Babel Terungkap

Michael Mangowal
15 min readJun 26, 2021

--

Sesi#20:

Gambaran Umum

Dalam Wahyu, pengeringan sungai Efrat terjadi ketika kekuatan yang pernah mendukung Babel menyadari bahwa mereka telah ditipu oleh perbuatan-perbuatan mukjizat dan berbalik melawan Babel.

Armageddon adalah pertempuran di mana semua yang diam di bumi harus memilih untuk menentukan kesetiaan mereka baik kepada Allah atau Setan. Sementara mereka yang berada di sisi Allah dikumpulkan ke Gunung Sion dengan Anak Domba, mereka yang menentang Allah berkumpul untuk Armageddon, di mana mereka akan hancur pada kedatangan Kristus.

Yohanes telah dua kali mengumumkan runtuhnya Babel akhir zaman tanpa menjelaskan tentang Babel. Sekarang, ia merangkum untuk memberitahu kita tentang Babel dan alasannya mengapa dihancurkan.

Sebuah malam yang tak terlupakan: pesta Belsyazar

Sebuah malam yang tak terlupakan — malam di wilayah Timur, penuh misteri dan intrik. Di dalam istana Belsyazar, raja Babel, sedang berlangsung sebuah pesta yang mewah — anggur, musik dan wanita, dengan rambut sehitam burung gagak penuh keindahan menari, dan laki-laki berbaring dan mabuk.

Raja Belsyazar yang mabuk memanggil bendahara kuil untuk dibawa masuk agar mereka dapat memuji para dewa dari emas, perak dan batu. Musik semakin keras — bersama dengan suara sumpah serapah.

Di luar tembok kota, tentara Persia telah menunggu. Cyrus dan Darius orang Media bekerja mengalihkan air dari sungai Efrat di sekitar kota, membuka pertahanan kota dengan mengosongkan sungai yang mengalir kedalam kota.

Tiba-tiba, semua kegembiraan di dalam istana Belsyazar terhenti. Wajah raja berubah pucat. Begitu takutnya dia sampai lututnya saling terantuk bersama-sama dan kakinya terkulai ketika sebuah tangan tak berdarah muncul dan menulis di dinding dengan kata-kata: Mene, Mene, Tekel, Parsin.

Kata-kata ini ditafsirkan oleh nabi Daniel dalam Daniel 5: 24–28:

  • Mene, mene: Allah telah menghitung hari-hari pemerintahan mu dan menentukan akan segera berakhir.
  • Tekel: Anda telah ditimbang pada timbangan dan ditemukan ringan.
  • Peres (Parsin): kerajaanmu akan dibagi dan diberikan kepada Media dan Persia.

Bahkan saat pesan sedang dituliskan, ada teriakan dan perkelahian di luar ruang pertemuan. Para prajurit Persia bergegas masuk ke ruang perjamuan dan malam itu, Belsyazar terbunuh.

Kerajaan yang ia perintah, diambil dan diberikan kepada Media dan Persia.

Akhir dari Babel — akhir dari dunia

Kitab Wahyu menggunakan bahasa malam terakhir Babel untuk menggambarkan akhir dari dunia ini (lihat Yeremia 51: 6–8, 63; bandingkan dengan Wahyu 17: 2 dan 4, 18:21).

Tepat sebelum tiba pada akhirnya, seluruh dunia menjadi seperti Babel, menawan dan menindas umat Allah.

Adalah tujuan Allah agar mereka terpisah dari Babel rohani dan mendapatkan tempat di Yerusalem Baru (lihat Wahyu 18: 4, 21, 22).

Wanita yang menunggang binatang

Baca Wahyu 17:1–6

Khayal ini akan menawarkan informasi lebih lanjut tentang malapetaka keenam dari tujuh malapetaka.

Hal itu menyebutkan kedua kekuatan akhir zaman yang melawan Allah dan umat-Nya, dan yang akan dikalahkan pada pertempuran Armageddon ketika Sungai Efrat mengering, ketika kekuatan pendukung Babel menarik dukungan mereka dan berbalik melawan dia.

Perairan

Perairan — sebutan bagi Sungai Efrat — melambangkan banyak kekuatan sipil dan sekuler dunia, berbaris melawan Allah yang benar dan umat-Nya dalam krisis akhir zaman. Ini adalah ikatan sipil — sekuler — politik sedunia yang mendominasi selama akhir sejarah bumi.

