Kematian Dua Saksi

Michael Mangowal
16 min readApr 27, 2021

--

Gambaran Umum

Dibunyikannya sangkakala merupakan tindakan Allah dalam sejarah untuk membawa penghakiman tahap awal terhadap penghuni bumi. Karena Allah rindu untuk membawa mereka kembali kepadaNya, Dia memberikan peringatan-peringatan bahwa ketujuh malapetaka akan terjadi ketika Dia menutup pintu kasihan bagi dunia.

Antara dibukanya meterai ke enam dan meterai ke tujuh, terdapat jeda , yang menunjukkan apa yang sedang terjadi kepada gereja. Jeda tersebut digambarkan sama seperti yang terjadi antara sangkakala ke enam dan sangkakala ketujuh.

Gereja telah dipanggil untuk mengajarkan injil , namun dalam perjalanannya Gereja menghadapai penganiayaan sama seperti yang dialami oleh Yesus.

Kejadian ini berlangsung ketika sangkakala ke enam masih di bunyikan. Menjangkau sampai pada era tepat sebelum sangkakala ke tujuh di bunyikan dan segala sesuatunya di musnahkan.

Pemandangan umum atas Wahyu 11

Anak Domba telah melepas meterai. Sekarang kitab gulungan telah terbuka dan Yohanes mengambil kitab gulungan sebagai perwakilan dari semua orang yang percaya — dan memakannya (lihat Wahyu 10: 9–11).

Pesan dari kitab yang terbuka adalah kabar baik dan membawa sukacita ke dalam hati kita bila kita menerimanya. Tetapi juga akan ada kepahitan yang dialami yaitu ketika banyak orang yang menolak injil itu dan menolak mereka yang memberitakannya. Inilah situasi yang telah terjadi sepanjang sejarah gereja.

Kitab Wahyu sekarang menggambarkan penolakan ini ketika Injil diberitakan kepada dunia. Kejadian ini terjadi tepat sebelum sangkakala ke tujuh dibunyikan (lihat Wahyu 10:7 dan 11:15).

Dengan demikian ini berarti dunia sedang hidup dibawah keadaan yang sangat mengerikan yang terjadi akibat dibunyikannya sangkakala ke enam.

Pembagian pasal yang terjadi bukan bagian dari Alkitab yang asli, jadi kita perlu memulai dari Wahyu 10, jika tidak, kita akan pergi ke arah yang salah ketika kita tiba di Wahyu 11.

Seperti halnya pada Wahyu 10, maka bab ini memiliki tiga bagian:

  1. Wahyu 11: 1–2 menggambarkan pengukuran Bait Suci.
  2. Wahyu 11: 3–6: identitas kedua saksi.
  3. Wahyu 11: 7–13: kematian dan kebangkitan para saksi.

Fakta bahwa periode waktu yang sama disebutkan dalam bagian 1 dan 2 (“empat puluh dua bulan,” “1260 hari”) menunjukkan bahwa ayat 1–6 semua menunjuk pada periode yang sama dalam sejarah.

Dari sisi sejarah, kemudian, Wahyu 10: 8–11:13 mencakup tiga periode dalam sejarah:

  • Wahyu 10 : 8–11 dialamatkan langsung ke zamannya Yohanes.
  • Wahyu 11 : 1–6 adalah masa depan dari zamannya Yohanes dan membuat referensi ke nubuatan waktu Daniel (1260).
  • Wahyu 11: 7–13 berhubungan dengan periode akhir dari sejarah bumi, setelah penutupan waktu nubuat Daniel (Wahyu 10: 5–7), periode yang oleh Daniel disebut Waktu Akhir.

Wahyu 11 secara keseluruhan menggambarkan pengalaman umat Allah dari era Yohanes sampai Akhir Zaman, dengan penekanan khusus pada peristiwa akhir dari sejarah bumi.

Pasal ini berkaitan dengan:

  • Serangan terhadap gereja sepanjang sejarah Kristen (Wahyu 11: 3–10).
  • Keamanan dan perlindungan bagi pengikut Allah di Akhir Zaman (11: 11–13).
  • Penjagaan di Kerajaan Allah (11: 15–17).
  • Penghakiman Allah atas orang-orang yang menolak Injil (11:18).

