Pekabaran Tiga Malaikat

Michael Mangowal
17 min readMay 28, 2021

--

Sesi#17

Gambaran Umum

Wahyu 10 mengungkapkan bahwa buku yang meterainya telah dibuka, dihubungkan dengan Gereja yang membawa pekabaran injil keseluruh dunia. Yang isinya membawa rasa manis dan asam bagi mereka yang membagikan injil.

Gereja akan di undang untuk mengikuti jejak Allah mereka. Wahyu pasal 13 mengungkapkan kekuatan yang sangat di benci yang mencoba untuk memaksa gereja kepada bentuk perbaktian yang salah.

Sekarang dalam Wahyu 14 kita memiliki pesan yang harus dibagikan kepada dunia oleh para pengikut setia Yesus.

Tepat sebelum akhir zaman, manusia akan dipanggil untuk menyembah sang Pencipta dan peringatan yang sangat serius diberikan tentang adanya penipuan. Mengkhotbahkan pesan-pesan ini akan membagi dunia kepada mereka yang memberi tanggapan secara positive sementara yang lainnya bukan hanya menolak, tetapi bahkan memaksakan perbaktian yang salah.

Undangan terakhir dari Injil

Dalam Matius 24:14, Yesus menggambarkan proklamasi injil yang terakhir kepada dunia tetapi menurut Matius 24:21, 22 perlawanan dan kesusahan berjalan seiringan dengan pemberitaan Injil. Bahwa perlawanan tersebut juga akan menjadi ciri khas dari masa akhir adalah jelas dari “kekuatan anti-Kristen yang sedang bekerja dalam Wahyu 13.

Kekuatan-kekuatan anti-Kristen yang sedang bekerja dalam Wahyu 13, memaksakan penyembahan kepada binatang dan patungnya. Dalam bahasa Perjanjian Lama, penyembahan kepada patung adalah kekejian bagi umat Allah.

Ketika kekuasaan sipil bergabung dengan kekuatan agama yang murtad untuk menegakkan ibadah, mereka membentuk sebuah patung bagi binatang itu. Ketika mereka mencoba untuk memaksakan ibadah, mereka menginjak-injak nurani.

Hukuman bagi yang tidak menurut digambarkan melalui kematian kedua saksi, yang mengikuti jejak Yesus ketika mereka menuju ke arah Kalvari mereka.

Dalam sesi sebelumnya penelitian kita akan kitab Wahyu berisi banyak kabar buruk ⎯ tetapi Wahyu 14 merubah nadanya. Sebelumnya, dalam Wahyu 8:13, kita melihat elang terbang di udara membawa pesan dari tiga malapetaka. Sebaliknya, sekarang kita melihat seorang malaikat terbang di udara, membawa pesan dari kabar baik.

Apa yang gereja selalu hadapi selain akan mengalami masa yang sulit? Wahyu 14 menjawab pertanyaan ini dalam tiga bagian:

  • Wahyu 14: 1–5 adalah gambaran tentang orang-orang yang tetap setia kepada Kristus.
  • Dalam Wahyu 14: 6–13, pesan yang mereka sampaikan kepada dunia dilambangkan dengan seruan tiga malaikat, terbang di atas langit. Ketika pesan ini diberitakan, mudah untuk melihat mengapa kekuatan antikristen dibangkitkan untuk melawan mereka.
  • Wahyu 14: 14–20 menggambarkan dua panen besar terjadi sebagai hasil dari pemberitaan pekabaran tiga malaikat.

Umat Tuhan diakhir zaman

Baca Wahyu 14:1–5

Umat ​​Tuhan di akhir zaman digambarkan sedang berkumpul di gunung Sion. Berbeda dengan yang disebutkan pada akhir Wahyu 13 yang memiliki tanda binatang di dahi atau tangan kanan, orang-orang ini berdiri bersama domba dan mereka memiliki nama Anak Domba dan nama Bapa-Nya tertulis pada dahi mereka.

Ini adalah umat yang sama yang terdapat di Wahyu 7, yang juga disebut “144.000”. Dalam Wahyu 7, mereka dimeteraikan di dahi mereka untuk memberi mereka perlindungan untuk tetap bertahan pada hari murka Allah. Yang kemudian mereka terlihat berdiri di hadapan takhta Allah.