Pelacur

Pelacur, Babel, adalah konfederasi agama di seluruh dunia yang terdiri dari trinitas setan berbaris melawan Allah yang benar dan umat-Nya.

Fakta bahwa kita memiliki kekuatan agama yang menunggangi kekuasaan sekuler / politik dalam gambar ini menunjukkan sebuah periode waktu dalam sejarah bumi di mana pemisahan keduanya adalah normal atau umum.

Sebagian besar dari sejarah manusia, tidak ada pemisahan tersebut. Kekuasaan politik negara-negara itu terkait dengan agama negara tersebut. Negara memiliki dewa yang mereka percaya dapat memberi mereka keuntungan politik.

Raja-raja di bumi

Raja-raja di bumi menggambarkan konfederasi politik dalam bentuk lain. Mereka tidak berzinah dengan pelacur dalam arti harfiah, tetapi perserikatan dibentuk antara konfederasi- agama dan politik yang haram di mata Tuhan.

Dalam Perjanjian Lama, bahasa percabulan dan perzinahan digunakan ketika Israel bersekutu dengan negara-negara kafir (lihat Yesaya 1:21; Yeremia 3: 1).

Gambaran Yohanes tentang pelacur besar juga mencerminkan citra Izebel, seorang putri Phoenician kuno yang menjadi ratu Israel ketika ia menikah dengan Ahab, raja Israel.

Perzinahan adalah sebutan bagi raja-raja di bumi yang telah menerima kekuasaan Babel (lihat Wahyu 17: 2).

Melalui perhatian yang Babel hambur-hamburkan, dia memperoleh kendali atas raja-raja di bumi. Hadiah ini juga digambarkan berupa manfaat ekonomi, yang hilang dari Raja-raja dunia ketika dia jatuh (lihat Wahyu 18: 11–19).

Penduduk bumi

Penduduk bumi adalah masyarakat umum yang jahat, bukan pemimpin dunia. Ada paralelnya: ketika “raja-raja” dari bumi berzinah dengan pelacur; “orang” dari bumi menjadi mabuk (lihat Wahyu 17: 2).

Hal ini tercermin dalam pesan yang diberikan oleh malaikat kedua dalam Wahyu 14: 8: “Seorang malaikat kedua menyusul dan berkata, “”Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya. “

Dimana ada nafsu dan mabuk-mabukan, orang tidak dapat berpikir jernih. Mereka membuat keputusan yang salah, tanpa alasan yang jelas untuk persatuan jangka panjang. Ketika efek mabuk lewat, orang biasanya menyesali keputusan yang mereka buat.

Negara-negara masuk ke dalam perjanjian dengan pelacur karena mereka berpikir mereka akan menjadi lebih baik. Sebagian besar orang hanya menurut saja. Tetapi persatuan itu hanya untuk jangka pendek.

Menjelajahi misteri Babel

Yohanes dibawa ke gurun. Dia melihat binatang dengan tujuh kepala dan sepuluh tanduk (lihat Wahyu 17: 3), menggambarkan yang sama dengan naga (lihat Wahyu 12:14) dan binatang yang dibangkitkan dalam Wahyu 13: 3.

Duduk diatas binatang itu adalah seorang wanita tetapi pada saat yang sama, ada wanita yang dikejar oleh naga (lihat Wahyu 12:14).

Wanita itu berpakaian ungu, yang sering digunakan untuk pakaian kerajaan dan cocok dengan sebutan pelacur menjadi ratu (lihat Wahyu 18: 7).

Pada akhir zaman, wanita itu memerintah kekuasaan sekuler dan politik dunia. gaunnya adalah gaun seorang pelacur, dipakai untuk menguatkan rayuan. Hiasan nya emas dan batu mulia menunjukkan bahwa dia adalah saingan dari New Yerusalem, yang juga dihiasi dengan cara ini (lihat Wahyu 21:11).

Pakaiannya kontras dengan pakaian dari gereja yang benar, yaitu lenan halus, cerah dan bersih, yang mewakili perbuatan saleh dari orang-orang kudus (lihat Wahyu 19: 8).

