Ketika Tuhan Perintahkan Manusia Memakan Gulungan Kitab

Michael Mangowal
11 min readApr 24, 2021

--

Gambaran Umum

Bahasa perjanjian lama menunjukkan bagimana Allah bekerja melalui sejarah (seperti yang dia lakukan kepada bangsa Israel) untuk memberikan penghakiman kepada mereka yang telah menganiaya umat perjanjian Nya.

Dibunyikannya sangkakala menunjukkan bahwa Allah campur tangan dalam sejarah, walaupun umat Nya tidak selalu menyadari akan proses itu.

Hal itu menunjuk kepada :

  • Bangsa Yahudi dalam penghancuran Jerusalem
  • Kekaisaran Roma sebagai bagian dari Babylon kuno.
  • Gereja pada era abad pertengahan
  • Masyarakat moderen yang sekular , yang digambarkan sebagai zaman kegelapan atas hilangnya terang Yesus dari Alkitab

Jalan kearah itu telah siap untuk membunyikan sangkakala kelima dan ke enam, yang menunjuk kepada perbuatan kejahatan dan perang armagedon. Sementara Sangkakala ke enam dibunyikan, kita melihat kejadian kejadian dari pasal 10 yang menyatakan kepada kita apa yang terjadi terhadap pengikut-pengikut Yesus selama masa ini.

Melihat kembali pada umat Allah

Dalam membunyikan sangkakala, Allah memperingatkan semua orang yang belum mengenal Dia, sebelum menutup pintu kasihan. Dengan membawa penghukuman sebagai pendahuluan, Ia memperingatkan mereka dengan tujuh malapetaka yang akan datang kemudian.

Kita akan melihat secara paralel ada hubungan yang erat antara tujuh sangkakala dan tujuh malapetaka terakhir.

Namun apa yang telah terjadi pada gereja selama ini? Dan apa tugas yang gereja harus lakukan?

Tentunya saat ini, Anda sudah berharap akan mendengar suara sangkakala yang ketujuh tetapi sebelum terompet akhir ini terdengar (lihat Wahyu 11:15), terdapat selingan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.

Bagian ini dalam kitab Wahyu berbeda karakternya dengan khayal tentang sangkakala yang sebenarnya. Bukan penghukuman yang mengerikan, bencana alam dan kehancuran orang fasik, sebaliknya kita menemukan nubuatan, berkhotbah dan pengalaman umat Allah.

Tetapi apakah selingan atau sisipan Wahyu 10 dan 11 ada hubungannya dengan sangkakala, atau apakah kedua khayal ini tidak ada hubungannya satu sama lainnya?

Kita dapat menjawab pertanyaan ini dengan pasti. Anda mungkin ingat bahwa Wahyu 8:13 menjelaskan tiga kesengsaraan yang akan terjadi selama dibunyikannya tiga sangkakala terakhir. Kemudian Wahyu 9:12 mengatakan: “celaka pertama sudah lewat; dua celaka lainnya belum datang. “

Jadi celaka pertama jelas adalah sangkakala kelima (lihat Wahyu 9: 1–11) dan celakala yang kedua jelas dimulai ketika suara sangkakala keenam (lihat Wahyu 9:13), tetapi kapankah saatnya celaka kedua berakhir?

Wahyu 11:14 memberikan jawabannya:

“Celaka kedua telah berlalu; celaka ketiga akan datang segera. “

Kemudian kita mendengar bunyi sangkakala yang ketujuh dalam ayat 15, ketika Allah membawa kerajaan-Nya dan mengakhiri segalanya.

Akhir dari celaka yang kedua — sangkakala keenam — yang melibatkan kegiatan iblis dinyatakan telah berakhir dalam Wahyu 11:14. Ini berarti Wahyu 10: 1 untuk 11:14 (perihal memakan buku dengan pengalaman yang manis dan pahit) adalah berurusan dengan peristiwa yang sama dengan sangkakala keenam namun dari perspektif atau sudut pandang yang berbeda.

Yang artinya, hal itu menjelaskan kepada kita tentang pengalaman para pengikut Yesus yang setia ketika mereka berusaha untuk memberitakan kabar baik tentang Yesus kepada dunia. Dari selingan ini kelihatannya akan terjadi perlawanan yang besar.

Ini juga merupakan waktu pemeteraian (lihat Wahyu 7: 1–4) dan waktunya mengumpulkan semua kekuatan untuk pertempuran Armageddon (lihat Wahyu 16: 13–16).

Inti dari sangkakala keenam adalah sebelum penutupan pintu kasihan (lihat Wahyu 10: 7).