Dalam Wahyu 14: 1–5, mereka sekarang digambarkan sedang berdiri di bukit Sion. Mereka yang selamat atau yang sisa, atau sisa keturunan dari perempuan yang digambarkan dalam Wahyu 12:17.

Gunung Zion merupakan konsep Perjanjian Lama yang terkait dengan pembebasan yang berasal dari Allah. Gambaran itu diberikan ketika bangsa Israel kuno terdesak berhimpitan di gunung Sion menunggu serangan dari musuh-musuhnya; tetapi mereka diselamatkan oleh Allah (lihat Yoel 2:32).

Demikian pula orang-orang ini yang adalah umat Israel Tuhan di akhir zaman yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.

Karakteristik utama dari 144.000 di ayat ini adalah bahwa mereka adalah orang-orang yang berada paling dekat dengan Yesus.

Mereka mengikuti-Nya ke mana pun Dia pergi dan yang pada dahi mereka tertulis Namanya, yang berarti mereka telah menyelaraskan karakter mereka dengan-Nya. Dalam setiap kesempatan, mereka berusaha untuk mengikuti-Nya.

Langkah-demi-langkah, pengalaman mereka (karena mereka telah menghadapi murka kekuatan anti-Kristen) menjadi mirip dengan pengalaman Yesus menjalani saat-saat terakhir di bumi sebelum penyaliban-Nya.

Itulah sebabnya mereka dapat menyanyikan lagu baru dimana tidak ada orang lain yang dapat pelajari.

Mereka telah hidup melalui kesusahan akhir dan, dengan demikian, dapat menyanyikan nyanyian Musa. Ini adalah lagu yang dinyanyikan setelah pembebasan Israel di laut merah. Hal ini juga yang akan dinyanyikan oleh orang-orang yang mendapat kemenangan atas binatang itu (lihat Wahyu 15: 2, 3).

Setiap kali konsep lagu baru muncul, maka hal itu selalu didorong oleh tindakan penyelamatan yang besar yang Allah lakukan. Ketika kita tiba di Yerusalem Baru, keselamatan yang diberikan Allah akan menginspirasi lagu baru. Dan kita akan menyanyikan lagu itu dengan penuh kuasa karena kita akhirnya akan menyadari betapa kita telah diselamatkan.

lagu yang baru, bukan hanya karena pengalaman yang baru, tetapi karena orang-orang yang menyanyikannya juga “baru.” Masing-masing dari mereka telah mengalami kesedihan, rasa sakit, pelecehan dan penolakan.

Mereka telah berjuang dengan cacat fisik, mental, dan emosional. Dan mereka telah merasakan konsekuensi pahit dari dosa. Tetapi Tuhan akan membuat semua hal-hal menjadi baru, termasuk umat-Nya.

Apa yang melayakkan kelompok 144.000 untuk bernyanyi di surga adalah apa yang mereka telah alami selama di bumi. Walaupun lagu itu baru, lagu itu tidak dinyanyikan secara tiba-tiba karena mereka telah berlatih selama bertahun-tahun ketika mereka berada di bumi.

Hidup yang kita jalani sekarang ini adalah latihan. Kita sedang berlatih lagu ini. Jika bos menekan anda, ingat itu adalah latihan. Anda tidak perlu membalas dalam bentuk apapun.

Ketika Anda mendengar orang-orang bergosip tentang Anda di belakang Anda, Anda dapat tetap tenang, karena itu adalah latihan untuk lagu baru.

Dan ketika sesuatu telah menyakiti perasaan Anda, Anda tidak perlu menyerang balik- sebagai gantinya, pakailah keadaan itu sebagai latihan !

Bila Anda menyanyikan lagu ini di surga, Anda akan menyanyikannya bersama dengan orang-orang yang pernah menyakiti Anda, orang-orang yang pernah mengecam Anda, orang-orang yang sulit untuk diajak bekerjasama.

Jika Anda tidak dapat “berdamai” hari ini, bagaimana Anda akan bernyanyi di surga? Ingat, latihan dimulai dari sekarang!

Jika Allah telah menebus 144.000 dari antara manusia, mereka bukanlah orang-orang yang mutlak tanpa cacat. Setiap manusia, kecuali Yesus, telah berdosa di masa lalu dan tidak akan sanggup mencapai kepenuhan kemuliaan Allah (lihat Roma 3:23).

