Sangkakala kelima dan enam
Gambaran Umum
Perjanjian yang dibuat antara Allah dan umat Nya adalah kunci yang penting dalam memahami kitab Wahyu. Allah rindu agar semua umat Nya dapat menjadi pemenang yang akan berbagi tempat untuk duduk di Tahta Allah.
Ditiupnya sangkakala merupakan panggilan yang membawa kepada pertobatan hidup.
Suara sangkakala adalah seruan penghakiman bagi mereka yang tidak memiliki meterai Allah yang juga disebut sebagai “mereka yang diam di bumi”
Sama halnya ketika meterai dibuka yang merupakan tanda kasih Allah yang sedang bekerja untuk mengingatkan umat Nya akan konsekuensi bila mereka gagal menurut akan perjanjian itu, demikian juga bunyi sangkakala menunjukkan bahwa Kasihnya juga sedang bekerja untuk mengingatkan mereka yang menganiaya umat Nya tentang konsekuensi dari perbuatan mereka.
Keduanya menunjukkan bagaimana Allah bekerja untuk membawa manusia kembali kepada Nya agar dapat diselamatkan.
Melihat kembali pada empat sangkakala yang pertama
Tujuh sangkakala adalah penghukuman pada mereka yang telah membunuh dan menganiaya umat Allah yang setia.
Tujuh sangkakala membawa pekabaran yang menguatkan bagi mereka yang dilecehkan, diabaikan, dan dibunuh karena iman mereka.
Sangkakala meyakinkan mereka bahwa Allah secara aktif bekerja menghadapi orang-orang yang menindas mereka. Dan penghakiman bagi mereka sudah dimulai dalam hidup ini.
Wahyu 6: 9, 10 mengungkapkan seruan dari umat Allah yang muncul dari gambaran meterai yang keenam.
Ini adalah seruan yang terdengar di seluruh era Kristen. Umat Allah telah mengalami masa-masa sulit, bahkan sering di tangan orang-orang yang mengaku Kristen. Mereka ingin agar Allah campur tangan dan bertindak atas ketidakadilan ini. Mereka memohon kepada Allah untuk membalas penduduk bumi.
Meterai yang keenam ini menjadi sebuah ayat petunjuk arah perihal dibunyikannya tujuh sangkakala atas penduduk bumi (lihat Wahyu 9:13).
Dalam Wahyu 8: 2–5, sebelum sangkakala dibunyikan, sekali lagi kita melihat umat-umat Tuhan yang berdoa. Akibatnya, hukuman dijatuhkan ke bumi dalam bentuk api dari malaikat yang memegang pedupaan dari emas.
Doa umat Allah dilihat sebagai alasan dibunyikannya sangkakala (lihat Wahyu 8: 6). Perhatikan kata “maka” yang digunakan dalam kedua ayat 5 dan 6. Jelas doa umat Allah sangat penting. Lalu mengapa kita begitu jarang berdoa ?
Penghakiman sangkakala adalah peringatan bagi mereka yang menentang Allah dan umat-Nya. Bahkan pada jam 11 (jam-jam terakhir), masih mungkin bagi mereka untuk kembali kepada Tuhan (lihat Wahyu 9:20, 21).
Kebanyakan orang tidak mau mengambil kesempatan itu, tetapi sebagian akan menanggapi pemberitaan panggilan Injil untuk memuliakan Allah (lihat Wahyu 14: 6, 7).
Wahyu 8:13 mengatakan ada tiga kesengsaraan yang dihasilkan oleh sangkakala kepada “penduduk bumi”; namun yang paling buruk belum datang. Kita melihat bahwa sangkakala merupakan peristiwa yang berurutan karena mereka diumumkan satu demi satu dan masing-masing berakhir sebelum yang berikutnya dimulai (lihat Wahyu 9:12).
Kemudian, dalam Wahyu 11:13, beberapa orang yang ketakutan yang lolos dari bencana yang disebabkan oleh penghakiman sangkakala, datang berbalik kepada Allah dan memuliakan Dia. Mereka datang kepada Kristus sebelum Allah menutup pintu kasihan pada bunyi terompet yang ketujuh (lihat ayat 15).
Urutan Waktu ketika sangkakala dibunyikan
Bagian awal
Adegan dalam Wahyu 8: 1–6 adalah dalam bahasa yang digunakan pada akhir layanan harian di Kaabah. Ketika anak domba selesai dipersembahkan, orang-orang di luar Kaabah berdoa dalam keheningan, menunggu imam datang kepada mereka.