Dalam Wahyu 10 dan 11, Allah sedang mempersiapkan umat manusia untuk berdiri bagi Dia selama masa sulit ini. Mereka dipanggil untuk memberitakan Injil dan memperoleh imbalannya apabila melakukan hal ini.

Pesan dalam Wahyu 10 diatur menjadi dua bagian:

  1. Ayat 1–7: malaikat yang kuat dengan gulungan kitab kecil yang terbuka.
  2. Ayat 8–11: Yohanes diperintahkan untuk memberitakan atau bernubuat lagi.

Penggenapan dari Wahyu 10: 7 bertepatan dengan peristiwa sangkakala keenam ketika kekuatan jahat dilepaskan di bumi (lihat Wahyu 9: 13–16). Dunia akan dibagi menjadi dua kubu: sementara pasukan Setan berkumpul untuk konflik terakhir (lihat Wahyu 9: 13–21), Tuhan mempersiapkan dan memberdayakan sekelompok orang untuk melawan ancaman itu (lihat Wahyu 10: 7 dan 11: 11–13) .

Malaikat dan Gulungan Kecil

Baca Wahyu 10:1–7

Beberapa sarjana telah mencatat bahwa deskripsi malaikat ini menyerupai deskripsi Kristus dalam Wahyu 1: 13–15 dan telah melihat malaikat ini sebagai Kristus sendiri. Sebagian ahli yang lain tidak melihat malaikat ini sebagai Kristus karena Kristus tidak pernah disebut sebagai malaikat dalam kitab Wahyu.

Bagaimanapun juga, kita bisa mengatakan dengan pasti bahwa malaikat ini perkasa dan serupa dengan Kristus, dengan otoritas yang berasal dari Kristus Anak Domba, yang sedang membuka gulungan kitab itu. Sekarang gulungan kitab itu sudah terbuka.

Kebanyakan studi terakhir secara berkelanjutan berpendapat bahwa gulungan kitab yang diambil oleh Anak Domba dalam Wahyu 5 dan gulungan terbuka di sini keduanya adalah sama.

Dalam Wahyu 5: 2, kita melihat malaikat perkasa yang berseru dengan suara nyaring: “Siapakah yang layak untuk melepas meterai dan membuka gulungan kitab itu” Anak Domba kemudian mulai membuka gulungan itu dengan melepaskan meterainya.

Ketika kita mempelajari paruh kedua Kitab Wahyu, kita akan menemukan tentang isi buku yang sekarang terbuka. Mulai dari Wahyu 12, visi Yohanes berfokus lebih banyak dan lebih pada peristiwa akhir sejarah manusia.

Menghubungkan kedua buku

Dalam Wahyu, kita melihat buku di tangan Anak Domba yang sedang dibuka dari Bab 5 dan seterusnya dan sekarang itu terbuka di tangan malaikat Bab 10.

Selama bertahun-tahun, para ahli tidak menganggap kedua buku atau gulungan adalah sama karena kata-kata berbeda yang digunakan dalam bahasa aslinya bahasa Grika.

Dalam Bab 5, kata yang digunakan adalah “gulungan” tetapi “gulungan kecil” digunakan dalam Bab 10.

Sekarang dipahami bahwa kedua kata dalam bahasa Grika pada masa itu , dapat digunakan secara bergantian untuk satu buku.

Kita menemukan ada beberapa hubungan kuat yang menghubungkan antara kedua buku yang disebutkan dalam Bab 5 dan Bab 10:

1. Bab 5: 2 menggambarkan “malaikat perkasa” yang mengeluarkan seruan mengenai dicarinya orang yang layak membuka buku. Bab 10: 1 menyatakan: “Aku melihat malaikat perkasa yang lain …” Hal ini tampaknya membuat ikatan sastra antara kedua malaikat dan kedua buku tersebut.

2. Fakta bahwa semua meterai dari gulungan itu sekarang telah dibuka sebelum malaikat pada Bab 10 muncul dengan gulungan terbuka dan membuat seruan nya, juga menjadi penting.

3.Digunakannya pengalaman Perjanjian Lama dari Yehezkiel , Yohanes ingin memberi makna lebih lanjut. Yehezkiel memiliki khayal takhta Allah (lihat Bab 1) dan kemudian ditugaskan untuk mengambil pesan nubatan bagi orang-orang (lihat pasal 2 dan 3), yang dilambangkan dengan makan buku yang manis di mulutnya (lihat Yehezkiel 3 : 1–3).