Kelompok ini telah dipilih bukan berdasarkan pada catatan masa lalu yang sempurna, melainkan bagaimana Allah terlibat dalam kehidupan masa lalu mereka dan begitu pula cara mereka saling berhubungan satu sama lain dimasa yang lalu.

Sahabat Istimewa Kristus

Orang-orang yang pernah menderita bersama-sama memiliki ikatan yang spesial. Kita dapat temukan hal ini terjadi di medan pertempuran, di mana pengalaman yang mereka alami telah menciptakan ikatan kuat yang berlangsung seumur hidup.

Sama seperti pengalaman Yesus, ke 144000, mempunyai pengalaman:

  • Telah menghadapi murka naga yang hebat.
  • Telah menghadapi gabungan pasukan anti-Kristen ketika negara bersatu dengan kekuatan agama melawan mereka.
  • Telah menjawab panggilan untuk memberitakan Injil yang benar dan juga mengecam yang palsu.

Mereka disebut perawan dalam artian bahwa mereka telah menolak hubungan mencemarkan dengan Babel sang pelacur besar (sebaliknya, lihat Wahyu 17: 2). Mereka adalah prajurit Kristus, yang hendak masuk ke medan pertempuran bagi Allah mereka.

Sebelum pergi kemedan pertempuran , pasukan Raja Daud tidak akan mendekat kepada wanita; demikian juga prajurit Kristus ini secara simbolis digambarkan tidak akan mencemarkan diri dengan perempuan.

Mereka digambarkan di sini dalam formasi perang dan telah bertekad, tidak peduli apapun akibatnya, bahwa mereka akan setia kepada Kristus (lihat Wahyu 19: 7, 8).

Wahyu 14: 4 menggambarkan bagaimana orang-orang ini dipersembahkan sebagai buah sulung bagi Allah, sama seperti dalam hari perayaan Israel di mana buah hasil tanam yang pertama selalu adalah buah yang terbaik yang dipersembahkan kepada Allah.

Mereka akan dipanen ketika Yesus kembali, suatu peristiwa yang digambarkan sebagai panen gandum (lihat Wahyu 14: 14–16).

Menurut Wahyu 14: 5, kebohongan tidak terdapat di mulut mereka. Ini adalah gambaran yang digunakan untuk membedakan secara kontras antara mereka dengan penipuan naga di akhir zaman.

Mereka adalah orang-orang yang menerima “kasih akan kebenaran” supaya mereka bisa selamat (lihat 2 Tesalonika 2:10- 11).

Ada dua pertemuan yang digambarkan di akhir zaman dalam Wahyu:

  1. Pengumpulan umat Allah dibukit Zion di mana Allah memberikan mereka kelepasan. Mereka dipanen dalam Wahyu 14: 14–16.
  2. Pertemuan orang fasik ke tempat yang disebut Armageddon, yang secara harfiah berarti “gunung Megiddo.” Mereka dipanen dalam Wahyu 14: 17–20.

Tiga malaikat memberitakan undangan dan peringatan

Baca Wahyu 14: 6–11

Pesan pekabaran oleh gereja disampaikan dalam simbol proklamasi yang dibuat oleh tiga malaikat. Bukan malaikat yang melakukan hal ini; gereja yang harus melakukannya.

Kata ‘malaikat’ adalah kata yang sama yang digunakan untuk menggambarkan pekerjaan Yohanes Pembaptis ketika ia mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus yang pertama (lihat Markus 1: 2).

Kata ‘malaikat’ berarti utusan. Berikut adalah tiga pesan yang sangat berkuasa yang dikabarkan oleh gereja untuk mengimbangi pekerjaan yang dilakukan oleh tiga roh najis yang menyerupai katak yang keluar dari mulut naga, binatang dan nabi palsu (lihat Wahyu 16:13, 14).

Takutlah akan Allah yang mahakuasa

Dalam Wahyu 14: 6, Injil diberitakan kepada dunia seperti yang Yesus katakan di Matius 24:14. Ini adalah akhir dari misteri Allah, yang adalah Injil (lihat Wahyu 10: 6–11).

Injil adalah panggilan terakhir Allah kepada penduduk dibumi — semua dipaksa untuk membuat keputusan untuk mengikut atau menolak salib, untuk menerima pengampunan atau penghukuman.