Pakaian pelacur tampaknya mengikuti model pakaian para Imam Besar: Efod berwarna ungu, merah dan emas (lihat Keluaran 28: 5, 6). Efod dan tempat batu didada berisi batu mulia (lihat Keluaran 28: 9–13, 17–21).

Cawan dapat mewakili persembahan minuman dari Bait Suci (lihat Keluaran 29:40, 41; 30: 9; Imamat 23:13, 18, ​​37); dan tulisan pada dahi menyerupai tulisan “Kudus bagi TUHAN” yang terdapat pada sorban didahi imam besar (lihat Keluaran 28: 36–38).

Pada akhir zaman, orang-orang yang pernah setia kepada Tuhan sekarang berbalik menentang-Nya dan umat-Nya, seperti yang dilambangkan oleh pelacur bernama Babel.

Tetapi dia akan dibakar dengan api, yang merupakan hukuman bagi seorang putri imam yang didapati bersalah melakukan percabulan sebagai pelacur (lihat Wahyu 18:16, bandingkan dengan Imamat 21: 9).

Penipuan penting di akhir zaman

Yesus memperingatkan para pengikut-Nya tentang penipuan yang akan muncul di akhir zaman. Matius 24:24 memperingatkan tentang Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu.

Matius 7: 21–23 juga memperingatkan bahwa banyak orang akan datang dalam nama Kristus dan melakukan mukjizat hebat tetapi Yesus tidak mengenal mereka.

Arti kata Grika yang diterjemahkan “pelaku kejahatan” adalah kata anomia , yang secara harfiah berarti “orang-orang yang melawan hukum Allah.” Jadi kita akan melihat nama Kristus digunakan dalam ujian akhir zaman oleh mereka yang menolak untuk taat kepada sepuluh hukum Allah.

Kekuatan anti-Kristen akan muncul di antara mereka nabi palsu: Anak Domba [seperti Kristus] binatang dari bumi. Disinilah letak penipuan yang cerdik.

Itulah sebabnya Yohanes menjadi heran (lihat Wahyu 17: 6). Apakah wanita itu telah berubah? Musuh besar di akhir-zaman adalah kekuatan, yang pada satu saat, tampaknya mirip dengan umat Allah.

Bagian dari penipuan itu adalah kekuatan yang menyamar sebagai jemaat Tuhan yang sejati.

Tetapi kekuasaan agama ini yang disebut Babel bukanlah gereja yang benar. Ini adalah penipu yang akan menganiaya umat Allah. Alasan mengapa dia berada di gurun bukan untuk melarikan diri untuk menyelamatkan hidupnya, tapi untuk mengejar gereja yang benar.

Penggabungan kekuatan agama yang disebut Babel memiliki sejarah panjang dan gelap dalam menganiaya dan menindas umat Allah.

Dalam Wahyu 17: 3, pelacur yang berkuasa karena kekuatan politik telah menyerahkan kekuatan mereka untuk waktu yang singkat untuk dikuasai oleh pelacur itu. binatang itu adalah warna darah dan penindasan, yang menambah penampilan yang menakutkan.

Nama-nama menghujat yang mencakup binatang merah mengingatkan kita pada binatang laut dalam Wahyu 13. Binatang dari laut meniru pekerjaan Yesus Kristus.

Pekerjaan palsu ini terus berlanjut tetapi hanya sebagai bagian dari kesatuan tiga lapis dari Babel -naga, binatang dan nabi palsu (lihat Wahyu 16:13) yang merupakan nama yang diberikan kepada binatang yang muncul dari daratan (lihat Wahyu 19:20).

replika modern dari gerbang babel yang bernama ishtar, dewa cinta dan dewa perang orang Babel. Dalam kitab wahyu, Babel melambangkan pemberontakan terhadap Allah sang pencipta.

Babel dan sekutunya

Baca Wahyu 17 : 7–18

Khayal Yohanes berakhir dengan Wahyu 17: 6, dan disusul dengan serangkaian interpretasi yang membingungkan. Ini mungkin adalah bagian yang paling sulit untuk dimengerti dari kitab Wahyu.

Malaikat itu memberikan informasi rinci, terutama mengenai binatang yang diduduki oleh pelacur selama masa akhir. Tetapi itu adalah interpretasi yang cukup menantang.

Akan ada saat-saat ketika kita bisa melihat beberapa poin dengan jelas; sedangkan di lain waktu, kita hanya dapat melakukan yang terbaik yang kita bisa lakukan. Salah satu daya tarik dalam mempelajari buku ini adalah karena membuka pikiran kita lebih luas.