Namun ketika ia diperingatkan bahwa orang-orang akan menolak, hal itu membuat kepahitan dalam hidupnya sendiri (lihat Yehezkiel 03:14).

Demikian juga, Yohanes memiliki khayal takhta Allah di pasal 4 dan 5 tetapi pesan dari buku ini ada di dalam buku, yang disegel di tangan malaikat perkasa (lihat Wahyu 5: 1).

Hanya setelah Domba telah membuka meterai dan isi pesan dari buku itu, barulah kemudian malaikat perkasa lain mampu mengambil pesan dari surga ke bumi (lihat Wahyu 10: 1, 2), di mana Yohanes juga makan kitab gulungan. Hal ini diikuti dengan kepahitan.

4. Gambaran malaikat dalam Bab 10 lebih rinci daripada malaikat lainnya dalam kitab Wahyu. Tampaknya malaikat ini sangat khusus dan penting. Jika hal ini cocok dengan kata-kata pembukaan dari Bab 1: 1, yang menyatakan pesan Wahyu datang dari Allah kepada Yesus, yang kemudian memberikannya kepada seorang malaikat yang kemudian memberikannya kepada Yohanes, maka kita memiliki gambaran yang lebih jelas dari kata-kata pembukaan dari Buku itu:

  • Tuhan memang memiliki pesan yang terdapat dalam kitab (lihat Wahyu 5: 1).
  • Yesus Anak Domba menerima gulungan ini dari tangan Allah (lihat Wahyu 5: 7).
  • Yesus buka gulungan itu dengan melepas meterainya (lihat Bab 6 dan 8: 1) dan kemudian diserahkan kepada malaikat, yang datang ke Yohanes dengan gulungan yang sekarang telah terbuka (lihat Wahyu 10: 8).

Hal Ini menjelaskan mengapa Yohanes bisa menyimpulkan bukunya dengan mengatakan: “Aku, Yesus telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi engkau kesaksian untuk dibagikan kepada gereja-gereja” (Wahyu 22:16).

Pernyataan ini diberikan sebagai pesan khusus yang Yohanes harus bawakan ke gereja-gereja sebagai akibat dari menerima isi pesan dari gulungan itu, perihal penyelesaian pekerjaan pekabaran Injil ke seluruh dunia (lihat Wahyu 10: 7) dan dampak yang akan terjadi kepada mereka yang memberitakan injil itu sebagai reaksi dari orang-orang yang menolak.

Ini adalah pesan manis kepada mereka yang menerimanya tetapi ketika mereka memberitakan hal itu, mereka akan menghadapi konsekuensi pahit.

Hal Ini menjadi dasar konteks untuk paruh kedua dari Wahyu dan mengarah langsung ke bab berikutnya tentang dua saksi yang dihukum mati.

Mengapa malaikat berbicara dengan suara singa

Dalam Wahyu 10: 2, 3, kita melihat seruannya begitu nyaring bahwa satu kaki malaikat di atas tanah dan kaki yang lainnya di laut, dan berteriak dengan suara singa. Dalam bahasa Perjanjian Lama, suara Tuhan disamakan dengan singa sementara Yesus digambarkan sebagai singa dari suku Yehuda. Dari sini kita tahu bahwa malaikat mewakili Yesus dengan pesan bagi umat-Nya.

Ketika malaikat itu berbicara, ketujuh guruh juga berbicara — representasi lain dari Perjanjian Lama untuk suara Tuhan. Dalam Mazmur 29: 3–9, suara tujuh kali lipat dari Allah disebut sebagai “suara guntur.”

Referensi ini akan menjadi familiar bagi orang Kristen di zaman Yohanes. Dalam Yohanes 12: 28–30, suara Allah terdengar seperti guntur bagi mereka yang mendengarnya.

Jadi apa maksud Allah dengan mengatakan itu? Kita tidak tahu.

Dalam Wahyu 10: 4, Yohanes diperintahkan untuk memeteraikan hal itu. Kitab Wahyu adalah sebuah buku yang terbuka tetapi bagian ini tidak relevan dengan zaman Yohanes hidup dan orang-orang yang membacanya kemudian. Pesan Yohanes tidak diperbolehkan untuk menulis tampaknya menjadi peringatan dini Ilahi perihal apa yang akan terjadi di akhir zaman.

Proklamasi akhir dari Injil

Dalam Wahyu 10: 5–7, kita menemukan pesan yang kuat langsung dari Sang Pencipta sendiri. Dialah yang membuat langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya (lihat Kejadian 1 dan 2). Dia tidak akan lagi membiarkan makhluk yang Dia ciptakan untuk melanjutkan pemberontakan mereka.