Meskipun terdapat beberapa kabar buruk, tetapi hal itu juga memberikan kabar baik. Jika dipahami dengan benar, hal ini dapat memberikan dorongan besar bagi kita, dan mungkin memberikan tantangan karena mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang bagaimana konflik akhir zaman akan berlangsung.

Hubungannya terhadap Injil yang akan tersebar ke seluruh dunia

Kita tahu bahwa Wahyu 10 berbicara tentang Injil: penyelesaian dari “misteri Allah” (lihat Wahyu 10: 7).

Yesus mengatakan bahwa peristiwa besar terakhir sebelum tiba kesudahannya adalah Injil akan tersebar ke seluruh dunia (lihat Matius 24:14, 15).

Dia juga memperingatkan para pengikut-Nya untuk menyadari akan nubuatan mengenai “kebencian yang menyebabkan kehancuran” berdiri di tempat kudus, seperti yang terungkap dalam Kitab Daniel.

Kita melihat makna utamanya adalah tentara Romawi mengepung Yerusalem, seperti yang dinyatakan oleh Lukas dalam tulisannya tentang khotbah yang sama (lihat Lukas 21:20).

“Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat.”

Tetapi peristiwa yang sama di nubuatkan akan terjadi pada zaman akhir, khususnya terdapat dalam kitab Daniel dan paruh kedua kitab Wahyu.

Sebelumnya, kita melihat Anak Domba melepaskan meterai ⎯ sekarang kitab gulungan tersebut sudah terbuka dan Yohanes , sebagai wakil dari semua orang percaya yang setia, mengambil kitab gulungan ⎯ dan memakannya (lihat Wahyu 10: 9–11).

Pesannya adalah kabar baik — manis seperti madu — membawa sukacita di hati kita saat kita menerimanya. Tetapi akan ada kepahitan juga .

Ketika mereka yang memilih untuk mengikut Yesus, pergi memberitakan Injil, akan ada beberapa pengalaman pahit, karena tidak semua orang melihat Injil sebagai kabar baik.

Injil ini dianut oleh banyak orang tetapi banyak orang yang juga menolak. Dan kepahitan ini dijelaskan dalam Wahyu 11 dengan kematian dua saksi.

Kebencian terhadap Injil di zaman akhir

Kepahitan Wahyu 10: 9–11 mendapat lawan yang kuat dalam kematian dua saksi seperti yang dijelaskan dalam Wahyu 11: 7–10.

Tampaknya pemberitaan gulungan kitab yang telah terbuka membawa pengalaman pahit bagi mereka yang melakukan pemberitaan pesan manis dari Injil.

Pengalaman pahit (atau penderitaan) akan terjadi diseluruh dunia, karena perintah Tuhan untuk pergi ke “banyak bangsa, kaum dan bahasa” (lihat Matius 24:14; Wahyu 10:11; 14: 6).

Para pengikut setia Yesus yang dijelaskan dalam pasal 11 sebagai:

  • Kota Kudus.
  • Kedua saksi.
  • Dua pohon zaitun.
  • Kaki dian.

Permusuhan yang datang sebagai reaksi terhadap pemberitaan Injil disebutkan oleh banyak penulis Alkitab menggunakan ekspresi yang berbeda :

  • Yesus berbicara tentang hal itu dalam Matius 24:14, 21 dan 22. Pemberitaan Injil mempercepat “kesengsaraan besar” dalam perjalanan sejarah Kristen.
  • Yesus berbicara tentang hal itu dalam istilah yang berbeda dalam Yohanes 15: 18–21. Jika orang membenci Yesus, kita juga tidak perlu heran jika mereka membenci para pengikut Yesus.
  • Daniel menjelaskan dalam Daniel 11: 40–45 ketika Raja dari Utara mengepung kota suci. Kemudian didalam Daniel 12: 1, ia menyatakan bahwa Michael berdiri dan menyelamatkan umat-Nya pada waktu itu.
  • Kitab Kisah Para Rasul menggambarkan bagaimana para pengikut Yesus di generasi pertama memberitakan Injil sambil menggambarkan banyaknya perlawanan.
  • 1 Petrus (2: 20–21; 4: 12–16) menghubungkan penderitaan para pengikut Yesus dengan contoh kehidupan Yesus.

