Binatang muncul dari Daratan

Michael Mangowal
14 min readMay 28, 2021

--

sesi#16

Gambaran Umum

Dalam khotbah Nya tentang akhir dunia, Yesus memberi peringatan akan munculnya penipuan injil palsu yang menjangkau seluruh dunia.

Dia berkata bahwa murid Nya harus mengerti bahwa kitab Daniel banyak membahas tentang hal ini. Kita lihat dalam sesi yang lalu, bagaimana binatang dari laut di Wahyu 13 memiliki hubungan yang kuat dengan binatang dari laut di Daniel 7.

Wahyu 13 mengungkapkan trinitas palsu yang berusaha menipu dunia dengan sistem ibadah yang palsu Kepada bangsa Yahudi jaman perjanjian lama, menyembah kepada patung merupakan hal yang sangat di benci. pada sesi ini, kita akan melihat penyembahan kepada patung akan di paksakan dengan penipuan melalui Pentakosta palsu.

Dalam mempelajari tanda binatang, adalah penting untuk melihat bahwa baik pengikut Yesus maupun pengikut Binatang memiliki tanda pada dahi mereka. (Wahyu 13:16; 14:1). Sementara para pengikut binatang mempunyai tanda pada dahi dan tangan kanan mereka; mereka yang mengikut Yesus mempunyai tanda Allah pada dahi mereka. (Wahyu 7:3; 9:4).

Dengan demikian meterai Allah dan tanda binatang keduanya digunakan secara kontras (berlawanan). Dengan mengerti yang satu, otomatis akan mengerti yang satunya. Perang terakhir tentang peribadatan dinyatakan dengan bahasa sistem keagamaan yang murtad yang meniru pelayanan Kristus didunia.

Mengapa begitu banyak kepala?

Binatang dari Wahyu 13 digambarkan sebagai memiliki tujuh kepala (lihat ayat 1), sehingga secara simbolis hal itu dianggap berlangsung sepanjang sejarah yaitu masing-masing kepala yang bergantian ber giliran.

Ketika satu kepala terluka parah, binatang itu berhenti dan menjadi tidak aktif. Kemudian, di masa berikutnya, ketika kepala tersebut disembuhkan, binatang itu kembali memulai kegiatannya.

Dalam Wahyu 17: 9–11, kita dapatkan tujuh kepala mewakili tujuh raja atau kerajaan. Mereka adalah tujuh kekuasaan yang secara berturut-turut mendominasi dan menganiaya umat Allah sepanjang zaman.

Lima memerintah sebelum zaman Yohanes dan kelima kekuasaan itu semuanya menganiaya umat Allah.

Rincian nya ditampilkan dalam cerita Perjanjian Lama tentang Israel: mereka adalah Mesir, Syria, Babel, Persia dan Yunani.

Kerajaan yang Keenam -Roma- berkuasa selama zaman Yohanes (lihat Wahyu 17:10 − “yang satu ada”) dan, dari sisi pandang zaman Yohanes hidup, kerajaan yang ketujuh itu belum datang.

Yohanes melihat bahwa di masa depan, Kekaisaran Romawi akan tenggelam dan bangkit kembali dalam bentuk Kristen. Pada masa itu, atau masa abad pertengahan, Kristen Roma naik mendominasi umat Allah dan menjadi kepala yang ketujuh.

Tetapi kemudian itu “tidak ada” karena menderita luka yang mematikan. Periode zaman Renaissance, Reformasi, Pencerahan, Amerika dan Revolusi Perancis semua berkontribusi bagi pemisahan antara gereja dan negara, baik di negara mereka sendiri dan akhirnya dinegara lainnya.

Munculnya demokrasi, sekularisme dan pendidikan mengakhiri zaman intoleransi agama di banyak negara. Tidak bisa lagi dengan mudah mengendalikan massa. Sekarang ini “luka yang mematikan “ masih berlangsung.

Namun, kita akan melihat ketika kita tiba pada pasal 17 kepala yang kedelapan muncul. Luka yang mematikan akan sembuh dan salah satu dari tujuh kepala akan muncul kembali untuk bertindak seperti di masa lalu, dianggap sebagai kepala yang kedelapan. Wahyu 13: 3 tampaknya menunjukkan bahwa ketika hal ini terjadi, dunia akan kagum.