Ketika imam keluar, tujuh sangkakala dibunyikan. Dengan demikian, adegan ini datang setelah dan sebagai akibat dari salib. Dengan demikian sangkakala mulai dibunyikan setelah kematian Yesus.
Bagian akhir
Sangkakala yang ketujuh yang dibunyikan itu terkait dengan akhir dari misteri Allah (lihat Wahyu 10: 6, 7).
Paulus selalu mengidentifikasi Injil sebagai misteri Allah (lihat, misalnya, Efesus 6:19).
Dalam Wahyu 11:15, sangkakala ketujuh dibunyikan dan Allah menyatakan kerajaan-Nya.
Oleh karena itu, kita melihat kepada kegenapan Sangkakala selama era Kristen — dari Kalvari sampai kepada saat Yesus datang kembali . Yang merupakan peristiwa yang terjadi secara berurutan seperti yang diungkapkan oleh malaikat yang menyerukan kesengsaraan karena ada tiga sangkakala yang belum terdengar (lihat Wahyu 8:13).
Bunyi Sangkakala adalah suatu peringatan
Hal ini penting untuk diingat bahwa tujuh sangkakala seluruhnya adalah tentang Allah, umat-Nya, dan musuh-musuh mereka. Pertentangan yang terjadi berkaitan dengan isu-isu keselamatan. Pertempuran antara Kristus dan pasukan setan.
Dibunyikannya tujuh sangkakala ‘adalah penghakiman Allah atas orang-orang yang menentang umat-Nya. Hal itu adalah peringatan untuk bangun, sebagai peringatan awal dari jatuhnya tujuh “bala terakhir” (lihat Wahyu 15: 1). “ Malapetaka / Bala” karena mereka didahului oleh tujuh sangkakala
Ada kesamaan antara peristiwa kedua seri atau rangkaian malapetaka. Namun perbedaan besarnya terdapat didalam kenyataan bahwa, ketika tujuh bala terakhir dicurahkan, pintu kasihan sudah tertutup bagi semua orang.
Wahyu 15: 8 menyatakan disana bahwa tidak ada lagi mediator didalam tempat kudus yang berdiri di antara murka Allah dan orang-orang yang menerima tulah.
Dalam Wahyu 8:13, elang terbang mengitari seperti burung pemakan bangkai sementara kematian dan kehancuran sedang berlangsung. Dengan terdengarnya sangkakala kelima dan keenam, kegelapan akan lebih dalam.
Sangkakala keempat menuntun kepada yang kelima
Dalam sangkakala kelima, kuasa kegelapan dilepaskan dan sejak itu terjadi kemerosotan. Tetapi kita perlu untuk mengambil lebih banyak waktu pada sangkakala keempat untuk dapat mengerti sangkakala kelima dan keenam.
Yohanes 14:29 memberi kita prinsip penting ketika ingin memahami nubuatan Alkitab. Apa prinsip penting itu?
Nubuatan paling tepat dipahami ketika peristiwa itu sedang terjadi.
Dalam khotbah diatas bukit yang terkenal, perihal akhir dunia, Yesus memperingatkan bahwa akan ada masa-masa sulit di depan yang akan dialami umat-Nya.
Jika kita melihat Matius 24, kata kunci dalam ayat 4, 11 dan 24 adalah “penipuan.” Yesus memperingatkan bahwa sementara Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi akan bermunculan, Anda seharusnya tidak disesatkan oleh mereka.
Di sisi lain, Dia juga mengatakan kepada kita bahwa kabar baik dari Injil akan diberitakan ke seluruh dunia (lihat Matius 24:14).
Saat kita mendekati akhir zaman, kita melihat tanda-tanda, nabi palsu — dan Injil diberitakan. Dalam kebanyakan kasus, pembahasan tentang agama tidak sepenuhnya tentang benar atau salah. Agama biasanya merupakan campuran hal-hal yang baik dan buruk bahkan sering kali abu-abu, bukan secara tegas putih atau hitam.
Sehingga ketika kita membandingkan agama-agama yang ada, garis pemisah yang terbesar adalah tentang kematian penebusan Kristus. Yaitu, Kristus telah mati untuk kita: Ia mengambil tempat kita dan meninggal atas kematian yang seharusnya milik kita.