Wahyu mengambil tema umum ini ( mengalami apa yang dialami Yesus) dan menerapkannya khusus untuk krisis akhir zaman di paruh kedua buku Wahyu:

  • Wahyu 12:17 berbicara tentang naga yang marah dengan wanita itu. Dia kemudian pergi untuk berperang dengan sisa keturunannya.
  • Wahyu 13 berbicara tentang kekuatan binatang, patung binatang itu dan pemaksaan tanda binatang.
  • Wahyu 16 berbicara tentang roh setan yang bekerja dengan keajaiban, mengumpulkan raja-raja dibumi untuk pertempuran Armageddon.
  • Wahyu 17:14 menjelaskan perang antara Anak Domba dan pengikut-Nya, melawan para penguasa di bumi.
  • Wahyu 19: 11–21 menggambarkan Kristus memimpin tentara surga untuk melawan naga, binatang dan nabi palsu.

Demikianlah hal itu selalu terjadi disepanjang sejarah pengikut Yesus.

Jelas, Allah ingin umat-Nya untuk menyadari apa yang terjadi dan bersiap untuk hal itu. Ini semua tentang menjaga pegangan dan kepercayaan kita kepada Yesus.

Suka atau tidak suka, kita terjebak dalam perang suci. Oleh sebab itu, memberitakan kabar baik dengan setia dapat menjadi pekerjaan yang menakutkan. Ada kepahitan sebagai konsekuensinya.

Wahyu 11 memiliki sejumlah kesamaan yang luar biasa dengan Wahyu 13, yang berbicara tentang dua binatang. Perhatikan kesamaannya :

  • Wahyu 11 : 7 − Binatang dari (Abyss) jurang lobang maut berperang terhadap dua saksi dan mengalahkan mereka.
  • Wahyu 11: 11 − Dua saksi membawa api dari mulut mereka untuk melahap musuh-musuh mereka. Mereka dibunuh tetapi napas kehidupan dari Allah memasuki mereka. Mereka hidup kembali dan berdiri di atas kaki mereka.
  • Wahyu 13: 7 − Binatang dari laut membuat perang melawan umat Allah dan mengalahkan mereka.
  • Wahyu 13:15 − Binatang seperti domba membawa api turun dari langit untuk menipu; dan membawa nafas kehidupan ke patung binatang yang pertama sehingga dapat berbicara.

Paralel antara dua saksi dan binatang darat yang sangat mengejutkan. Mereka digambarkan dengan cara yang sama namun yang jelas pada sisi yang berbeda.

Kesamaan antara dua saksi dan binatang dari darat adalah pendahuluan dari penipuan yang terjadi di akhir zaman, ketika orang-orang akan mencampuraduk antara pekerjaan Allah dengan pekerjaan Setan.

Juga pengalaman dari dua saksi (saksi di kain karung dan kemudian kematian) akan diulang oleh umat yang umat yang sisa dengan pengalaman mereka pada zaman akhir . Wahyu 13: 15–17.

Proklamasi terakhir Injil terjadi dalam Wahyu 11: 11–13. Hal ini terus berlanjut sampai penutupan sangkakala keenam (lihat Wahyu 10: 7; 11:14).

Ini adalah penggenapan nubuatan bahwa “misteri Allah” akan selesai sebelum suara sangkakala ketujuh (lihat Wahyu 10: 7) dan bahwa Yohanes akan kembali memberitakan kepada banyak orang dan bangsa (lihat Wahyu 10:11).

Apa pesan yang harus diberitakan? Kita telah memiliki beberapa petunjuk yang jelas dalam bab 10.

Pesan akhir zaman akan mencakup pemberitaan Injil (lihat Wahyu 10: 7), akan memiliki referensi yang kuat pada Kitab Daniel dalam Perjanjian Lama (lihat Wahyu 10: 5–6), dan akan mencakup proklamasi baru tentang Kitab Wahyu (lihat Wahyu 10:11).