“Takutlah akan Allah” bukan berarti lari dan bersembunyi dari-Nya. Konsep takut disini adalah, bahwa memiliki rasa hormat dan kagum kepada-Nya. Takut akan Tuhan adalah ekspresi alkitabiah untuk menunjukkan seseorang yang berada dalam hubungan yang benar dengan Allah (lihat, misalnya, Kejadian 22:12; Mazmur 111: 10).

Takut, memisahkan yang suci dari yang duniawi — memisahkan hal yang sangat spesial dari yang umum, biasa-biasa, dan yang setiap-hari dilakukan.

Ketakutan kita kepada Allah sering juga termasuk mematuhi perintah-perintah-Nya (lihat, misalnya, Pengkhotbah 12:13).

Pada akhir zaman, umat Allah digambarkan sebagai takut akan Allah (lihat Wahyu 11:18, 15: 4, 19: 5) dan mematuhi perintah-perintah-Nya (lihat Wahyu 12:17, 14:12)

“Muliakan-Dia” sejalan dengan takut akan Tuhan, hasil dari berada dalam hubungan yang benar dengan Allah.

Keputusan kita menentukan hadiah kita

Bagian dari pemberitaan injil di akhir zaman adalah seruan bahwa penghakiman Allah telah tiba. “Saat penghakiman-Nya telah tiba.”

Penghakiman datang, ketika Injil diberitakan di akhir zaman, dalam arti bahwa orang-orang entah menerima atau menolak tawaran pengampunan Allah.

Dalam situasi ini kita melihat pengumuman perihal penghakiman pre-advent. Sebelum Yesus datang kembali, keputusan akan dibuat untuk melihat siapa-siapa yang berada dalam hubungan yang benar dengan Allah dan siapa-siapa yang tidak.

Kemudian ketika Dia datang, Dia akan membawa hadiah-Nya bersama dengan-Nya (lihat Wahyu 22:11, 12).

Hal Ini berarti semua hasil keputusan pengadilan yaitu perihal upah yang akan diterima telah dibuat sebelum kedatangan Yesus yang kedua.

Tidak ada kesempatan untuk menerima tawaran Allah setelah Yesus datang kembali.

Tahapan dalam penghakiman Allah

Kami akan melihat di bagian akhir dari bab ini bahwa akan ada dua masa penuaian: satu untuk umat Tuhan dan yang lainnya bagi mereka yang telah menolak Yesus.

Ada tiga fase penting dari penghakiman terakhir Allah

  • Penghakiman sebelum Yesus datang kembali untuk memutuskan siapa yang berada dalam hubungan yang benar dengan Allah dan siapa yang tidak. Sebagai hasilnya , Yesus membawa hadiah-Nya bersama-Nya ketika Ia kembali (lihat Wahyu 22:12).
  • Penghakiman selama masa 1000 tahun setelah Yesus kembali ketika mereka yang telah ditebus akan dapat tempat duduk di atas takhta dan akan dilibatkan untuk memberi pendapat mereka tentang apa yang telah terjadi (lihat Wahyu 20: 4).
  • Penghakiman setelah masa 1000 tahun, yang disebut penghakiman eksekutif melaksanakan eksekusi atas hasil keputusan yang dilakukan saat penghakiman pre-advent (lihat Wahyu 20: 11–14).

Yesus mengatakan bahwa orang-orang yang percaya kepada-Nya tidak akan diadili dalam penghakiman terakhir karena mereka telah menerima hidup yang kekal (lihat Yohanes 5:24).

Doktrin penghakiman menunjukkan bahwa masing-masing kita bertanggung jawab atas cara hidup kita. Ini merupakan peringatan akan kehidupan Kristen yang longgar dan “kasih karunia yang murahan” — yaitu pengajaran tentang “ percaya saja dan semuanya akan diberikan” .

Meskipun kita diselamatkan oleh kasih karunia, yang merupakan pemberian cuma-cuma, ketika kita menerima tawaran pengampunan ini, kita memohon kepada Allah untuk membantu kita menjalani kehidupan yang menyenangkan hati-Nya. Ini adalah bukti luar bahwa kita memiliki iman yang sejati.

Dengan demikian suatu hari kelak kita akan dinilai melalui cara hidup kita yang sesuai dengan hukum Allah, Sepuluh Perintah Allah (lihat Yakobus 2: 10–12).