Ajaran-ajaran lainnya tumbuh dari satu konsep besar ini yang hanya terdapat didalam kekristenan. Ini adalah konsep yang mempersatukan tetapi yang juga memisahkan. Ini akan menjadi faktor pemisah yang besar di akhir zaman.
Kita perlu untuk selalu mengingatkan diri kita perihal kabar baik. Kita cenderung untuk melupakannya ⎯ untuk itu mari kita lihat lagi:
Kristus meraih kemenangan yang mulia bagi kita ketika Dia mati dan bangkit kembali mewakili kita . Keselamatan ini adalah gratis sebebas udara yang kita hirup (lihat Roma 3: 21–26).
Setelah kita menerima keselamatan, Allah mulai bekerja di dalam kita. Roh Kudus memberi kita kelahiran baru dan kita menjadi ciptaan baru (lihat 2 Korintus 5:17)
Ketika Allah membuat keajaiban ini dalam hidup kita, kita tahu hal itu telah terjadi. Batin kita menjadi saksi untuk hal ini (lihat Roma 8:16).
Bagaimana kita bisa mengerti akan hal ini?
Dua konsep digabungkan untuk menolong kita untuk mengetahui bahwa Allah mengasihi dan menerima kita:
- Sabda Allah yang tertulis , Alkitab.
- Ada pengalaman batin, yang merupakan kesaksian Roh Kudus bagi kita secara internal.
Seluruh isi buku Wahyu dalam Alkitab ditulis untuk membantu kita untuk mengetahui bahwa Allah mengasihi dan menerima kita. Seluruh pengalaman Rasul Yohanes melalui surat ini, memberitahu kita bagaimana kita mengerti bahwa kita adalah anak-anak Allah. Pada akhirnya ia merangkum bagi kita.
Baca 1 Yohanes 5 : 10–13
Perhatikan dua poin berikut ini:
- Ada kesaksian di dalam hati / pengalaman batin (lihat ayat 10) dan
- ada juga apa yang tertulis (lihat ayat 13).
Disinilah pola atau model otoritas rohani diuraikan untuk menuntun kita.
Alkitab dan Roh Kudus bekerja sama, untuk membantu kita tetap berpegang kepada Kristus.
Tidak cukup hanya dengan Alkitab saja. Tanpa bantuan Roh Kudus, kita tidak akan pernah memahami maknanya. Dan juga tidak cukup mencari bimbingan secara internal oleh Roh Kudus saja tanpa kata-kata yang tertulis.
Keduanya (Roh Kudus dan Kitab Suci) dibutuhkan untuk menjaga kita tetap pada jalur yang benar.
Roh Kudus tidak bertentangan atau mendahului kitab wahyu yang sudah diberikan oleh dia dalam Kitab Suci.
Injil sebagaimana yang terungkap dalam Kitab Suci dan yang dialami dalam hidup kita akan menjadi pegangan bagi kita untuk menguji segala sesuatu yang datang kedalam kehidupan kita.
Dan ada banyak pengajaran yang sedang mengetuk pintu kita sekarang ini.
Wahyu menjelaskan perihal dunia agama palsu pada akhir sejarah manusia di bawah judul “Babel,” yang berarti kebingungan. Dimana hal itu terdiri dari Naga, Binatang dan Nabi Palsu, ⎯ disatukan oleh pekerjaan mujizat-mujizat roh iblis .
Dunia agama pada saat ini
Boleh dikatakan bahwa dua kata terbaik yang dapat menggambarkan rangkuman berbagai keyakinan dan agama di zaman sekarang adalah:
- Syncretism / Sinkretisme (Penyatuan aliran)
- Mysticism / Mistik ( Tasawuf)
Syncretism / Sinkretisme (Penyatuan aliran)
Ide di balik sinkretisme adalah bahwa semua agama hanyalah refleksi dari satu agama universal. Seperti jari-jari pada roda sepeda, semua jalan menuju Tuhan di tengah.
Sinkretisme adalah salah satu isu yang dibahas dalam beberapa surat kepada tujuh jemaat. Sebagian mereka melaporkan bahwa teman-teman orang Kristen mereka telah mengakomodasi ibadah pemujaan kafir dari kuil2 ke dalam kehidupan Kristen. (lihat Wahyu 2:14, 15, 20)
Sekarang ini, berbagai keyakinan di banyak agama tampaknya berbaur bersama-sama. Muncul bayangan di malam redup-remang. Dalam keadaan dan situasi seperti ini, adalah penting untuk mempelajari Alkitab dengan lebih dalam .