Saat ini kita menikmati kebebasan yang telah dinikmati sebagian masyarakat sepanjang sejarah. Wahyu mengajarkan bahwa kebebasan ini akan diambil pada akhir-zaman ketika orang-orang yang ingin tetap setia kepada Yesus akan diperlakukan dengan cara yang sama seperti ketika Dia diperlakukan.

Kita telah melihat bahwa isu sentralnya adalah ibadah. Hukum Allah menjadi fokus, terutama empat perintah yang pertama yang berhubungan dengan “siapa, bagaimana dan kapan” dari aspek ibadah.

Kita melihat bagaimana tanduk kecil dalam Daniel 7 berpikir dia dapat mengubah waktu dan hukum.

Selama berabad-abad, hari ketujuh Sabat telah diubah menjadi hari Minggu sebagai akibat dari berbagai faktor:

1.Gereja saat itu ingin menarik orang-orang kafir yang menyembah hari Minggu sebagai hari ibadah matahari dan hari libur.

2.Mereka ingin menjauh dari segala sesuatu yang berbau Yahudi. Salah satu fitur yang menonjol dari Yudaisme adalah ketaatan akan Sabat hari ketujuh.

3.Pengaruh Kaisar Constantine, yang ingin membuat Kristen sebagai pengaruh pemersatu yang kuat dalam kerajaan yang sedang melemah.

4.Munculnya gereja abad pertengahan membantu membawa perubahan. Gereja ini kemudian akan menyombongkan diri bahwa perubahan itu dilakukan atas otoritas nya.

Bagaimana alasan-alasan untuk perubahan tersebut ditemukan?

Ingat, isu sentral di sini dalam Wahyu 13 adalah ibadah dan kesetiaan kepada perjanjian, termasuk ketaatan kepada hukum Allah. Kita telah mempelajari tiga perintah yang pertama telah dilanggar oleh binatang itu. Lalu di mana kita menemukan perintah keempat, yang berurusan dengan hari Sabat?

Dalam Wahyu, pengikut Yesus dan binatang keduanya sama-sama memiliki tanda di dahi mereka (lihat Wahyu 13:16, 14: 1). Sementara pengikut binatang itu memiliki tanda dari binatang di dahi dan tangan kanan mereka, mereka yang mengikuti Yesus memiliki meterai Allah di dahi mereka (lihat Wahyu 7: 3, 9: 4).

Dengan demikian, meterai Allah dan tanda dari binatang digunakan secara kontras: dengan mengenali tanda yang satu, akan memberikan petunjuk kepada tanda yang satunya lagi.

Seperti yang sering dilakukan dalam kitab Wahyu, kita perlu kembali ke pengalaman Israel Perjanjian Lama untuk mendapatkan pemahaman tentang bahasa yang digunakan.

sepanjang sejarah manusia tertarik pada penyembahan kepada matahari.

Meterai Allah

Setelah memberikan Sepuluh Perintah Allah kepada orang Israel, Tuhan berkata kepada umat-Nya dalam Ulangan 6: 4–8 dimana Ia ingin mereka mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan.

Mereka harus “mengikat” nya sebagai simbol di tangan mereka dan “menjadikan lambang” di dahi mereka.

Gagasan bahwa orang Kristen dimeteraikan terdapat dalam Efesus 1:13, 14, di mana kita melihat hal ini sebagai pekerjaan Roh Kudus. Ada kesan dimana semua orang Kristen telah dimeteraikan oleh Roh Kudus. Ini adalah cara lain untuk mengatakan bahwa Allah telah menetapkan umat-Nya disisihkan sebagai milik-Nya. Meterai itu sebagai tanda kepemilikan dan perlindungan.

Dalam 2 Timotius 2:19 juga diceritakan bagaimana pemeteraian adalah cara untuk menyatakan seseorang adalah milik Allah.

Namun meterai dalam Wahyu 13 tampaknya lebih kepada masalah perlindungan. Mungkin itu lebih terkait dengan Yehezkiel 9: 4, di mana umat Allah yang dimeterai diberikan perlindungan.

Akar dari “meterai Allah”

Mari kita lihat lagi didalam Perjanjian Lama akar dari kata “meterai Allah”. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Sepuluh Hukum mengikuti format dokumen perjanjian jaman kuno, yang dicap dengan segel kepemilikan dan otoritas dibagian tengahnya.

