.

Masalah yang dihadapi oleh ketujuh jemaat dalam banyak hal sama dengan yang pada umumnya dihadapi oleh gereja Kristen selama berabad-abad kemudian. Mereka mewakili sekilas gambaran dari semua gereja di segala zaman. Ketika beberapa karakteristik dari gereja-gereja tertentu mendominasi era sejarah gereja, maka kita tidak akan pelajarinya secara rinci.

Tidak ada pasukan Romawi yang ditempatkan di Asia Kecil pada saat itu. Masyarakat pada umumnya merasa bersyukur karena Kekaisaran Romawi menjadikan mereka aman dan makmur. Bahkan, beberapa kota berlomba-lomba untuk mendirikan ibadah bagi kaisar di kuil-kuil mereka.

Tetapi bagi orang Kristen di Asia Kecil, masalah sedang akan terjadi dengan Roma . Yohanes, sebagai pendeta mereka, berusaha untuk memperingatkan mereka bahwa kekaisaran tidak akan selalu toleran terhadap mereka.

Yohanes membesarkan hati mereka agar tetap menjaga jarak dari orang-orang kafir dan kuil tempat penyembahan mereka, dan tidak makan makanan yang ditawarkan kepada berhala atau berpartisipasi dalam upacara-upacara mereka yang tak bermoral.

Mari kita mulai melihat surat-surat ini kepada jemaat-jemaat satu per satu.

Pendapat Yesus Kristus Tentang Jemaat Nya

Teater di Ephesus yang diperkirakan dapat menampung 44000 kapasitas tempat duduk , dipercaya sebagai teater terbuka yang terbesar di dunia kuno

Surat kepada Efesus

Baca Wahyu 2:1–7

Yesus memiliki sejumlah hal positif untuk dikatakan tentang gereja di Efesus.Itu adalah gereja energik yang mengerti bagaimana bekerja (ayat 2). Para anggota Efesus adalah penyabar, tekun dan ulet serta pantang menyerah (ayat 2 dan 3). Mereka memiliki kecerdasan dan mengerti doktrin (ayat 2 dan 6).

Tertarik akan kebenaran, gereja ini tidak ingin melihat kepalsuan menyusup diantara orang-orang beriman. Sepintas, senang melihat gereja yang efektif ini tetapi ada satu masalah: gereja ini kurang dalam hal kasih (ayat 4).

Patung Diana yang dikatakan jatuh dari langit. Bagi jutaan orang, patung ini adalah hal yang paling suci di dunia. Ini adalah gambar asli patung tersebut

Pengikut Nikolaus (ayat 6)

Tidak jelas siapa mereka atau apa yang mereka ajarkan.

Menurut beberapa penulis Kristen mula-mula, mereka adalah pengikut ajaran sesat dari Nicolas Antiokhia, salah satu dari tujuh diaken gereja yang mula-mula (lihat Kisah Para Rasul 6: 5), yang berakhir dengan ajaran yang tidak alkitabiah. Arti nama Nikolaus itu sendiri berarti “penakluk manusia.”

Kehidupan Kristen mengandung banyak paradoks dan akan sulit untuk diikuti. Di satu sisi, kita memiliki panggilan untuk setia, energik, cerdas dan mengerti doktrin. Di sisi lain, Allah menuntut kita untuk lebih mengasihi. Agak sulit menjaga keseimbangan antara Kasih dan penurutan terhadap aturan dan Doktrin.

Agak sulit mengajarkan seseorang untuk hidup sesuai doktrin namun pada saat yang sama mencoba untuk mengasihi mereka. Kerinduan untuk mengajarkan kebenaran dan tindakan tegas sering menyebabkan hilangnya rasa saling mengasihi, yang merupakan karakter murid Yesus.

Seperti firman Yesus, “Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid Ku, jika kamu saling mengasihi “(Yohanes 13:35 NIV).

Allah berjanji (pada ayat 7)

Dalam ayat 7 ini terdapat janji-janji yang diambil dari dua bab terakhir kitab Wahyu, di mana kita memiliki deskripsi dari langit yang baru dan bumi yang baru.