Selalu ada hal yang perlu dipelajari dan yang berguna bagi kita untuk di ingat.

  • Wanita itu mewakili persatuan seluruh dunia agama.
  • Binatang itu melambangkan persatuan politik di seluruh dunia.

Wahyu memprediksi bahwa dunia akan lebih bersatu dari sebelumnya sebelum tiba akhirnya .

Siapakah perampas kekuasaan Allah?

Menunggang binatang itu menggambarkan posisi dominasi. Pada waktu itu, adalah menarik, dimana agama akan mengendalikan agenda politik.

Meskipun dia berpakaian dan bertindak seperti gereja, tetapi ia menindas orang-orang yang menjadi milik Kristus. Namanya adalah Babel Besar.

Semua kemurtadan berasal dari menara Babel, di mana orang-orang yang tersebar dan diberi bahasa yang berbeda. Dalam Perjanjian Lama, Babel adalah artinya pemberontakan terhadap Allah. Ambisinya selalu untuk mencapai ke surga dan merebut kekuasaan Allah.

Babel adalah sumber gambaran yang tepat untuk menggambarkan tentang kekuasaan akhir-zaman, karena masalah agama akan dibuat sebagai ujian hidup dan mati ketika Babel rohani menguasai Babel politik (lihat Daniel 3 dan 6).

binatang yang memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk

Gereja abad pertengahan menggunakan kekuatan politik di Abad Pertengahan untuk menegakkan agenda politiknya. Sekarang Babel adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan kekuatan agama yang akan mendominasi kekuatan politik di akhir zaman.

Binatang itu dikaitkan dengan persatuan sekuler-politik. Seperti binatang terdahulu, yang digambarkan sebagai — “dulu pernah ada, sekarang tidak” dan akan muncul dari jurang maut (lihat Wahyu 17: 8).

Persatuan politik seperti itu pernah terjadi di masa lalu. Ada serangkaian empat kerajaan sekuler yang bertanggung jawab atas wilayah dunia di mana umat Allah bermukim dan yang keempat adalah berkuasa pada zaman Yohanes hidup.

Seluruh rangkaiannya adalah: Babel, Persia, Yunani, Roma, pengelompokan, dan kemudian peristiwa-peristiwa akhir zaman (lihat Daniel 2).

Konfederasi politik di seluruh dunia berhenti untuk sementara waktu dan akan dilibatkan kembali dalam pertempuran terakhir dari Armageddon. Periode terakhir dari sejarah bumi akan mencerminkan pengelompokan tersebut.

Akan ada bentuk konfederasi politik seluruh dunia ketika binatang itu datang kembali sebelum kehancuran nya.

Kekuatan di seluruh dunia yang menakjubkan

Yohanes heran melihat pelacur tersebut; penduduk bumi terheran-heran pada binatang itu (lihat Wahyu 17: 8).

Jika apa yang Wahyu katakan terjadi dalam hidup kita, kita akan benar-benar heran. Kita hidup dalam masa ketika persatuan politik di seluruh dunia belum menjadi realitas — atau tampaknya hampir terjadi.

Namun binatang itu akan keluar dari jurang maut dan kemudian mengalami ke kehancuran (lihat Wahyu 17: 8).

Ada kaitannya di sini dengan binatang pada Wahyu 11: 7, yang akan muncul dari jurang maut untuk menyerang dan membunuh dua saksi, yang mewakili umat Allah.

Ada juga kaitannya dengan binatang Wahyu 13: 3 yang pulih dari luka kematian yang ditimbulkan pada salah satu kepalanya. Kedua binatang memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk, dan juga terkait dengan naga yang memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk.

Di masa lalu, semua kekuatan politik juga merupakan kekuatan agama, namun sekarang tampaknya kita melihat sesuatu yang unik. Perempuan tersebut — yang adalah kekuatan agama — sedang mengendarai kekuasaan binatang — yang adalah kekuatan sekuler.

Kita melihat kekuatan agama dan kekuatan sekuler seolah berbeda, namun mereka bekerja sama pada saat binatang itu telah dibangkitkan dari luka yang mematikan pada salah satu kepalanya.