Pusat dari Sepuluh Perintah Allah kita menemukan nama pemerintahan nya yaitu — Tuhan Allah. Kita menemukan Dia adalah Pencipta, Dia yang menciptakan segala sesuatu. Kita juga menemukan wilayah pemerintahan- Nya: Dia menciptakan langit dan bumi.

Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa perintah keempat (lihat Keluaran 20: 8–11) berfungsi sebagai segel dalam dokumen perjanjian kuno ini karena memberikan nama, jabatan dan wilayah dari pemberi hukum tersebut.

Jadi, pada masa Perjanjian Lama, kita menemukan bahwa umat Allah diidentifikasi oleh tanda eksternal: ketaatan hari ketujuh Sabat, yang menunjukkan mereka memiliki hubungan khusus dengan Pencipta mereka.

Itulah sebabnya ketika Tuhan mengirimkan pesan-Nya dalam Wahyu 14: 6, ayat ini diakui sebagai memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kata-kata dari hukum keempat.

Wahyu berulang kali mengidentifikasi umat Tuhan di akhir zaman sebagai yang menuruti perintah-perintah Allah (lihat Wahyu 12:17, 14:12).

Sebaliknya, binatang itu terlihat melanggar loh batu pertama dari Sepuluh Perintah Allah, yang berkaitan dengan siapa, bagaimana dan kapan kita beribadah.

Meterai Allah, seperti yang terdapat dalam perjanjian Sepuluh Hukum, adalah Sabat dan pemeteraian umat Allah adalah pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita.

Yang benar adalah bahwa kertas lakmus (litmus paper test) untuk menguji ketaatan pada krisis akhir zaman adalah Sabat Hari Ketujuh.

Undangan untuk menyembah Sang Pencipta

Hari sabat menyediakan kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga

Ketika ibadah menunjukkan ketaatan, maka tanda binatang itu muncul sebagai lawan atau versi palsu dari Sabat hari ketujuh. Hal Itu bisa jadi sebagai mereka yang menolak beribadah pada hari itu, atau taat kepada hari yang lain, yang dibuat oleh manusia yang menyimpang dari Sang Pencipta. Tanda binatang ini terwujud baik ditangan kanan atau di dahi.

Pada masa-masa awal Kekristenan, hari Minggu menggantikan Sabat hari ketujuh sebagai trade-off atau barter dengan para penyembah matahari. Sekarang, sebagian besar beribadah di hari Minggu sebagai hari yang suci, tetapi itu dapat berubah secara dramatis di tengah krisis akhir zaman.

Ini semua tentang hari dimana sang Pencipta telah sisihkan sebagai waktu untuk menyembah Dia.

Jika anda memberitahu seseorang bahwa anda memelihara Sabat hari ketujuh, anda sudah mengatakan kepada mereka hampir keseluruhan kepercayaan anda .

Anda sedang menyatakan bahwa anda percaya pada sang Pencipta yang menciptakan langit dan bumi.

Dan ketika dihadapkan dengan masalah dan krisis dunia ini, hal itu sangat berarti untuk percaya bahwa Allah ada di sorga dan akan melindungi kita.

Sabat adalah lebih dari sekedar hari; Sabat juga merupakan simbol. Simbol memiliki peran penting dalam kehidupan kita.

Sabat adalah simbol seperti bendera nasional. Itu bukan hanya sepotong kain; tetapi apa yang dilambangkan dari bendera itu. Pria dan wanita telah berkorban untuk itu dalam pertempuran. Bendera adalah kehormatan suatu bangsa.

Gereja Kristen memiliki simbol yang lain: yaitu Perjamuan Allah dan Baptisan. Semua itu penting bagi kita karena apa yang terwakili melalui lambang-lambang tersebut.

Dalam permulaan sejarah manusia, Allah berfirman: “Ingatlah hari Sabat dan kuduskanlah.Jangan lupa bahwa Akulah Pencipta yang menciptakan langit dan bumi. “

Jika kita percaya akan Sabat , kehidupan menjadi sangat berarti. Kita memiliki masa yang telah lalu dan masa depan penuh harapan. Kita bukan lagi anak yatim yang tidak mengenal asal usul kita. Kita hadir di sini oleh Pencipta yang ingin agar kita merawat bumi sebagai ciptaan-Nya.