Tetapi ayat-ayat pertama dari pasal 11 memberikan elemen tambahan untuk proklamasi tersebut.

Kaabah pada abad pertama sesudah masehi memiliki halaman bagian dalam, yang terbagi menjadi halaman untuk para wanita, halaman untuk orang Israel dan halaman untuk para imam. dibagian luar terdapat lapangan luas yang megah yaitu halaman untuk para orang non-yahudi. Kelihatannya halaman ini yang dimaksud didalam pikiran Yohanes

Evaluasi dengan mengukur dan menghitung

Baca Wahyu 11:1–2

Inti pesan dari ayat-ayat ini adalah perihal mengukur Bait Allah, mezbah dan mereka yang beribadah di Kaabah.

Kata “ukuran” digunakan dalam Alkitab untuk menggambarkan mengevaluasi atau menilai (lihat, misalnya, 2 Korintus 10:12).

Pada zaman Perjanjian Lama, kata yang mirip, digunakan untuk pengukuran yang melibatkan penilaian terhadap siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati (lihat 2 Samuel 8: 2).

“Dan ia memukul kalah orang Moab, lalu sambil menyuruh mereka berbaring di tanah ia mengukur tempat mereka dengan tali; diukurnya dua kali panjang tali itu untuk mematikan dan satu tali penuh untuk membiarkan hidup. Maka orang Moab takluk kepada Daud dan harus mempersembahkan upeti.”

Kata “mengukur” di sini adalah pendahuluan dari penghakiman yang terjadi sebelum kedatangan Kristus yang kedua (lihat Wahyu 14: 7).

Bahasa kaabah, altar dan jamaah sejajar dengan bahasa yang terkait dengan Hari Yom Kippur atau Perayaan Hari Penebusan bangsa Israel (Day of Atonement). Imam tidak lagi disebutkan di sini karena imamnya sekarang adalah Kristus, yang melayani di tempat kudus disurga.

Tetapi di mana rumah Allah ini?

Dalam Perjanjian Baru, makna mendasar kaabah adalah Yesus sendiri. Menurut Yohanes 2: 19–21, tubuh Yesus adalah sebuah kaabah, rumah tempat hadirat Allah (lihat juga Matius 12: 6). Gambaran langsung ini tidak pernah digunakan dalam Wahyu.

Terdapat juga tiga arti lain dari kaabah dalam Perjanjian Baru:

  • Gereja dapat digambarkan sebagai bait Allah, dengan para umat yang percaya berfungsi sebagai batu hidup dalam pondasi bangunan (lihat 1 Korintus 3:16; 1 Petrus 2: 4–5).
  • Tubuh manusia juga dapat digambarkan sebagai sebuah kaabah (lihat 1 Korintus 6: 19–20), yang menaungi kehadiran Kristus yang hidup melalui Roh Kudus (lihat Kolose 1:28).
  • Kitab Ibrani sangat menekankan ide tentang sebuah kaabah di surga, di mana Yesus duduk di sebelah kanan Allah (lihat Ibrani 8: 1–7; 9: 23–24).

Konsep tubuh adalah kaabah ini, jelas bukan yang dimaksud didalam Wahyu 11.

Gereja sebagai kaabah juga tidak ada, karena umat percaya digambarkan, bukan sebagai kaabah, tetapi sebagai penyembah di Bait Allah (lihat Wahyu 11: 1). Dengan demikian Yohanes sedang membayangkan bait Allah di surga, tempat di mana Yesus sedang melayani kita sekarang ini.

Yohanes secara terus-menerus mengacu pada proses pelayanan itu dan perabotannya, menggunakan bahasa kaabah Perjanjian Lama duniawi.

Altar

Ini adalah mezbah emas didepan selubung tirai di Tempat Kudus. bukan altar di pelataran luar, karena Yohanes diberitahu untuk tidak mengukur pelataran luar sama sekali. Altar ini akan menjadi altar yang sama yang disebutkan dalam Wahyu 8: 3–6, di mana terdapat asap dupa berbaur dengan doa umat Allah.