Mysticism / Tasawuf
Konsep yang tersirat dalam mistisisme memberikan dasar untuk bekerja sama dan penerimaan atas agama masing-masing.
Mistisisme adalah sarana dimana seseorang memperoleh pengetahuan tentang Allah dan kebenaran rohani melalui batin , yaitu pengalaman subjektif bukannya fakta luar dan ungkapan wahyu yang objektif.
Benar-benar hanyalah suatu peristiwa batin, tanpa proses logis yang rasional.
Hal ini memiliki daya tarik yang luar biasa untuk orang-orang dengan tipe kepribadian tertentu, dan memiliki daya tarik yang luas karena ada kerinduan manusia secara universal untuk memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.
Di era gereja Kristen yang mula-mula banyak yang terjebak dalam dunia pagan era dimana keKristenan lahir. Mereka mulai menambahkan Injil dengan beberapa filsafat Yunani dengan doktrin-doktrin bahwa tubuh dan materi adalah jahat; mereka mengatakan bahwa pengalaman spiritual batin adalah yang terutama dari semua itu.
Mereka percaya Kristus hanya muncul untuk memiliki bentuk materi atau fisik.
Konsepnya adalah bahwa untuk sampai kepada Tuhan, Anda harus memperjuangkan jalan Anda sendiri dengan menaiki tangga pemahaman akan misteri Allah.
Paulus menulis surat kepada jemaat Kolose untuk memerangi ajaran-ajaran ini. Gereja yang mula-mula berperang melawan kekuatan-kekuatan itu dan mengalahkan mereka.
Namun sekarang kita melihat hal itu muncul kembali di zaman kita. Bahkan, beberapa yang masih memegang doktrin ini mengklaim bahwa ketika itu mereka tidak ditangani secara adil oleh orang-orang Kristen dan sekarang mereka mau kembali untuk merebut kembali apa yang hilang.
Perbedaan besar dalam kepercayaan
Selama berabad-abad, perbedaan tradisional antara Protestan dan Katolik adalah masalah otoritas.
Apakah Alkitab menjadi satu-satunya sumber pengetahuan dan ajaran tentang Allah, atau Alkitab dengan ditambah apa yang ditafsirkan secara tradisi?
Tetapi sekarang ada dimensi lain yang ditambahkan, yaitu ketika banyak ilham dan wahyu yang diterima secara langsung, telah menggantikan otoritas Alkitab. Sekarang yang terjadi adalah tarik menarik antara murni Alkitab versus ilham dan wahyu yang langsung datang dari Allah.
Sebagian pengamat melihat ini sebagai perkembangan bentuk baru dari agama Kristen, didorong oleh pertambahan penduduk yang pesat dan pertumbuhan jemaat.
Apa pendapat Anda tentang kalimat-kalimat berikut?
- Sesuatu mungkin berasal dari Allah namun pada saat yang sama mengandung beberapa hal yang salah.
- Sesuatu mungkin bukan dari Allah namun mengandung beberapa hal yang benar.
- Mungkin sesuatu bisa bermula dari Allah namun akhirnya bisa salah.
- Mungkin sesuatu bisa mulai dengan salah namun menjadi benar ketika bersama Allah.
Dapatkah hal ini juga berlaku kepada individu? Apakah mungkin bagi orang Kristen yang tulus dan setia untuk kemudian berada di kelompok yang salah? Atau mungkinkah orang-orang Kristen yang tidak murni, yang tidak tulus namun berada pada kelompok yang benar?
Betapa pentingnya bagi kita untuk tetap dekat dengan Kristus dan mengerti mengapa kita bisa memiliki kepastian dalam hubungan kita dengan Dia.
Pusat dari konflik itu adalah bagaimana kita dapat dengan sungguh-sungguh mempertahankan kepercayaan kita kepada-Nya dan tidak melepaskannya. Sementara kita percaya kepada-Nya kita sudah berpindah dari maut ke dalam hidup. Ketika saya percaya kepada Nya saya selamanya aman.
Kehidupan Kristen yang normal
Ketika berbicara tentang bertumbuh dalam kehidupan Kristen kita, Alkitab bukan sedang mengajarkan untuk duduk-duduk dan menunggu pengalaman ajaib yang akan terjadi kepada anda.