Dan, ketika kita menyadari bahwa perubahan dari Sabtu ke Minggu terjadi hanya untuk mengakomodasi umat penyembah dewa matahari, kita dapat melihat mengapa hal ini menjadi masalah akhir zaman bersama dengan perintah-perintah Allah lainnya.

Binatang itu meminta komitmen dan penurutan dengan cara mengatur dan menegakkan ibadah. Hal ini jelas melanggar — dan bahkan mendorong orang lain untuk melanggar — semua perintah Allah tentang ibadah. Hal ini memaksakan sistem peribadatan yang palsu.

Sama seperti tanda binatang di dahi yang berhubungan dengan keyakinan agama, tanda di tangan kanan mungkin menunjukkan hilangnya keyakinan agama.

Jelas, kita berhadapan dengan simbol; tanda literal tidak bisa dicap pada seseorang tanpa persetujuan mereka.

Asal-usul binatang dari Bumi

Baca Wahyu 13: 11–18

Ketika kita mempelajari nubuatan yang belum terjadi, kita perlu ingat peringatan Yesus dalam Yohanes 14: 29 — nubuatan yang belum terjadi paling gampang dipahami ketika nubuatan itu sedang terjadi.

Penulis William Johnsson memiliki beberapa nasihat yang bijaksana tentang hal ini:

“Marilah kita berterus terang mengakui bahwa kita masih belum mendapatkan pengertian yang lengkap tentang digenapinya nubuat binatang dari bumi ini… Ciri yang signifikan dari penipuan monster yang kedua ini belum benar-benar jelas, terutama mukjizat yang menyebabkan banyak orang disesatkan dan “Image” / “patung” dari binatang yang muncul dari laut. Selanjutnya, khayal atau penglihatan menunjukkan langkah dan tindakan binatang itu yang merangkul seluruh dunia. . . . Tidaklah jelas saat ini, Bagaimana seluruh umat manusia akan ditarik ke dalam pusaran penipuan. “ [1] (Symposium on Revelation hal 29)

Binatang dari bumi muncul setelah naga dan binatang dari laut, dan hanya sedikit ulasan tentang identitasnya.

Binatang lainnya telah keluar dari laut. Dalam Wahyu, laut adalah perairan yang penuh dengan keganasan.

Untuk orang zaman dahulu hal itu dilihat sebagai sesuatu yang memisahkan orang-orang dari kekasih mereka dan merupakan hal yang menakutkan. Mungkin ini alasannya mengapa Yohanes berjanji bahwa di dunia baru tidak akan ada lagi laut (lihat Wahyu 21: 1).

Tetapi binatang ini keluar dari bumi.

Dalam Wahyu, bumi memiliki dua konotasi yang baik dan buruk:

  • Mereka yang diam di bumi dipandang sebagai mereka yang berada di sisi yang salah dari konflik di Wahyu 11:10; 13: 8, 14; 14: 6.
  • Bumi terlihat dalam bentuk yang positif dalam Wahyu 12:6, di mana bumi membantu wanita itu. “Bumi” menggambarkan cara bagaimana Allah membantu orang-orang Kristen bertahan selama Dark Ages / zaman kegelapan yang panjang.

Binatang dari bumi juga digambarkan sebagai “mirip domba”, sehingga dalam beberapa hal, mirip dengan Kristus Anak Domba. Kita boleh menganggap binatang ini terkait dengan agama Kristen. Awalnya terlihat ramah tetapi akhirnya berbicara seperti seekor naga (lihat Wahyu 13:11).

Pemalsu pekerjaan Roh Kudus

Sesuai dengan pelajaran terdahulu, perihal trinitas palsu yang ditemukan dalam Wahyu 13, binatang yang berasal dari bumi adalah tiruan dari pekerjaan Roh Kudus.

Ia membuat api turun dari langit seperti yang dilakukan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Ia juga melakukan pekerjaan keajaiban atas nama binatang laut (Wahyu 13:12, 14).

Karena pekerjaan ini, binatang dari bumi kemudian disebut “nabi palsu” (lihat Wahyu 19:20).