Wahyu mengatakan bahwa menjelang akhir sejarah manusia, beberapa hal-hal buruk yang akan terjadi, tetapi pada akhirnya, semuanya akan baik-baik saja. Buku ini memberi kita harapan dan makna untuk masa depan. Itu sebabnya buku ini kita pelajari.

Di luar kekecewaan dunia, Allah memiliki sesuatu yang istimewa bagi kita. Alkitab ditutup sama seperti pada pembukaannya, yaitu dengan langit yang baru dan bumi yang baru.

Langit yang baru dan Bumi yang baru

Baca Wahyu 21:1 − 4

Allah telah mempersiapkan sebuah kota bagi umat-Nya. Di dalam kota ini adalah pohon kehidupan dan sungai kehidupan. Ada banyak simbol yang digunakan di sini untuk menggambarkan tempat yang nyata.

Pesannya sangat jelas. Dua bab terakhir dari kitab Wahyu cocok dengan dua bab pertama Kitab Kejadian. Itu adalah dunia nyata, dijadikan dengan orang-orang yang nyata.

Demikianlah hal itu akan terjadi lagi. Apa yang telah hilang, akan kita dapatkan kembali, bahkan lebih baik lagi, karena Yesus datang dan mati bagi kita dan bangkit supaya kita hidup selamanya.

Tetapi di antara kedua deskripsi-Kejadian 1, 2 dan Wahyu 21, 22-adalah cerita mengerikan perihal penderitaan. Mengapa Allah membiarkan semua itu terjadi?

Surat untuk Smyrna

Baca Wahyu 2 : 8 − 11

Ketika kita mempelajari jemaat di Smirna, kita akan melihat lagi Wahyu yang berhubungan dengan banyak isu besar zaman kita hidup. Pertanyaan penting muncul:

“Jika Tuhan itu baik- seperti yang dinyatakan oleh Alkitab- mengapa terjadi begitu banyak penderitaan dan kejahatan di dunia ini? “

Serangan teroris 11 September 2001, membuat banyak dari kita menghadapi kenyataan bahwa kita benar-benar telah terlibat dalam perang. Beberapa orang mengatakan peristiwa yang meruntuhkan World Trade Centre di New York menandai dimulainya perang model baru. Sekarang ini, sepertinya perang berlangsung tanpa akhir.

Sekitar 3000 orang tewas hari itu. Mereka terdiri dari berbagai warga negara, ras dan agama. Mereka hanya akan melakukan apa yang biasanya mereka lakukan dan mereka terperangkap dalam bencana ini.

Sebagian berhasil lolos secara luar biasa tapi sebagian yang lain tidak berhasil. Mereka yang lolos mulai bersyukur kepada Tuhan atas perlindungan-Nya. Itu hal yang luar biasa tapi bagaimana dengan mereka yang tidak lolos? Bagaimana kita melihat Allah terhadap kematian mereka?

Apakah orang-orang yang lolos dari maut adalah orang yang lebih baik? Apakah mereka memiliki hubungan yang lebih baik dengan Allah?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penting, isu sentralnya akan berkisar tentang:

  • Jika Allah mahakuasa, bisakah Dia mencegahnya?
  • Jika Dia mencintai semua kita, seperti yang dinyatakan dalam Alkitab, bukankah sudah seharusnya Dia mencegahnya?
  • Karena Dia tidak melakukan intervensi, mungkin Dia bukanlah Maha Kuasa atau Maha Kasih?
  • Atau Mungkin Dia tidak ada?

Seringkali langit tampaknya diam ketika kita menangis dan tak seorang pun yang tampaknya mendengarkan. Doa-doa kita tampaknya tak berdaya. Tetapi Alkitab menyatakan Allah adalah maha-kuat dan maha-kasih.