Sebaliknya Alkitab mengajarkan bahwa orang Kristen yang telah menerima karunia hidup di dalam Yesus merespon dengan kehidupan yang aktif seperti seorang atlit yang disiplin (lihat 1 Korintus 9: 24–27).
Mereka juga harus terus berlatih ke arah batas tertinggi dan meninggalkan di belakang mereka, semua kegagalan mereka.
Ketika kita tahu bahwa Allah mengampuni kita karena hubungan kita dengan Yesus maka kita tidak lagi merasa dikutuk. (Lihat Filipi 3: 12–14)
Orang Kristen tidak menempatkan pikiran mereka pada posisi netral ( persneling gigi transmisi mobil pada posisi netral) ; mereka harus terus memperbaharui pikiran mereka oleh karya Roh Kudus.
1 Petrus 4: 7 mengatakan “Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.”
Peringatan diberikan mengenai kedatangan sangkakala kelima dan keenam.
Turunnya masa kegelapan yang sangat Hebat
Kegelapan mengerikan membuka jalan untuk sesuatu yang bahkan lebih buruk terjadi pada penduduk bumi. Elang seperti burung pemakan bangkai terbang di udara mengumumkan pesan kiamat (lihat Wahyu 8:13).
Di sisi lain dari konflik ini, kita melihat secara paralel akan nasihat Tuhan bagi umat-Nya yang ditemukan dalam Wahyu 14: 6–12. Ini adalah panggilan kepada manusia untuk menyembah Allah yang benar. Hal itu mencela Babel yang telah menjadi penuh dengan kegiatan roh-roh jahat. Hal ini sebagai peringatan akan datangnya tes atau ujian agama yang benar perihal ibadah.
Kedua peristiwa ini terjadi secara bersamaan: kesengsaraan yang datang dari malaikat yang meniup tiga sangkakala terakhir dan panggilan atau seruan dari tiga malaikat dalam Wahyu 14.
text dalam gambar >> Para pengikut Kristus mempraktekkan seluruh latihan ketekunan seorang atlit.
Sangkakala Kelima
Baca Wahyu 9:1–11
Bagian dari buku Wahyu ini adalah salah satu bagian yang paling menakutkan dalam buku ini. Sebuah bintang dari langit menerima kunci lobang jurang maut. Dibukanya lobang jurang maut berakibat terjadinya kegelapan yang benar-benar menghapus sinar matahari dan angkasa. Kegelapan itu ternyata adalah keluarnya belalang, agen dari Apollyon (lihat Wahyu 9: 3, 10 dan 11).
Kedengarannya seperti film horor. Bagaimana kita bisa melihat Kristus dalam semua ini?
Sebuah bintang jatuh dari langit; itu adalah bintang yang sama dengan yang ada di sangkakala ketiga.
Bintang adalah orang yang digambarkan sebagai malaikat lobang jurang maut (lihat Wahyu 9:11). Dalam bahasa Ibrani, namanya adalah Abaddon; dalam bahasa Grika, namanya Apollyon.
“Abyss” adalah kata yang digunakan dalam Kejadian 1: 2 untuk menggambarkan kekacauan bumi. Abyss atau jurang lobang maut dikatakan sebagai gua bawah tanah tanpa ujung di mana para pemberontak surga dikurung untuk sementara waktu, setelah itu mereka akan menerima hukuman mereka.
Dalam Lukas 8:31, roh-roh jahat memohon kepada Yesus untuk tidak mengirim mereka ke dalam lobang jurang maut.
2 Petrus 2: 4 berbicara tentang malaikat jahat yang dibuang di “ruang bawah tanah yang suram” sampai hari kiamat.
Abyss adalah lobang jurang maut tempat di mana Setan akan dipenjarakan selama 1000 tahun, menurut Wahyu 20: 1–3.
Jadi apa yang kita baca di sini adalah dilepasnya kekuatan jahat dari tempat dimana mereka dikurung untuk sementara waktu. Mereka sekarang dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan berbahaya mereka.
Wahyu 9: 3 menggambarkan mereka seperti wabah belalang .
Gambaran itu datang dari Yoel 2: 1–11, ketika belalang digambarkan sebagai bangsa-bangsa yang melakukan penghukuman seperti Babel. Mesir juga memiliki wabah belalang; Israel menderita sama seperti ketika mereka melanggar perjanjian.