Penghakiman juga merupakan ajaran yang positif dalam arti bahwa Allah sekarang sedang campur tangan dalam kehidupan manusia untuk menegakkan keadilan.

Bila dipahami dengan benar, penghakiman adalah kabar baik bagi orang percaya. Ini adalah sesuatu yang umat Allah rindukan sepanjang masa (lihat Wahyu 6:10). Mereka rindu karena mereka memiliki keyakinan dalam Yesus karena Dia yang berhak melakukan penghakiman (lihat Yohanes 5:22, 30).

Keadilan akhirnya akan ditegakkan kedalam dunia karena saat ini dunia tidak memiliki keadilan. Akhirnya ada pengadilan terhadap para penindas yang tidak bertanggung jawab.

Malaikat pertama juga berseru: “Sembahlah Dia yang menjadikan langit, bumi, laut dan semua mata air.”

Masalah ibadah adalah inti dari konflik akhir-zaman dan kebanyakan ayat-ayat nya diambil dari hukum ke empat, yang menekankan agar kita memelihara hari Sabat.

Sabat muncul dalam Perjanjian Lama sebagai tanda antara Allah dan umat-Nya (lihat Keluaran 31: 13–17; Yehezkiel 20:12, 20).

Tetapi Allah tidak bermaksud menjadikan Sabat hanya untuk orang-orang Yahudi saja. Sabat dijadikan sebelum ada orang Yahudi di bumi (lihat Kejadian 2: 1–3).

Bahkan setelah ia memanggil Israel menjadi umat perjanjian-Nya, hari Sabat masih merupakan kerinduan-Nya bagi bangsa-bangsa (lihat Yesaya 56: 1–7) karena Yesus mengatakan Sabat dibuat untuk manusia (lihat Markus 2:27).

Hari Tuhan bukan hari Minggu

Sebagian orang mempertahankan bahwa tidak ada hari khusus bagi orang Kristen untuk diperingati sebagai hari yang kudus.

Sebuah studi tentang kitab Wahyu menjelaskan, bahwa ketika Yohanes menulis bukunya menjelang akhir abad pertama Masehi ada hari khusus untuk orang-orang Kristen:

“Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, “ (Wahyu 1:10).

Apa yang Yohanes maksud dengan “Hari Tuhan”? Kapan rasul Yohanes menerima penglihatan itu?

Hari yang kita sebut Sabtu adalah hari ketujuh dalam seminggu pada kalender Ibrani, oleh orang Yahudi dikenal sebagai hari Sabat. Alkitab sering mengacu pada Sabat sebagai “Hari Tuhan”.

Dalam Yesaya 58:13, Allah berbicara tentang hari Sabat sebagai “hari kudus-Ku”. Dan dalam Markus 2:27, 28, Yesus menyatakan bahwa Dia adalah “Tuhan atas hari Sabat.”

Alasan kuat lainnya yang alkitabiah untuk memahami Yohanes adalah bahwa ia menyinggung ayat-ayat tersebut dalam rangka untuk mengidentifikasi Sabat sebagai hari di mana penglihatannya muncul.

Karena Yohanes menunjukkan perhatian khusus akan Hukum hari Sabat dalam Wahyu 14: 7, maka kita dapat merasa yakin bahwa hari tersebut ada didalam pikiran Yohanes ketika ia menulis mengenai “waktu” saat dia menerima penglihatan tersebut dalam Wahyu 1:10.

Kerinduan untuk menyembah sangat kuat dalam diri setiap manusia

Ujian akhir zaman bukan tentang penolakan terhadap ibadah melainkan kepada siapa yang harus kita sembah, kemudian ditambah bagaimana dan kapan waktu ibadah tersebut.

Pada akhir dari sejarah bumi, pesan dari buku Kejadian akan terdengar lagi bagi manusia untuk menyembah Pencipta yang menciptakan langit dan bumi. Pesan yang dikhotbahkan oleh gereja saat ini diberikan untuk menghadapi penipuan yang dilakukan oleh naga, binatang laut dan binatang dari bumi di Wahyu 13.

  • Seruan malaikat yang pertama adalah pesan positif. Ini adalah undangan untuk menerima Injil yang benar.
  • Seruan malaikat yang kedua juga pesan positif bagi umat Allah. Yang menandakan pembebasan. Pada saat yang sama hal itu menjadi peringatan terhadap Injil yang palsu dalam Wahyu 14: 8.