Penderitaan di dunia ini bukan masalah bagi seorang ateis. Mengapa mereka harus mengharapkan sesuatu yang lebih baik? Kepada siapa mereka akan mengeluh? Bagi mereka, segala sesuatu hanya apa adanya, masa depan tanpa tujuan.

Dalam nasihat ke Smyrna, kami menemukan beberapa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan iman kekal.

Smyrna dan Masyarakat Romawi

Hari ini, tidak banyak yg dapat dilihat dari kota kuno Smyrna. Daerah ini sekarang dinamakan Izmir didaerah Turki, kota dengan penduduk lebih dari 2 juta jiwa. Memiliki pantai yang indah.

Pada saat Yohanes menulis surat ini, orang Kristen sedang dipandang dengan penuh kecurigaan di banyak daerah jajahan Kekaisaran Romawi.

Orang Kristen mengklaim mereka memiliki satu agama yang benar dan ini membuat mereka dipandang seolah berpikiran sempit. Karena mereka tidak mau membakar dupa untuk Caesar, secara politis mereka dianggap tidak loyal.

Puing puing sebuah pasar di Smyrna, dimana Polycarpus pemimpin gereja yang mula-mula menjadi martir pada tahun 156 AD

Pasar adalah pemandangan umum yang dapat anda temui dari kota kuno Smyrna sekarang ini. Di daerah ini, Polycarpus, pemimpin gereja yang mula-mula, mati syahid tahun 156 AD. Hukum Ibadah kepada kaisar sedang diberlakukan dan ia menolak untuk mempersembahkan dupa untuk Kaisar.

Dia dibawa dari tempat persembunyiannya, dia tidak berusaha untuk menolak. Dia menawarkan penculiknya makanan dan minuman, dan kemudian meminta waktu untuk berdoa, yang ia lakukan selama dua jam.

Sekali lagi mereka meminta dia untuk mempersembahkan korban kepada kaisar. “Bersumpahlah atas nama Kaisar dan kami akan melepaskan engkau,” kata mereka. Dia menjawab, “86 tahun saya telah melayani Kristus dan Dia tidak pernah salah. Bagaimana aku bisa menghujat Rajaku yang telah menyelamatkan aku? “

Mereka mengumpulkan kayu untuk tiang. Dia berdiri ditiang dan minta untuk tidak perlu di ikat.

Api membakar tapi angin bertiup kencang membuat dia sedikit terhindar dari api sehingga membuat penderitaannya semakin berkepanjangan, sehingga seorang tentara menghunuskan pedang ketubuhnya untuk mengakhiri penderitaannya.

Apa yang terjadi di Smyrna akhirnya terjadi juga di Asia Kecil. Banyak orang Kristen melarikan diri menyelamatkan hidup mereka. Sebagian pergi sembunyi di bawah tanah di Cappadocia.

Lihat gambar gambar berikut, gua-gua tempat persembunyian orang Kristen, pada kedalaman 100m selama hampir 200 tahun, penganiayaan berhenti pada abad ke-4 ketika Constantine menjadi Kristen.

Miskin tapi kaya (ayat 9)

Ini adalah gereja yang Yesus katakan, “Aku tahu penderitaan dan kemiskinan mu ⎯ namun engkau kaya!” (Wahyu 2: 9).

Komentator umumnya sepakat bahwa miskin yang dimaksud disiini adalah secara literal, sementara kekayaan spiritual. Dalam keadaan miskin dan dianiaya, jemaat Smyrna kaya akan Injil, kaya dalam hal-hal yang datangnya dari Roh.

Yesus melanjutkan, “Aku tahu fitnah dari orang-orang yang menyebut dirinya orang Yahudi padahal bukan, tetapi mereka adalah jemaah Iblis” (Wahyu 2: 9).

Tampaknya hubungan gereja dengan orang-orang Yahudi dari Smirna adalah berisiko. Dan gereja menghadapi situasi berbahaya.

Pada abad kedua, Kekaisaran Romawi mengharuskan semua orang, kecuali orang-orang Yahudi untuk menyembah kaisar.