Kekuatan jahat yang dilepaskan
Makhluk jahat ini diberikan kuasa hanya untuk menyiksa saja, bukan untuk membunuh. Jelas mereka bukan belalang nyata karena belalang tidak menyengat dengan ekor mereka (lihat Wahyu 9:10).
Kekuatan jahat digambarkan seolah-oleh seperti kalajengking yang berkuasa. Sengatan kalajengking adalah salah satu hal yang paling menyakitkan yang manusia masih bisa tahan.
Perhatikan kesamaan dengan kata-kata Yesus kepada murid-murid-Nya. Dalam Lukas 10: 17–20, Yesus menghubungkan kejatuhan Setan, kalajengking dan roh-roh jahat bersama-sama ketika Dia berbicara perihal musuh yang tidak memiliki kekuatan untuk menyakiti umat Allah.
Sangkakala ini adalah tentang dilepaskannya kekuatan jahat yang sampai sekarang masih disimpan di tempat sementara. Ini adalah wabah setan. Kita melihat dunia dalam kondisi seolah-olah Tuhan sedang melepas kuasa kejahatan.
Sebelum ini, ada kegelapan parsial dalam sangkakala keempat; lalu kemudian menjadi lebih gelap lagi ketika asap yang keluar menutupi matahari dan langit.
Karena umat Allah sudah dimeteraikan (lihat Wahyu 9: 4) mereka tidak akan kena wabah. Meterai itu adalah meterai perlindungan Allah. Menggunakan bahasa yang sama seperti pada sangkakala pertama, umat Allah sekali lagi disebut rumput, tanaman dan pohon.
Ingat, dalam Wahyu 7: 1–3, kita membaca tentang malaikat-malaikat yang masih menahan kekuatan penghancur sampai umat Allah dimeteraikan pada dahi mereka. Jelas sangat penting untuk memiliki meterai ini. Kita akan pelajari di Wahyu 13 apa arti semua proses pemeteraian ini .
Seperti di zaman Nuh
Wahyu 9: 5 mengatakan makhluk jahat ini memiliki kekuatan untuk menyiksa selama lima bulan. Ini menggambarkan periode setelah Air Bah ketika air masih menggenang namun berangsur surut. Selama masa ini, Nuh dan keluarganya mendapatkan perlindungan khusus dari Tuhan sehingga banjir tidak akan membinasakan mereka.
Ketika bumi dibanjiri oleh kekuatan setan yang dilepaskan, ini akan menjadi waktu yang begitu mengerikan ketika orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya (lihat Wahyu 9: 6).
Namun, seperti halnya dengan Nuh dan keluarganya, perlindungan Tuhan akan berlaku bagi umatNya. Tidak ada yang dapat menyakiti mereka.
Wahyu 9: 7–10 menggambarkan kekuatan jahat. Seolah-olah Yohanes sedang menumpuk satu gambar ke gambar yang lainnya untuk maksud yang sederhana yaitu mencoba memberikan gambaran perihal teror yang terus meningkat.
Ini adalah puncak dari apa yang telah terjadi selama kegelapan sangkakala keempat. Terang Yesus dipadamkan dari kehidupan kebanyakan orang di seluruh dunia dan mereka dibiarkan tanpa perlindungan terhadap kuasa kekuatan jahat.
Tanpa makna atau harapan, percaya hanya kepada rasionalisme , skeptisisme dan humanisme tidak sanggup untuk melawan dilepasnya kekuatan supranatural.
Demikian juga agama yang tanpa logika dan menggantinya dengan didasarkan hanya pada perasaan dan emosi saja. Pikiran jernih yang disinari oleh pemahaman akan Alkitab sangatlah penting pada zaman ini.
Kegelapan menentang cahaya
Sangkakala kelima berisi banyak gambar yang sudah akrab bagi pembaca di era ketika Yohanes hidup.
Kegelapan adalah kebalikan dari cahaya, dan dalam Perjanjian Baru, hal itu merupakan filosofi yang menyangkal Yesus dan Injil (lihat Yohanes 3: 18–21).
Abyss atau Lobang Jurang Maut adalah tempat di mana Allah mengurung setan (lihat Lukas 8:30, 31). Ekor adalah simbol untuk nabi palsu (lihat Yesaya 9:15) .
Sementara banyak bagian dari sangkakala ini yang masih misterius, “wabah” adalah salah satu masalah spiritual yang menyiksa para pengikut setan tetapi tidak membahayakan bagi mereka yang telah dimeterai (lihat ayat 4–6).