Sebagai hasil dari tugas pemberitaan injil di Wahyu 11:11, gereja diukur dan dibagi. Beberapa adalah penyembah yang benar tetapi yang lain dianggap bukan penyembah yang benar.

Pelataran luar

Ini adalah halaman pelataran untuk bangsa-bangsa lain. Itu adalah halaman terbuka di mana bangsa-bangsa lain bisa berkumpul tetapi tidak boleh masuk ke halaman bagian dalam karena ada batasnya, dengan ancaman hukuman mati.

Kata yang digunakan untuk “bangsa selain Israel “ juga dapat diterjemahkan “bangsa-bangsa.” Yohanes menggunakan kata ini dalam kitab Wahyu untuk menggambarkan kekuatan-kekuatan yang melawan Allah dan umat-Nya.

Sebaliknya, umat beriman ditemukan di kaabah itu sendiri. Melalui pekabaran Injil datanglah pengukuran atau evaluasi, yang menentukan siapa yang akan dimeterai (lihat Yohanes 3: 18–21 dan Wahyu 7: 1–3).

Proses penghakiman yang berlangsung ini akan mencapai klimaksnya tepat pada periode sebelum Yesus datang (lihat Wahyu 10: 7; 14: 7).

Mereka yang tidak mengikuti Kristus dengan setia akan dibuang (lihat Wahyu 11: 2-seringkali diterjemahkan “ditinggalkan” tetapi terjemahan dalam bahasa Grika lebih kuat) dibuang ke pelataran luar dengan bangsa-bangsa lain.

Di pelataran atau halaman inilah mezbah pengorbanan ditempatkan yang mewakili bumi, di mana Yesus disalibkan. Dunia ini milik mereka yang tidak mengikuti Kristus.

Membaginya melalui pemisahan

Memberitakan Injil membawa penghakiman, membagi dunia ke dalam dua kelompok. Pada akhir zaman hal itu akan memisahkan bahkan mereka yang mengaku pengikut Kristus. Proses “mengusir” (lihat Wahyu 11: 2) hanya dapat terjadi pada orang-orang yang dulunya ada dalam pelataran rumah Allah.

Wahyu 11: 1, 2 mengatakan bahwa hasil dari pekabaran injil yang dijelaskan dalam Wahyu 10:11 akan membagi dunia menjadi dua kubu. Mereka yang dianggap merespon positif dapat ditemukan beribadah di pelataran dalam, sementara yang lain akan dikeluarkan ke pelataran luar bersama bangsa-bangsa lain, di antara mereka yang bukan umat Allah.

Bangsa-bangsa lain — adalah mereka yang bukan umat-umat Allah — yang menganiaya gereja selama 42 bulan.

Periode waktu ini disebutkan berulang-ulang dalam Daniel dan Wahyu. Hal ini kadang-kadang disebut 42 bulan; di tempat lain, itu adalah 1260 hari atau tiga setengah “masa.”

Periode waktu yang sama ini disebutkan lagi dalam Wahyu 12 dan 13, berbicara tentang periode ketika umat Tuhan mengalami masa yang sulit. Kita akan belajar lebih banyak tentang oposisi terhadap umat Allah selama periode waktu itu, pada bagian akhir dari bab yang berikut.

Dalam Wahyu 11: 3, gereja digambarkan sebagai dua saksi yang bernubuat dengan baju berkabung selama 1260 hari. Ini adalah peristiwa yang sama ketika bangsa-bangsa lain menghancurkan kota suci selama 42 bulan.

Identifikasi dari Kedua Saksi

Baca Wahyu 11:3–6

Dalam ayat-ayat ini kedua saksi yang digambarkan sebagai bernubuat memakai -pakaian berkabung-selama 1260 hari. Mereka mengikuti jejak Yesus, yang berkhotbah selama tiga-dan-setengah tahun literal, sebagai salah satu yang dihina dan dibuang oleh manusia.

Konsep tentang perlunya dua saksi berasal dari sistem hukum Yahudi, yang membutuhkan setidaknya dua saksi untuk menetapkan sesuatu hal sebagai yang benar (lihat Ulangan 19:15).