Pihak penguasa memberikan pengecualian bagi orang Yahudi untuk menghormati agama kuno leluhur mereka. Karena Roma biasanya menganggap Kristen yang mula-mula sama dengan Yahudi, maka mereka sering lolos dari penganiayaan.

Tetapi orang-orang Yahudi sendiri memiliki alasan untuk berhati-hati tentang hubungan mereka dengan Kristen.

Dua puluh lima tahun sebelumnya, semangat apokaliptik Yahudi yang berapi-api telah memprovokasi orang-orang Romawi untuk menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah, dengan korban ribuan orang. Akibatnya status Yahudi didalam kerajaan Romawi menjadi kritis, sewaktu-waktu bisa dicabut, khususnya jika orang Kristen berbicara tentang Mesias yang dapat menciptakan kecurigaan Romawi terhadap orang-orang Yahudi.

Dalam kasih, tidak ada ketakutan (ayat 10)

Pada saat Yohanes menulis kitab Wahyu, komunitas Yahudi sadar mereka berada dalam kesulitan dengan para pemimpin lokal jemaat Smyrna.

Ketika orang-orang Kristen Yahudi berbicara tentang Yesus sang Mesias dan keadaan Akhir Zaman, hal itu hanya membuat situasi lebih sulit. Dengan demikian kita menjadi paham akan kata “Blasphemy” atau “penghujatan” di sini dalam artian “fitnah.”

“Jangan takut dari apa yang Anda derita.Aku memberitahu engkau, bahwa iblis akan menempatkan beberapa dari kalian di penjara untuk menguji engkau, dan engkau akan menderita aniaya selama sepuluh hari “ (Wahyu 2:10).

Ungkapan “sepuluh hari” adalah istilah kuno yang normal untuk jangka waktu yang relatif singkat (misalnya, lihat Kejadian 24:55; 1 Samuel 25:38; Kisah Para Rasul 25: 6).

10 hari merupakan periode pengujian kesetiaan dan daya tahan masyarakat di Smyrna, seperti 10 hari ujian untuk Daniel dan teman-temannya di Babel (lihat Daniel 1:12 − 15).

Yesus berkata kepada mereka, “Jangan takut dari apa yang akan engkau derita.” Mengapa? Hanya karena: “Didalam kasih, tidak ada rasa takut. Kasih yang sempurna mengusir ketakutan. “ Dan: “kita mencintai karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yohanes 4: 18,19).

Mereka yang takut akan Allah telah menempatkan diri mereka dalam kendali-Nya dan tidak membiarkan orang lain membuat mereka khawatir. Mereka telah belajar untuk percaya kepada-Nya dalam segala situasi, karena Dia tahu semua keadaan. Allah tidak mengijinkan sesuatu terjadi yang bukan untuk kebaikan kita dalam jangka panjang.

Dan Dia juga tidak mengijinkan hal yang diluar kemampuan kita, jika kita berada dalam hubungan dengan-Nya.

Kadang-kadang kita terjebak kedalam situasi yang menguasai kita. Tetapi kita tidak perlu takut.

Kemenangan atas kematian (ayat 10–11)

Lanjut Ayat 10 :

“Jadilah setia, bahkan sampai kematian, dan aku akan memberikan mahkota kehidupan.”

Mahkota dalam ayat ini adalah mahkota yang disebut “Stephanos”- Bahasa Yunani, mahkota diberikan kepada mereka yang berjaya di Olimpiade.

Yesus mengajak mereka untuk mengikuti jejak-Nya.Mungkin mempertaruhkan nyawa mereka tetapi Dia akan membangkitkan mereka dan memberi mereka kehidupan di dunia yang lebih baik.

Ayat 11 berbicara tentang kematian kedua. Wahyu 20: 6 − 10 menjelaskan bahwa suatu hari kelak Allah akan menghukum kejahatan secara tuntas .Tidak ada seorang pun yang mengalami kematian itu. Tetapi Yesus telah mati kematian itu bagi kita, jika kita menerima Dia.