Pesan ini diulang lagi didalam Wahyu 18: 1–4.

Babel = Babylon

Babel merupakan simbol yang menggambarkan penggabungan dari kekuatan agama di akhir zaman yang menentang Allah dan umat-Nya. Babel mewakili kekuatan agama yang korup yang dikuasai oleh roh-roh jahat yang diakhir zaman akan bersatu dengan kekuatan politik untuk memaksakan ibadah dan memberangus kebebasan.

Ini adalah pertama kalinya kata Babel digunakan dalam Wahyu. Tetapi kata-kata Babel (lihat Kejadian 11: 1–9) dan Babylon (lihat Daniel 4: 30–32) yang digunakan dalam Perjanjian Lama berkaitan dengan kesombongan manusia dan pemberontakan terhadap Allah.

Wahyu menjelaskan bahwa semua bangsa telah mabuk oleh anggur Babylon. Pernyataan ini menyuarakan ramalan Yeremia melawan Babel kuno, yang menyatakan bahwa bangsa telah mabuk anggur dan telah menjadi gila (lihat Yeremia 51: 7, 25:15).

Dalam Wahyu 13, kita telah melihat bagaimana trinitas setan menggoda dan menyesatkan dunia kepada penyembahan binatang itu dan patungnya. Oleh karena itu, orang-orang yang bergaul dengan Babel untuk tujuan keamanan ekonomi dan keuntungan pribadi akan minum anggur murka Allah.

Seruan malaikat yang ketiga

Baca Wahyu 14: 9–11

Sejauh ini kita telah melihat undangan untuk menerima Injil yang kekal. Kemudian ada peringatan terhadap yang palsu, agama buatan manusia dan berpusat pada manusia.

Sekarang kita memiliki nubuatan tentang apa akibatnya jika Injil yang benar tidak diterima dan dipraktekkan.

Di sini kita memiliki bahasa yang paling tegas dibanding pernyataan lain di dalam Alkitab perihal hukuman, yang artinya bahwa apa yang dipertaruhkan di sini benar-benar penting.

Ini adalah ujian bagi agama yang benar: peringatan tidak terdapat atau ditemukan di sisi yang salah dari pertentangan akhir zaman. Ada konsekuensi yang mengerikan .

Zaman dahulu anggur sering diencerkan dengan airtetapi anggur ini adalah anggur yang berbeda. Ini adalah anggur murni, anggur kemarahan Allah yang dicurahkan pada mereka yang menyembah binatang dan patungnya dan yang menerima tanda binatang.

Mungkinkah ini Allah yang Tuhan Yesus nyatakan? Kedengarannya cukup keras.

Ini bukanlah hukuman terhadap dosa bagi mereka yang sedang bergumul; itu adalah hukuman bagi mereka yang tidak hanya menolak panggilan Injil terakhir tetapi juga yang menganiaya orang-orang yang akan menerima injil.

Terlepas dari semua bukti bahwa Allah sedang aktive bekerja, mereka memilih untuk tetap menentang Allah dan menentang orang-orang yang ingin menjadi setia kepada-Nya.

Apakah Murka Allah ?, hal itu akan terlihat lebih jelas ketika kita mempelajari Wahyu 15–16, yang menggambarkan murka Allah yang murni dalam bentuk tujuh malapetaka terakhir.

Bahasa Wahyu 14: 9–11 berasal dari Yesaya 34: 8–10, yang berkaitan dengan hukuman Allah yang ditumpahkan kepada tanah orang Edom.(Edom terletak di daerah yang sekarang kita sebut Jordan.)

Tetapi sekarang ini , tidak ada api yang membakar di Edom. Wisatawan terus mendatangi daerah tersebut dan Petra merupakan objek wisata utama.

Jelas, ini adalah bahasa dari budaya Alkitab saat mana ketika Alkitab ditulis dan memiliki arti yang berbeda bila kita menggunakannya secara harfiah pada hari ini.

Selamanya adalah “tanpa akhir”

Kata selamanya dapat memiliki konsep yang lebih terbatas daripada “tidak pernah berakhir”. Seperti kota-kota Sodom dan Gomora, api membakar hingga senyelesai penghancuran kota dan segala sesuatu di dalamnya.