Yohanes menggambarkan dua orang saksi yang berdiri hanya berdua, menantang mereka yang salah pada zaman mereka dan mewakili Tuhan dalam menghadapi oposisi / perlawanan besar karena mereka telah memberitakan kabar baik tentang Yesus.

Gambaran dari kedua saksi , bisa berarti umat-umat Allah dan bisa juga Alkitab . Dua interpretasi yang tidak saling bertentangan.

Sulit untuk memisahkan gereja dari Alkitab karena gereja dipanggil untuk memberitakan Alkitab sebagai firman Allah. Ketika kita dengan setia melakukan memberitakan Injil, hal-hal menakjubkan akan terjadi — dan juga akan muncul oposisi atau perlawanan.

Dalam Wahyu 11: 4–6, cara Yohanes berbicara tentang dua saksi menunjukkan mereka adalah kedua gereja yaitu gereja Perjanjian Lama dan gereja Perjanjian Baru.

Deskripsi umat Allah sebagai saksi menunjukkan betapa pentingnya kesaksian dalam kehidupan gereja, yang merupakan harapan Allah bagi umat-Nya. Jika kita adalah orang Kristen, kita akan memiliki keinginan untuk memberitahu orang lain tentang pengharapan kita di dalam Kristus.

Para pengikut Yesus yang sejati telah melakukan ini selama 1260 hari seperti yang disebutkan dalam ayat ini.

Dalam Wahyu 12, kita akan melihat bukti bagaimana “1260 hari” tersebut bukan untuk dipahami secara harfiah. Mereka mewakili jangka waktu yang panjang yang berlangsung lebih dari 1000 tahun, kira-kira setara dengan periode sejarah yang sering kita sebut “Dark Ages.” Zaman Kegelapan.

Kabar baik yang di proklamasikan adalah begitu pentingnya sehingga harus menghadirkan atau disaksikan oleh Dua Orang Saksi.

Dua pohon zaitun

= dua saksi

= umat Allah

Dalam ayat 4, kita melihat dua pohon zaitun — khayal dari Zakharia 4 — dimana nabi melihat kaki dian dengan tujuh lampu terdapat diantara dua pohon zaitun dalam khayal. Dalam Zakharia ke dua pohon dikatakan adalah mewakili “kedua orang yang diurapi” milik Allah ⎯ Yosua, imam besar, dan Zerubabel, gubernur Yudea.

Yohanes menyesuaikan gambarannya dengan dua pohon zaitun dan dua lampu kaki dian. Dia mewakili umat Allah baik sebagai raja dan imam, seperti diberitakan dalam Wahyu 1: 5 dan 5:10.

Elia dan Musa = dua saksi

Dalam ayat 6, Yohanes lebih lanjut menggambarkan saksi-saksi melalui Musa dan Elia, yang mewakili Tuhan meskipun mengalami oposisi atau perlawanan besar. Meskipun mereka menderita karena pemberitaan firman, mereka bukannya tidak berdaya: “api keluar dari mulut mereka dan melahap musuh-musuh mereka.”

  • Perhatikan apa yang terjadi pada mereka yang datang untuk menangkap Elia: api melahap mereka. Doa Elia juga membawa api dari langit di Gunung Karmel (lihat 1 Raja-raja 18: 20–40).
  • Perhatikan apa yang terjadi pada Firaun dan orang Mesir ketika mereka melawan Musa: wabah pertama mengubah air menjadi darah (tidak baik bagi tanah kering), diikuti oleh wabah wabah berikutnya (lihat Keluaran 7: 14–11: 10).

Jadi ini adalah peringatan bagi mereka yang menentang pemberitaan kabar baik tentang Yesus: berhati-hati dalam apa yang Anda lakukan.

Dua saksi = para pengikut Yesus di Akhir Zaman

Wahyu memberi gambaran tentang umat Allah dan juga tentang lawan-lawan mereka dalam berbagai gambar yang kontras. Pada dasarnya, setiap pasangan gambar sedang menceritakan cerita yang sama.

Pasukan kekuatan Anti Kristus

Baca Wahyu 11: 7–10

Perhatikan bahwa dalam ayat 7, ke dua saksi menyelesaikan “kesaksian” mereka (yang dijelaskan dalam ayat 3 yang bernubuat selama 1260 hari-”saksi” dan “kesaksian” didasarkan pada akar kata Grika yang sama).