Dia telah mendengar tangisan umat-Nya, seperti yang tercatat dalam meterai yang kelima (Wahyu 6: 9–11): “Berapa lama, Tuhan ALLAH, sampai Engkau mengadili penduduk bumi dan membalas darah kita”

Allah kini menjawab mereka; peristiwa akhir zaman akan mulai terungkap.

Apa yang kita baca di sini terhubung dengan mencapai misteri Allah (lihat Wahyu 10: 7).

Efesus 3: 3–7 dan Kolose 1:26, 27 menjelaskan bahwa Injil adalah misteri Allah.

Mulai sekarang, kitab Wahyu berperan penting untuk menyelesaika pesan Injil di bumi. Hal Ini menyatakan kepada kita akan ada pengumuman besar terakhir dari Injil yang terjadi sebelum peniupan sangkakala terakhir. Yesus berkata ketika hal itu terjadi maka tibalah masa akhir itu.

Bagaimana cara kerja misteri Allah yang besar

Yang menjadi Misteri adalah bagaimana Allah dapat mengambil setiap orang dan menerima mereka. Dia terima — dan merubah — kita manusia yang sangat tidak layak.

Adalah suatu misteri mengapa Dia bahkan peduli. Ini adalah misteri mengapa Kristus mau datang dan mati. Dan tetap menjadi misteri bagi orang-orang yang kafir dan berada di luar perjanjian.

Namun hal itu akan terungkap bahkan mereka ketika adegan dijelaskan dalam Wahyu 20: 11–15 berlangsung dan semua keluarga manusia hidup pada satu waktu. Mereka-bersama dengan kekuatan jahat dan sisanya dari alam semesta-akan menjadi saksi atas semua yang Tuhan telah lakukan.

Paulus berbicara tentang waktu ketika Tuhan “akan membawa cahaya apa yang tersembunyi dalam kegelapan dan akan mengekspos motif hati manusia” (1 Korintus 4: 5).

Namun ketika kabar baik diberitakan, ada konsekuensi. Ada banyak orang yang akan menolak. Semua kekuatan jahat akan dikerahkan melawan “Misteri” Allah.

Unsur penting dalam bagian ini adalah kiasan yang jelas untuk Daniel 12: 4–7. Ketika malaikat Wahyu 10: 5–6 mengatakan, “Waktunya tidak lama lagi” ia berbicara tentang waktu kronologis dan merujuk pembaca kembali ke Daniel 12: 7, di mana malaikat mengatakan “, “Satu masa dan dua masa dan setengah masa; di titik yang sama. “

Waktu “ yang segera akan berakhir, “tidak lebih” mengacu kembali ke nubuatan saat Daniel, 2300 petang dan pagi (Daniel 8: 13–14), waktu, waktu dan setengah waktu (Daniel 12: 7 = 1260 hari), 1290 hari (Daniel 12:11) dan 1.335 hari (Daniel 12:12).

Sementara banyak dari periode waktu ini sulit untuk dimengerti, namun satu hal yang jelas, Yohanes membayangkan masa akhir dari sejarah bumi setelah penutupan waktu nubuat Daniel.

Selama jangka waktu akhir tersebut, yang disebut Daniel “Waktu Akhir” (Daniel 11:40; 12: 9), proklamasi akhir Injil keseluruh dunia. Periode waktu akhir ini adalah fokus utama dari seluruh kitab Wahyu.

Makan Kitab Gulungan

Baca Wahyu 10: 8–11

Makan adalah cara untuk menggambarkan pesan dari Tuhan dan memberitakan kepada orang-orang (lihat Yehezkiel 2: 8–3: 9). Nabi sering melakonkan nubuatan mereka; Kekecewaan Yohanes dinyatakan dalam nubuatan yang dilakonkan ini.

Dia melihat bukunya tidak akan membawa akhir. Namun ia tahu nubuat yang ditulis dalam bukunya akan didengar lagi oleh orang lain pada zaman akhir (lihat Wahyu 10:11).

Dalam konteks Wahyu 10: 5–7, pengalaman Yohanes juga merupakan perkiraan dari kekecewaan lain pada penutupan waktu nubuat Daniel.

Pada tahun 1844 sekelompok orang memperkirakan bahwa masa akhir akan segera tiba, namun hal itu tidak terjadi. Kegembiraan atas pengharapan akan kedatangan Yesus dan akhirnya dihempaskan dengan kenyataan bahwa Yesus belum datang, akan juga menjadi pengalaman pahit dimasa mendatang bagi umat Allah yang setia.