Yesus memperingatkan akan ada nabi-nabi palsu dalam khotbah-Nya tentang akhir zaman:

“Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan melakukan tanda-tanda besar dan keajaiban untuk menipu bahkan “jika mungkin” umat pilihan” (Matius 24:24).

Binatang yang datang dari bumi juga disebut nabi palsu (lihat Wahyu 19:20). Kelihatannya bahwa Yohanes juga berpikir bahwa kekuatan ini, akan mengklaim dapat melakukan pekerjaan Elia, yaitu memulihkan ibadah yang benar dengan membuat api turun dari Allah dari surga.

Dengan demikian akan memalsukan pekerjaan Allah yang benar yang dilakukan oleh dua saksi yang melakukan keajaiban dan membawa api turun dari langit

Kita lihat di sini kekuatan Kristen yang disebut memalsukan pekerjaan Roh Kudus. Muncul dari gereja dan doktrin gereja.

Dapatkah bangsa dengan fondasi keKristenan yang kuat, justru merusak fondasi tersebut?

Dapatkah orang yang berdiri demi kemerdekaan dan kebebasan sekarang berbalik dan mencoba untuk memutarbalikkan semua itu?

Kita melihat hal itu terjadi di Jerman selama Perang Dunia Kedua.

Kita juga melihat hal itu terjadi di Israel selama hari-hari Kristus, ketika para pemimpin agama Yahudi bersekutu dengan Roma. Agama dan negara bekerja sama untuk menempatkan Kristus mati di Kalvari.

Pada zaman sekarang ini, kita melihat kemungkinan hal ini bisa terjadi di Amerika Serikat daripada bangsa lain di dunia ⎯ bangsa yang merupakan bagian dari bumi yang membantu perempuan itu.

Orang-orang pernah melarikan diri ke sana demi kebebasan; negara Kristen yang masih muda yang telah menjadi rumah dari misionaris Kristen. Yang telah mengekspor agama Kristen ke seluruh dunia.

Bisakah kita membayangkan orang-orang religius di Amerika Serikat, yang telah mengekspor kebebasan dan demokrasi di seluruh dunia, dapat suatu hari kelak mengatur dan menegakkan sistem ibadah yang palsu ?

Dalam Matius 7: 21–23, Yesus memperingatkan agar berhati-hati; tidak semua yang mengaku diutus atas nama Nya adalah murni.

Pusat pertumbuhan bagi kekristenan

Ketika Kekristenan telah berkembang ke seluruh dunia, mengalami banyak perubahan yang signifikan. Pada akhir abad kedua puluh, pusat dunia Kristen berubah dari utara ke selatan, dari barat ke timur.

Bersama dengan pergeseran geografis ini juga datang pengaruh dari sinkretisme Kristen — yaitu penggabungan dari beberapa kepercayaan tradisional yang dipraktekan bersama agama Kristen.

Sering kali orang yang berada dalam kemiskinan dan yang tidak mampu membayar dokter atau obat-obatan mereka mencari keajaiban. Dalam konteks seperti itu, banyak yang menggunakan penglihatan dan mimpi .

Kontak dengan roh-roh leluhur yang sudah mati adalah bagian dari “iman.” Banyak yang dianggap sebagai pekerjaan Roh Kudus.

Bentuk-bentuk kekristenan seperti itu sangat memalukan bagi kebanyakan orang Kristen. Sebagian berpendapat, seolah, bahwa ini adalah bentuk lain dari Pentakosta.

Mungkinkah ini pekerjaan binatang yang mirip anak domba memalsukan pekerjaan Roh Kudus pada hari Pentakosta?

Termasuk didalamnya adalah tren semakin banyaknya orang Kristen yang konservatif untuk ikut campur dalam politik dan bekerja ke arah penyatuan antara gereja dan negara. Ketika mereka yang mengaku Kristen menjangkau kekuatan negara dan bersatu dengan mereka untuk menegakkan ibadah, maka kita melihat sebuah patung binatang yang sedang dibentuk.

Patung tidak dapat bernapas dan dihina di dalam Alkitab, tetapi patung ini diberikan nafas dari binatang seperti anak domba, yang meniru Roh Kudus (lihat Wahyu 13:15).

Akan muncul pekerjaan roh yang dahsyat, ketika kita masuk kepada akhir dari sejarah, tetapi hal itu bukanlah Roh Kudus.