Ketika mereka menyelesaikan kesaksian Injil mereka pada akhir 1260 hari, mereka menghadapi pengalaman pahit menjadi martir mati sahid (lihat Wahyu 11: 7; 10: 8–10).

Ketika Yesus selesai memberitakan kesaksian-Nya, Dia dihukum mati tapi kemudian bangkit lagi dan naik ke surga. Pengalaman mereka yang ingin mengikuti Yesus harus diantisipasi dengan kehidupan pemimpin mereka.

Harga yang harus dibayar akibat menjadi saksi

Wahyu 11:10 mengatakan orang-orang di bumi yang tersiksa oleh dua saksi. Mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar. Merupakan hal yang memalukan bagi jenazah yang tidak mendapatkan pemakaman. Mereka sekarang menderita penghinaan — ditolak oleh dunia, bahkan kematian.

Mereka yang melakukan penganiayaan ini sekarang digambarkan sebagai kota besar, yang secara kiasan seperti:

  • Sodom-dikenal dengan sundal dan perzinahan ;
  • Mesir-dikenal dengan Firaun yang sombong dan penolakan untuk mengakui Allah yang benar;
  • Yerusalem -tempat di mana Yesus disalibkan.

Apa yang terjadi dengan Yesus di Yerusalem sekarang terjadi kepada saksi-saksiNya. Hal ini semua terkait dengan kematian Yesus. Mereka adalah pengikut-Nya yang akan menghadapi Salib Kalvari mereka .

Hari-hari terakhir Kristus dilihat sebagai cara untuk menggambarkan apa yang akan terjadi pada pengikut-Nya ketika mereka mendekati masa Akhir.

Biaya yang mahal dalam mengikut Yesus

Masa Akhir adalah waktu yang suram bagi mereka yang memilih untuk mengikuti Yesus: menghadapi penganiayaan besar dan penghinaan, bahkan tanpa penguburan yang layak.

Dalam ayat 10, penduduk bumi merayakan dan mengirim hadiah satu sama lain. Seperti yang terjadi dengan kematian Yesus (lihat Lukas 23:12), Kelompok yang saling bermusuhan (Yahudi dan Roma) dapat bekerja sama ketika menghadapi musuh bersama. Dunia akan bersatu melawan para pengikut Yesus.

Mereka akan ingin menyingkirkan pengikut Yesus dari bumi karena pemberitaan kabar baik tentang Yesus telah menyiksa mereka.

Ketika Injil yang benar terus diberitakan sampai akhir sejarah manusia, hal itu dimungkinkan oleh campurtangan Roh Kudus dengan cara yang khusus. Sebagaimana pengalaman murid Yesus, pekerjaan Roh Kudus akan menarik perhatian dunia dan membangkitkan oposisi / perlawanan besar, didukung oleh pekerjaan mujizat dari roh-roh iblis.

Dalam Wahyu 10:11, Yohanes diperintahkan untuk berkhotbah lagi kepada “banyak bangsa, negara, bahasa dan raja-raja.” Tetapi sebagian besar akan menolak baik “kabar baiknya” maupun utusannya ( pembawa kabarnya).

Para saksi dibangkitkan seperti Yesus

Baca Wahyu 11: 11–14

Musuh-musuhNya bersukacita ketika Yesus dihukum mati — tetapi kemudian tiba saat kebangkitan-Nya.

Seperti Yesus, demikian juga para pengikut-Nya (diwakili oleh dua saksi) sekarang digambarkan sebagai yang dibangkitkan ⎯ Allah meniupkan kehidupan baru ke pada mereka. Mereka diangkat ke surga kedalam awan dihadapan pandangan mata musuh-musuh mereka.

Ingatlah, tentang kematian dan kebangkitan Yesus:

  • Musuh-musuh Yesus saling berbaikan satu sama lainnya, mereka bersatu.
  • Di kayu salib, ada kegelapan dan gempa bumi.
  • Hal ini diikuti oleh kebangkitan dan kenaikan-Nya.