Sehingga akan terjadi lagi. Yohanes — yang melambangkan umat Tuhan — mengambil buku itu dan memakannya.

Pembuktiannya terjadi ketika di makan

Kabar baiknya adalah hal itu manis ⎯ manis seperti madu. Yesus menerima orang-orang berdosa! Isi buku ini tersedia secara gratis. Ini membawa sukacita ke dalam hati, Ini memberikan kepercayaan diri untuk kekecewaan dalam hidup. Ini memberikan kepercayaan diri untuk menghadapi bertambahnya usia, karena Yesus telah mengalahkan kematian. Karena Dia bangkit, kita tahu bahwa kita bisa hidup selamanya. betapa manisnya dirasakan di mulut.

Apa yang harus diberitakan? Injil ke seluruh dunia, seperti kata Yesus. Ini adalah misteri Allah dinyatakan.

Akan ada pengumuman akhir dari Injil yang kekal sebelum kesudahan tiba (lihat Wahyu 14: 6–12). Seruan kepada setiap bangsa, suku, bahasa dan orang-orang. Yesus juga mengatakan ini akan terjadi dalam khotbah-Nya (lihat Matius 24:14).

Tetapi ketika Anda membagikan kabar baik, sebagian orang tidak akan menghargai usaha Anda. Beberapa orang akan berpikir Anda aneh. Banyak yang tidak ingin mendengarnya dan bahkan bisa menjadi marah.

Seperti pada pengalaman Yehezkiel, ada reaksi yang tidak enak: Israel tidak mau mendengar.

Wahyu 11 berbicara tentang nasib dua saksi, yang dihubungkan dengan kepahitan akibat makan gulungan kitab. Kita akan melihat betapa pahit nya hal ini ketika isi gulungan itu terungkap.

Pesan yang ditemukan dalam gulungan kitab terbuka berisi kabar baik tetapi memberitakan kabar baik itu dapat membawa masalah yang sulit.

Tetapi Yohanes, yang melambangkan umat Allah, diperintahkan untuk “bernubuat [berkhotbah] lagi “kepada” banyak orang, bangsa, bahasa dan raja-raja” (lihat Wahyu 10:11).

Rangkaian pemberitaan tetap tak terputus

Dengan kesimpulan Wahyu 10, rantai pemberitaan yang dimulai dari Wahyu 1 digenapi.

Kitab Wahyu dimulai dengan Allah Bapa. Dia serahkan kepada Yesus dalam bentuk sebuah gulungan kitab yang disegel dengan meterai. Yesus kemudian menyerahkan kepada Yohanes melalui malaikat.

Sekarang, Yohanes akan mengungkapkan isinya dalam Wahyu 12 sampai 22.

Pasal-pasal ini berurusan dengan peristiwa akhir sejarah dunia. Tujuan mereka adalah untuk mempersiapkan umat Allah menghadapi peristiwa ini. Mereka akan tergoda untuk berpikir bahwa Allah telah meninggalkan mereka, untuk itulah mereka perlu memahami maksud di balik semua hal membingungkan yang akan terjadi.

Selama peristiwa akhir sejarah dunia, gereja akan menghadapi Kalvari nya mereka sendiri karena mereka adalah pengikut Kristus.

Pada waktu itu gereja akan memberitakan Injil yang benar. Tetapi juga akan dipanggil untuk menyatakan apa yang palsu. Dunia akan dibawa kepada ujian antara agama yang benar dan yang salah.

Melihat ke depan kepada pengalaman akhir zaman dari para pengikut Yesus dalam Bab 11

Yohanes menggunakan bahasa dari peristiwa hari-hari terakhir Yesus untuk menggambarkan pengalaman pengikut-Nya selama masa akhir zaman.

Dengan memahami cara Yesus dikhianati dan dituduh melalui persatuan kekuatan agama dan sipil , kita mendapatkan indikasi yang lebih jelas tentang bagaimana nantinya para pengikut Yesus akan diperlakukan.

Di sesi berikutnya, kita akan melihat bagaimana Wahyu 11 menyimpulkan babak pertama kitab Wahyu dan memperkenalkan babak kedua, seperti bagian pembukaan dari seluruh simfoni.

Penulis : Dr. Jon Paulien & Dr. Graeme Bradford

Penterjemah : Michael Mangowal

Lanjut ke Sesi#12 Kematian Dua Saksi

https://digitalclove.medium.com/kematian-dua-saksi-ca4747c21615?source=your_stories_page-------------------------------------

--

--

No responses yet