Mereka mendorong orang jahat ke dalam penderitaan bunuh diri sementara Firman Allah mengalami “gerhana” tetapi tidak hancur.
Wahyu 8:13 mengumumkan bahwa tiga kesengsaraan akan jatuh pada penduduk bumi. Kemudian sangkakala kelima menyusul.
Dalam Wahyu 9:12 kita pelajari bahwa celaka pertama telah “berlalu jauh” — sekarang hal itu telah menjadi masa lalu. Karena pengumuman yang sama terjadi di Wahyu 11:14, yaitu setelah sangkakala keenam, tampak jelas bahwa tiga kesengsaraan dalam Wahyu 8:13 adalah sangkakala kelima, keenam, dan ketujuh.
Satu malapetaka telah berlalu ⎯ sekarang dua kesengsaraan segera datang.
Sangkakala Keenam
Baca Wahyu 9:12–21
Dalam Wahyu 9:13, mezbah pedupaan dari emas — seperti yang digambarkan sebelum sangkakala dibunyikan — muncul dalam pandangan. Hal Ini menunjukkan bagaimana doa-doa umat Allah sedang diingat kembali. Pintu masih terbuka bagi orang-orang untuk menerima Kristus karena mezbah emas pengantaraan masih dapat terlihat.
Dengan dibunyikannya sangkakala kelima, wabah setan membawa manusia ke titik di mana sejumlah besar orang mencari maut, tetapi tidak dapat menemukannya (lihat Wahyu 9: 1–6).
Dengan dibunyikannya sangkakala yang keenam sepertiga dari umat manusia diberikan keinginan mereka untuk mati.
Sama ngerinya seperti sangkakala keenam , ayat-ayat ini dimulai dengan suara dari keempat tanduk di mezbah. Alkitab menunjukkan tanduk-tanduk mezbah sebagai tempat penuh rahmat. Pada zaman Perjanjian Lama, seseorang yang mencari perlindungan yang mampu melarikan diri ke tempat kudus dan memegang tanduk-tanduk mezbah akan menerima rahmat pengampunan.
Pintu kasihan belum ditutup. Saat bumi meluncur ke tahap akhir kehancurannya sendiri, masih mungkin untuk mendengar suara Yesus dan bertobat.
Ketika hidup ini menyebabkan kita mencapai titik terendah dalam hidup, satu-satunya hal yang masuk akal untuk dilakukan adalah menggantungkan jiwa kita yg tak berdaya pada Rahmat kemurahan Allah.
Tentara mengalir seperti sungai
Ada Paralel yang kuat antara sangkakala keenam dan dua adegan lainnya dalam kitab Wahyu.
Wahyu 7: 1–4 memiliki empat malaikat, suatu bentuk pengekangan dan berkata “Aku mendengar angkanya.” 200 juta — tentara yang kuat di Wahyu 9:16, 17 berhadapan secara kontras dengan 144.000 ⎯ umat Allah yang sisa di akhir zaman .
Kita dapat mengamati bahwa hal itu sejajar dengan cawan keenam (lihat Wahyu 16:13, 16) di mana kita juga melihat sungai Efrat, bahasa militer dan segerombolan setan.
Sungai Efrat, dalam Perjanjian Lama, adalah sungai besar yang merupakan batas yang memisahkan umat Allah dari musuh-musuh mereka. Serangan mereka sering digambarkan sebagai perairan Efrat yang meluap ditepiannya dan menyapu tanah Yehuda (lihat Yesaya 8: 7, 8).
Terdengarnya sangkakala keenam hal ini menggambarkan pengumpulan tentara setan untuk pertempuran akhir zaman yaitu Armageddon. Gambaran sangkakala ini tidak untuk dipahami secara harfiah. Yohanes mendengar jumlah tentara yang menyerang 200 juta tentara bersiaga di Wahyu 9:16.
Keempat malaikat yang menahan angin pertentangan dilepaskan. Sekarang tidak ada lagi pembatasan pada kekuatan jahat. Segalanya berlangsung seperti ketika seolah-olah pasukan setan tidak ditahan oleh Allah. Ini adalah bagaimana keadaan dunia ini berlangsung jika Yesus tidak datang dan mengalahkan kekuatan jahat.
Pada gambaran yang lebih besar dari sangkakala keenam, keempat malaikat memanggil sebuah “tentara dari neraka” berpakaian merah, biru, dan kuning belerang.