Sukacita dunia sekali lagi terganggu . Saksi-saksi yang dibangkitkan, ditempatkan di mana musuh-musuh mereka dapat melihat mereka dan serangan teror menyerang jantung penduduk bumi.

Kebangkitan dua saksi bisa dikaitkan dengan Pekabaran malaikat yang pertama (lihat Wahyu 14: 6) ketika mereka terangkat ke surga bersama awan di langit . Ini adalah pemberitaan Injil yang kekal, yang dilambangkan dengan malaikat yang terbang di tengah langit.

Seruan yang kumandangkan untuk takut akan Allah dan memuliakan Dia ⎯ Dia adalah Pencipta yang menjadikan langit dan bumi (lihat Wahyu 14: 7). Ini adalah seruan akhir dari Injil ke seluruh dunia.

Sebagai akibat dari seruan ini dan pergolakan di dunia, ⎯ gempa bumi di ayat 13 membuat sepersepuluh kota runtuh dan 7000 dibunuh.⎯ Sebagian mereka yang bertahan hidup menanggapi pemberitaan ini dengan memberikan kemuliaan kepada Tuhan.

Kata “ketakutan” di Wahyu 11:13 memiliki akar yang sama dengan “takut” Tuhan dalam Bab 14: 7.

Sebagian orang berpendapat bahwa ungkapan yang digunakan di sini sebagai cara untuk mengatakan kepada kita bahwa mereka yang tidak percaya Yesus akan menemukan iman kepada-Nya sebagai hasil dari pengalaman dua saksi dan gempa.

Mereka adalah hasil dari kedua konsep yaitu “takut akan Tuhan” dan “memberi-Nya kemuliaan” yang terdapat di sini.

Bahasa wahyu 11:13 dan 14: 7 memberitahu kita bahwa sebelum masa akhir -Sebelum Allah menutup pintu kasihan ketika sangkakala ketujuh dibunyikan — akan ada beberapa orang yang bertobat dan datang kepada Kristus.

Atau dengan kata lain, ayat-ayat ini bisa berarti bahwa mereka yang selamat adalah mereka yang telah setia kepada Kristus jauh sebelum nya dan bahkan mereka sendiri takut dengan apa yang mereka lihat.

Kata “yang lolos” adalah kata yang sama diterjemahkan “yang selamat” atau “ yang sisa” di Wahyu 12:17, di mana ia menyebutkan sebagai orang-orang yang tetap setia kepada Tuhan melalui masa krisis ini.

Celaka kedua telah berlalu dan sekarang celaka ketiga datang.

Kerajaan Allah diberitakan

Baca Wahyu 11:15

Bunyi terompet yang ketujuh pertanda penutupan pintu kasihan bagi manusia. Ini adalah waktu ketika Allah mengklaim kembali dunia yang Dia telah ciptakan dan mengambil alih menjadi kerajaan-Nya selamanya.

Rangkuman

Pasal ini memiliki banyak hal untuk disampaikan kepada para pengikut Yesus yang mengalami peristiwa akhir zaman ketika Injil diberitakan kepada dunia:

Ingat, Anda adalah raja dan imam, seperti Kristus Guru Anda, dan mereka akan memperlakukan Anda seperti mereka memperlakukan- Yesus. Tetapi mereka tidak dapat membahayakan keselamatan Anda dalam Kristus, karena Allah telah mengukur Anda, menjamin Anda dan memeteraikan Anda. Di halaman muka bumi ini di mana Kristus telah menderita, Anda mungkin kehilangan kehidupan duniawi ini, tetapi kehidupan yang tersembunyi di dalam Kristus tidak bisa terluka. Pada akhirnya, Anda akan dibenarkan, sementara mereka yang menentang Anda akan menderita konsekuensi dari hukuman Allah.

Kita akan pelajari lebih banyak pada sesi-sesi berikutnya ketika kita melihat pembukaan untuk sisa paruh kedua Kitab Wahyu.

Penulis : Dr. Jon Paulien & Dr. Graeme Bradford

Penterjemah : Michael Mangowal

Lanjut Sesi#13 Bait Allah di Surga

--

--