Jawaban untuk penderitaan hari ini

Sementara itu, kita hidup di dunia ini di mana hal-hal buruk bisa dan memang terjadi. Bagaimana kita bisa mengatasi masalah penderitaan di dunia kita? Apakah Kitab Wahyu membantu memberikan jawaban?

Ketika kita mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini, kita juga mulai bertanya:

Bagaimanakah sebenarnya Allah itu ?

  • Apakah Dia ingin bermain game dengan kita?
  • Apakah Dia ingin mengguncang bumi?
  • Apakah Dia ingin membuat gelombang pasang?
  • Apakah ini adalah Allah yang Yesus gambarkan kepada kita?

Sebagai titik awal, kitab Wahyu meletakkan semua kesalahan penderitaan dan kejahatan di dunia pada satu pribadi.

Wahyu 2:10 mengingatkan para anggota jemaat di Smirna bahwa setan lah yang bertanggung jawab atas dipenjaranya sebagian diantara mereka.

Wahyu menyatakan bahwa setan ada dan dia adalah penyebab dari semua kesalahan yang terjadi di dunia ini.

Kita tidak bisa belajar Wahyu dalam waktu lama tanpa menemui kehadiran Setan dan malaikat-malaikatnya. Kisahnya diuraikan dalam Kitab Wahyu.

Wahyu 12: 7–12 berbicara tentang iblis atau setan yang diusir dari surga ke bumi ini. Dan Wahyu mengajarkan kita bahwa suatu hari Allah akan menghakimi sehingga semua yang telah terjadi di belakang layar sejarah bumi akan terungkap.

Menurut Wahyu, ketika kita melihat seluruh gambaran besarnya, kita semua akan mengakui bahwa semua yang sedang terjadi masih dalam kendali kuasa Allah dan Dia bijaksana dan adil dalam segala jalan-Nya (lihat Wahyu 15: 3, 4; 19: 1, 2).

Pada akhirnya — menurut Wahyu 20: 10-iblis dan orang-orang yang mengikutinya akan dihancurkan.

Kebahagiaan kita tergantung pada percaya kita kepada-Nya

Sebuah masalah besar di seluruh Wahyu adalah bahwa Allah dipandang adil dalam semua urusan-Nya. Tetapi kenyataannya, Dia sedang dicobai. Kebahagiaan kita tergantung pada percaya kepada-Nya.

Ketika kita sampai pada akhir kitab Wahyu, kita akan melihat langit yang baru dan bumi yang baru yang Allah akan berikan kepada mereka yang setia. Kami akan melihat ini secara rinci. Ini akan menjadi sesuatu yang istimewa. Tapi bagaimana mungkin kita akan menikmatinya jika Tuhan tidak bisa dipercaya sebagai yang berlaku adil? Bayangkan jika Allah memiliki hari baik atau hari buruk seperti kita.

Jawaban yang pasti atas penderitaan dalam hidup kita adalah iman.

Alkitab berbicara tentang memiliki “iman seperti anak-anak (Lihat Matius 18: 3).

Ada banyak hal yang kita tidak mengerti tapi kami percaya suatu hari, Allah akan membuat segalanya jelas bagi kita.

Kita melihat pada sesi terakhir , bahwa Tuhan tidak tinggal “di luar sana” jauh dari kita. Dia datang dekat dengan kita ketika Yesus lahir ke dunia ini dan menjadi salah satu dari kita.

Kita perlu percaya pada Yesus. Ini adalah pesan yang Yesus berikan kepada gereja di Smyrna.

Seperti yang Yesus katakan, engkau akan menjadi kecewa dan dikhianati oleh beberapa orang yang mengaku pengikut Tuhan. Mereka adalah pengikut setan. Iblis akan mencoba engkau dan melemparkan engkau ke dalam penjara. Tetap setia, bahkan jika mengorbankan hidup mu, karena engkau akan menerima mahkota kehidupan.

Penulis : Dr Jon Paulien & Dr Graeme Bradford

Lanjut Episode#4 Pergamus & Tyatira

--

--