Para malaikat dan tentara sama-sama memiliki satu tujuan dan hanya satu tujuan saja ⎯ yaitu untuk membunuh manusia dalam jumlah besar. Senjata ampuh mereka , yang berasal dari mulut dan ekor dari 200 juta kuda kavaleri, membunuh sepertiga dari umat manusia.
Dibalik gambaran dari semua kehancuran ini, “malaikat dari jurang lobang maut” mengintai (Wahyu 9: 1 1). Dorongan untuk membunuh dan membinasakan akhirnya muncul dari hati setan yang sombong dan penuh dendam. Seluruh dunia menjadi medan perang.
Yohanes memiliki kesulitan menggambarkan pasukan dalam Wahyu 9: 17–19. Ayat-ayat ini dibaca seperti Wahyu 16: 12–16, yang membawa kita ke jurang Armageddon, pertempuran terakhir dari sejarah dunia ini. Inilah ujung dari penutupan pintu kasihan untuk keselamatan.
Banyak orang telah menolak darah Kristus dan mabuk dari air sungai yang tercemar, bukan air yang menyegarkan. Oleh karena itu, mereka tidak memiliki perlindungan terhadap kekuatan setan yang telah dibebaskan.
Dibunyikannya sangkakala yang ketujuh.
Sekarang kita menunggu bunyi sangkakala yang ketujuh. Tetapi itu belum terjadi. Fokusnya adalah pada penghakiman Allah dijatuhkan kepada penduduk bumi.
Sebaliknya, ⎯ sebelum sangkakala ketujuh dibunyikan dan Allah membawa kerajaan-Nya, kita diberikan informasi dalam Wahyu 10 dan 11 tentang bagaimana para pengikut Yesus bertahan hidup pada masa ini.
Kita akan melihat mereka digambarkan sedang membuka gulungan kecil dan memakan gulungan itu dan memiliki pengalaman pahit-manis. Mereka digambarkan sebagai dua saksi yang sedang mengalami kesulitan itu. Mereka mengikuti jejak Yesus yang mengatakan: “Jika dunia membenci Aku, mereka akan membenci engkau juga” (Yohanes 15:18).Namun, Allah akan beserta mereka dan menjaga mereka.
Sekaranglah waktunya untuk memilih
Di sisi lain terdapat penduduk bumi. Ketika mereka melihat semua ini terjadi, sebagian besar dari mereka, tidak berbalik kepada Allah.
Mereka merasa sulit untuk berhenti dari jalan yang mereka pilih. Pilihan kita hari ini akan menentukan keadaan kita hari esok. Kita tidak bisa memilih waktu dan hari yang nyaman untuk membuat keputusan . Sebagian orang telah menjalani kehidupan mereka dengan menolak Allah; sekarang mereka tidak bisa dengan mudah berpaling dari jalan yang telah mereka pilih untuk dijalani.
Dalam Wahyu 9:20, 21 kita membaca bahwa meskipun semua yang mereka telah lihat terjadi, mereka tetap tidak mau bertobat atau kembali kepada Tuhan. Orang-orang ini mengalami kesengsaraan yang hebat.
- Perampok berjumlah ratusan juta telah menyerang mereka (lihat Wahyu 9:16).
- Api, asap, belerang dan kuda apokaliptik dengan ekor ular yang dapat mematuk telah menyerang mereka.
- Sepertiga dari umat manusia telah binasa dari semua macam kesengsaraan.
Seseorang dapat berharap bahwa seluruh umat manusia akan merasa trauma, namun mereka tetap menolak untuk bertobat.
Sangatlah mungkin untuk mengabaikan panggilan Tuhan, dan melakukannya lagi dan lagi sampai seseorang mencapai keadaan terendah yang tidak dapat lagi dijangkau oleh Allah
Namun, kita akan melihat dalam Wahyu 11:13 bahwa ada beberapa korban yang akan bertobat.⎯ Mereka ketakutan dan memuliakan Allah sebelum bunyi sangkakala yang ketujuh (lihat ayat 15).
Dan Allah adalah murah hati. Dia tidak ingin seorangpun yang hilang.
Penulis : Dr. Jon Paulien & Dr. Graeme Bradford
Penterjemah: Michael Mangowal
Lanjut ke sesi#11 Ketika Tuhan Menyuruh Manusia Memakan Sebuah Kitab