Wahyu memperingatkan bahwa itu akan menjadi hasil pekerjaan tiga roh najis yang menyatukan naga, binatang dan nabi palsu: menipu dunia dengan cara mukjizat untuk menegakkan ibadah kepada patung binatang yang pertama (lihat Wahyu 16: 13, 14; 19:20).

Yesus memperingatkan para pengikut-Nya bahwa, ketika Injil dikabarkan keseluruh dunia, maka tibalah akhir dunia. Yesus juga memperingatkan bahwa akan datang oposisi terhadap pemberitaan Injil dalam bentuk “pembinasa keji berdiri di tempat kudus” (lihat Matius 24:14, 15).

Wahyu mengatakan bahwa pada akhir sejarah manusia kita akan melihat kembalinya masa, dimana apa yang pernah dialami selama abad pertengahan dan sepanjang sejarah eksistensi manusia.

Akan terjadi masa intoleransi agama. Kekuatan di dunia ini akan tertipu oleh roh-roh jahat yang mencoba untuk menegakkan ibadah, menginjak tanah suci hati nurani manusia.

Seberapa sering dalam sejarah kita telah melihat tirani atau pemaksaan oleh “ orang benar” ⎯ yang disebut sebagai orang baik ⎯ yang mencoba untuk memaksa orang lain menjadi baik seperti mereka.

Hal Ini bisa lebih buruk lagi ketika orang-orang ini adalah orang beragama dan yang berpikir bahwa Tuhan ada bersama mereka dalam semua yang mereka lakukan.

Kekuatan-kekuatan yang mengaku Kristen akan menggunakan kekuasaan negara untuk memaksakan ibadah. Bila hal ini terjadi , patung binatang itu akan terbentuk. sama seperti apa yang binatang itu telah lakukan kepada umat-umat Tuhan sepanjang abad-abad di masa lalu.

Inspirasinya akan menggunakan “api dari langit” ⎯ bentuk palsu dari Pentakosta (lihat Wahyu 13:13). kebangkitan agama palsu akan terjadi ketika orang banyak akan mengklaim bahwa Allah beserta mereka.

Dalam kisah Alkitab dari nabi Elia, api turun dari surga di Gunung Karmel untuk menunjukkan siapa Allah yang benar dan kepada siapa Allah berpihak.

Wahyu 13 menggambarkan bagaimana “api” akan digunakan sebagai bukti oleh mereka yang menentang Allah. Hal Ini akan sulit untuk dibantah.

2 Tesalonika 2: 8–12 juga menggambarkan saat ketika si durhaka akan terungkap dengan segala macam keajaiban yang palsu. Ia akan menipu manusia karena mereka menolak untuk percaya kepada kebenaran. Mereka memilih untuk percaya kebohongan sehingga Allah mengijinkan mereka untuk percaya kepada kebohongan.

Membongkar tanda binatang

Baca Wahyu 13: 16–18

Tanda itu akan terdiri dari nama binatang. Tidak ada seorang pun yang memiliki itu , karena nubuatan ini belum terjadi. Tetapi kitab Wahyu mengatakan sebagian orang akan memiliki tanda binatang di dahi.

Hal ini kontras dengan 144.000, yang adalah umat-umat Tuhan dalam Wahyu 14: 1, dengan nama Allah Bapa tertulis pada dahi mereka.

Dahi mengacu pada pikiran kita. Kita berpikir dan beribadah dengan pikiran kita. Sebagian orang memiliki pikiran seperti binatang ini, sementara yang lain membuka pikiran mereka diciptakan kembali untuk mencerminkan karakter Allah.

Ini adalah sebuah pilihan yang harus dibuat setiap orang dan mereka akan menghadapi konsekuensinya.

Nama binatang memiliki angka: 666. Mereka yang hidup pada zaman ketika kitab Wahyu pertama kali ditulis , tentu akan akrab dengan bahasa ini dan mampu memecahkan kode tersebut. Tetapi sekarang ini, pengetahuan itu telah hilang.

Sejak dari abad kedua, orang-rang mulai menggunakan teknik yang dikenal sebagai “gematria” yang berarti “manipulasi angka.” Dengan menggunakan teknik ini, setiap huruf dari bahasa Yunani, Ibrani atau abjad Latin memiliki nilai numerik sendiri.