Kata-kata dari penghancuran kota-kota ini juga erat dengan hukuman yang disebutkan dalam seruan malaikat ketiga. Namun kita bisa lihat sekarang ini kota-kota itu tidak lagi terbakar meskipun mereka dikatakan dihancurkan oleh api yang kekal (lihat Yudas 7).

Mereka yang menerima hukuman ini tidak mendapatkan perhentian, berbeda dengan orang-orang yang mengikuti Kristus dan mendapatkan perhentian (lihat Wahyu 14:13).

Perhentian yang umat Allah masuki kedalamnya adalah kekal. Di sisi lain, keresahan untuk orang-orang kafir adalah kekal. Kondisi ini tidak dapat diubah; tidak ada perubahan dari itu.

Salib menyatakan kasih dan kemurahan Allah. Hal ini juga menunjukkan kepada kita betapa Tuhan membenci dosa. Pelanggaran hukum-Nya bukan sekedar berpura-pura . Konflik akhir zaman akan berlangsung sengit. Taruhannya mahal.

Pada akhirnya, kepada orang-orang yang telah menolak Dia dan menolak tawaran pengampunan NYa , Tuhan tidak hanya akan menepuk tangan dan berkata “yang sudah biarlah berlalu” , tetapi hal Ini adalah berakibat untuk selama-lamanya.

Setia Selamanya

Bagian Pembukaan dari kitab Wahyu 14:12 juga muncul dalam Wahyu 13:10: “Yang penting disini ialah ketabahan dan iman dari orang-orang kudus.”

Orang-orang kudus sepanjang zaman telah menghadapi kemarahan naga dan sekutunya (lihat Wahyu 12:17) namun mereka telah berhasil bertahan.

Alkitab juga menggunakan kata “Malaikat” atau “Utusan” untuk menggambarkan pekerjaan Yohanes Pembaptis

Apapun yang terjadi pada mereka yang mengikuti Yesus, tidak ada yang bisa memisahkan mereka dari kasih Allah (Roma 8:38, 39).

Mereka tetap setia kepada Yesus dan menuruti perintah-perintah dari perjanjian bahkan dalam situasi yang paling sulit.

Mereka yang sering disebut umat yang sisa, atau yang tersisa, memiliki identitas tanda ini :

  • Mereka telah menerima Injil (Wahyu 14: 7).
  • mematuhi perintah-perintah dari perjanjian termasuk yang berhubungan dengan ibadah (Wahyu 12:17, 14:12).
  • memiliki karunia Roh nubuat dinyatakan di antara mereka (Wahyu 19:10);
  • mencerminkan karakter Yesus (Wahyu 14: 1–5);
  • memberitakan seruan yang disampaikan oleh tiga malaikat (Wahyu 14: 6–11).

Jika kita hidup dekat dengan akhir zaman, kita seharusnya akan melihat seruan ini diberitakan disekitar kita saat ini.

Perintah Tuhan selalu sesuai dengan kebutuhan zaman:

  • Sebelum Air Bah, Allah menggunakan Nuh untuk memperingatkan umat manusia.
  • Pada saat Keluaran, Allah membangkitkan Musa untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir.
  • Pada saat kemurtadan besar di Israel, Allah mengangkat Elia.

Sebelum Yesus datang ke bumi pertama kali sebagai bayi di Betlehem, Tuhan memberi pesan persiapan melalui Yohanes Pembaptis. Yohanes digambarkan sebagai “malaikat” atau “utusan” (lihat Markus 2: 2, 3).

Namun, sebelum akhir zaman, Allah memilih untuk mengirim tiga malaikat yang perkasa, atau utusan, untuk mempersiapkan manusia menghadapi ujian akhir zaman.

Jika Tuhan memiliki pesan untuk dikabarkan hari ini jangan heran jika hal itu mendapat perlawanan. Wahyu 14: 6–12 menunjukkan bahwa pada akhir zaman Tuhan akan mengirim pesan untuk mempersiapkan umatnya untuk menghadapi pertentangan agama ini.

Dua masa penuaian

Baca Wahyu 14: 14–20

Hasil dari pekabaran tiga malaikat akan mempersiapkan dunia bagi dua masa penuaian.