Oleh karena itu, angka 666 telah menjadi topik menarik untuk semua jenis spekulasi. Tetapi ada dua alasan dimana kita tidak perlu mencoba untuk mengidentifikasikan angka tsb pada mereka yang kita tahu:

1.Seperti yang terlihat dalam seri pelajaran ini, sejauh ini Wahyu memberikan banyak cara mengidentifikasi untuk mengungkapkan binatang itu. Angka 666 hanyalah salah satu cara. Kita Harus berhati-hati untuk tidak terlalu menekankan satu poin sementara mengabaikan poin yang lain.

2.Angka tersebut dapat di terapkan pada beberapa nama. Sebagian orang telah menyarankan bahwa tulisan bahasa Latin “vicarious filii dei” pada kepausan jumlahnya 666. Beberapa orang berpendapat bahwa angka itu telah ada jauh sebelumnya walaupun belum muncul saat ini.

Yang lain telah menyarankan bahwa nama-nama Nero, Caligula, Muhammad, Napoleon, Hitler, atau- yang paling terakhir -Bill Gates dapat dijumlahkan hingga 666. Di antara saran yang lebih kreatif adalah hubungan angka tersebut dengan nama Ronald Wilson Reagan, karena masing-masing nama nya terdiri dari enam huruf.

adalah melalui pikiran kita, kita berbakti. Itulah sebabnya Meterai Allah dan Tanda Binatang dua duanya adalah simbol yang melambangkan berada didahi.

Apa yang sebenarnya mewakili angka 666

Karena sejarah telah memberikan gambaran yang tercampur, adalah bijaksana bila kita melihat apa yang terdapat dalam Alkitab dan dunia pada saat kitab Wahyu ditulis.

Enam adalah satu angka dibawah angka tujuh, tujuh adalah angka kesempurnaan dalam kitab Wahyu. Hari ke 6 adalah hari dimana manusia dan ular diciptakan, tetapi seminggu penuh adalah tujuh hari.

Dengan demikian angka Enam mewakili ketidaksempurnaan manusia ⎯ 666 merupakan tiga kali lipat ketidaksempurnaan dibawah dari 777, yang adalah kesempurnaan. Binatang adalah mahluk yang tidak sempurna dibandingkann karakter ilahi yang ia coba memalsukannya.

Demikian pula halnya dengan angka 666, yang kurang atau tidak sempurna dibandingkan mereka yang memiliki nama ilahi di dahi mereka yaitu yang memiliki meterai Allah seperti yang terdapat dalam Wahyu 14: 1.

Angka Enam juga angka Babel. Matematika Babel kuno didasarkan pada angka enam dan 60. Kita masih menggunakan sistem mereka untuk pengukuran sudut derajat dan waktu.

Sementara kita menggunakan angka desimal untuk menghitung, kita menggunakan kelipatan 6 untuk waktu-60 detik, 60 menit dan 24 jam.

Satu-satunya sebutan lain dari angka 666 dalam Alkitab adalah terdapat di 1 Raja-raja 10:14, di mana 666 talenta emas tercatat sebagai pendapatan tahunan Raja Salomo.

Salomo adalah anak Daud ⎯ seperti halnya Yesus juga keturunan Daud ⎯ , tetapi Salomo membawa Israel menjauh dari Allah. Referensi ini datang diantara waktu kunjungan Ratu Sheba, ketika ia setia kepada Tuhan, dan pernikahannya dengan putri Mesir, ketika ia pergi jauh dari Allah.

Demikian pula, gereja Kristen akan menghadapi situasi di mana sebagian, seperti halnya Salomo, yang dulunya setia kepada Tuhan, berbalik melawan Allah dan umat-Nya untuk menegakkan ibadah.

Sebagian besar citra di Wahyu 13 berasal dari Daniel 3, di mana ibadah kepada patung itu diberlakukan pada umat Allah oleh Nebukadnezar, raja Babel. Hal ini mengingatkan dalam pikiran kita tentang pengulangan sejarah.

Sekali lagi, pada akhir zaman, mereka yang ingin mengikuti Tuhan dengan setia akan dituntut untuk membuat pilihan.

Penulis : Dr Jon Paulien & Dr. Graeme Bradford

Penterjemah : Michael Mangowal

Lanjut Sesi #17: Pekabaran Tiga Malaikat

--

--