Ada kelompok tiga malaikat yang lain yang muncul dalam Wahyu 14:15, 17 dan 18. Mereka tidak memiliki pesan bagi dunia: dunia telah mendengar Injil dan telah membuat pilihan mereka.

Ketiga malaikat itu digambarkan sebagai yang keluar dari bait suci, dari hadirat Allah. Mereka memiliki pesan dari Allah, suatu perintah kepada Yesus — Anak Manusia — untuk menuai panen dari bumi.

“Anak Manusia” duduk diatas awan (lihat Wahyu 14:14) mewakili kedatangan Yesus yang kedua.

Panen gandum digunakan untuk menggambarkan cara Yesus mengumpulkan pengikutnya yang setia

Meskipun ayat ini tidak menggunakan istilah seperti gandum atau biji-bijian, gambaran yang diberikan menyiratkan panen gandum. Hal Ini menggambarkan pengumpulan orang benar bersama Yesus. Mereka adalah “144.000 orang yang telah ditebus dari bumi” (Wahyu 14: 3).

Bagi umat manusia, kedatangan Yesus yang kedua kali adalah “jalan keluar” yang terakhir dari kondisi yang menyakitkan.

Yesus dengan jelas menyatakan bahwa masa penuaian terjadi pada akhir sejarah bumi (lihat Matius 13:39). Sekarang adalah waktu untuk mengumpulkan umat Allah ke dalam kerajaan yang dijanjikan dan melaksanakan murka Allah atas mereka yang telah menolak tawaran Allah yaitu kasih karunia dalam Kristus.

Bahasa ini umumnya digunakan untuk menggambarkan kedatangan Yesus yang kedua (lihat Matius 24:30, 31; 1 Korintus 15: 50–54; 1 Tesalonika 4: 15–17).

Dalam Wahyu 14: 17–20, salah satu dari malaikat berasal dari bait suci dan berkuasa atas api yang berasal dari mezbah. Hal ini kelihatannya terhubung dengan Wahyu 8: 3–5 di mana kita melihat seorang malaikat yang menaikkan doa-doa dari umat Allah.

Doa-doa ini adalah doa dari umat Allah yang tertindas sepanjang sejarah, untuk pembebasan dan penghakiman atas musuh-musuh mereka, sebagaimana dinyatakan dalam meterai yang keenam (lihat Wahyu 6: 9–11).

Sebagai akibatnya, orang-orang jahat digambarkan sebagai sedang dikumpul, dilemparkan ke kilangan anggur dan hancur (lihat juga Wahyu 19:13).

Mereka diinjak-injak di luar kota — orang kudus Kristus atau gereja. Ini adalah bahasa Joel 3: 12–16 sekarang diterapkan kepada gereja di akhir zaman.

Dalam Wahyu 11: 2, kita telah melihat bagaimana orang fasik menginjak-injak gereja bawah kaki selama 42 bulan. Sekarang mereka yang diinjak-injak sementara gereja dilindungi oleh meterai Allah.

Darah keluar dari kilangan anggur yang tingginya sampai ke kekang kuda dan panjangnya sejauh 1600 stadia atau 300 kilometer (180 mil). Jarak yang panjangnya kira-kira seluas Palestina dari utara ke selatan. simbolisme ini mungkin berarti bahwa seluruh bumi menjadi medan perang.

Penuaian dan pengilangan anggur digunakan untuk menggambarkan kehancuran bagi mereka yang menolak panggilan pengampunan terakhir dari Allah

Penghakiman dan pembebasan

Wahyu 14 menjelaskan bahwa sebelum penghakiman Allah dilaksanakan di bumi akan ada panggilan dari Allah bagi orang-orang untuk menentukan pilihan, memilih sisi mana mereka berada.

Pesan ini akan berada dalam bentuk seruan dari tiga malaikat. Ini adalah panggilan bagi orang-orang untuk tidak hanya duduk-duduk dan menonton di pagar.

Dalam banyak segi, hal itu menggemakan panggilan yang diberikan oleh Elia di Gunung Karmel: “Jika Tuhan adalah Allah, ikuti Dia; tapi kalau Baal adalah Allah, ikutilah dia “(1 Raja-raja 18:21).

Penulis : Dr. Jon Paulien & Dr. Graeme Bradford

Penterjemah : Michael Mangowal

Lanjut Sesi#18 Tujuh Malapetaka Terakhir

--

--