Binatang itu telah menganiaya umat Allah sepanjang zaman namun sekarang dikendalikan oleh orang-orang yang mengaku umat Allah.

Berikut adalah gambaran KeKristenan dalam bentuk palsu dan menipu. Ia berhasil dalam tipuan, membawa api turun dari langit — Pentakosta palsu — dan pekerjaan mujizat (lihat Wahyu 13:13, 14).

Agama akan mendominasi politik pada zaman akhir, seperti yang terjadi sepanjang Abad Pertengahan. Dalam dunia sekarang ini, kita tidak menyangka bahwa hal itu bisa terjadi lagi.

Tetapi demokrasi dan kebebasan beragama telah tiba di akhir sejarah manusia dan mungkin saja waktunya sudah tidak lama lagi.

Menurut Wahyu 17: 7, 8, penduduk bumi akan “heran.” Binatang “belum ada” dan “ segera akan datang” untuk berkuasa seperti yang pernah terjadi di masa lalu.

Ketujuh kepala itu adalah tujuh bukit

Sepanjang sejarah, binatang itu diperintah oleh salah satu dari kepalanya. Selama itu jelas bahwa agama dan politik berjalan beriringan tetapi sudah beberapa abad hal ini belum pernah terjadi lagi.

Kita lupa bahwa hanya sedikit orang dalam sejarah yang telah menikmati kebebasan yang kita alami saat ini.

Yohanes mengatakan tujuh kepala itu adalah tujuh bukit — atau gunung (lihat Wahyu 17: 9). Penerjemah mungkin memikirkan kota Roma dalam pikirannya, yang berlokasi di atas tujuh bukit, ketika mereka menerjemahkan kata Grika di sini sebagai “bukit” bukannya “gunung.”

Namun, Yohanes mungkin tidak berpikir tentang Roma karena pegunungan yang munculnya berturut-turut, dan bukan bersama-sama sekaligus.

Dia katakan dalam Wahyu 17:10 bahwa lima dari mereka yang jatuh, satu ada dan satu lagi belum datang. Hal ini artinya akan sulit untuk membangun sebuah kota di atas tujuh bukit dimana lima dari antara mereka telah jatuh; hanya satu yang hadir dan yang lain belum berada di sana.

Jadi apa arti dari bukit-bukit ini? Mereka mewakili kekuatan politik yang merupakan raja-raja di bumi, yang mendukung wanita itu dan memberikan kekuatannya.

Dalam Perjanjian Lama, istilah “gunung” sering mewakili kekuatan politik (lihat Yesaya 13: 4; Yeremia 51:24, 25; Daniel 2:35, 44).

Sepanjang sebagian besar dari sejarah, kekuatan politik telah dicampur dengan agama. Fakta bahwa Yohanes sekarang menggambarkan seorang wanita sedang mengendarai binatang , hal itu bisa diartikan sebagai suatu periode dalam sejarah ketika pemisahan itu dianggap normal untuk kemudian membuat penekanan bahwa tepat sebelum akhir zaman berakhir, akan ada lagi campuran dari kekuatan agama / politik.

Dikatakan bahwa perempuan itu duduk di atas tujuh gunung atau kepala, yang merupakan suksesi kerajaan — atau raja — seperti yang dijelaskan dalam Wahyu 17: 9, 10.

Perairan, bukit-bukit dan raja-raja yang adalah citra yang berbeda digunakan untuk menggambarkan serangkaian kekuatan politik melalui sejarah yang telah mendukung wanita bernama Babel dalam menindas umat Allah.

Ketika nabi Yohanes menerima penjelasan dari nubuatan itu, hal itu diberikan dalam waktu dizaman Yohanes hidup bukannya tentang masa depan.

Jadi “the one is” atau “yang sekarang sedang memerintah” merujuk kepada Roma di zaman Yohanes.

“Lima yang telah jatuh” adalah kerajaan Perjanjian Lama yang besar yang menguasai dan mengendalikan umat Allah. Ini adalah:

  • Mesir, kekuatan dunia yang mengendalikan dan memperbudak Israel.
  • Assyria, yang menghancurkan 10 suku utara Israel dan menceraiberaikan mereka.
  • Babylon, yang menghancurkan Yerusalem dan mengambil Yehuda menjadi tawanan.
  • Persia, yang menjajah dan hampir memusnahkan orang Yahudi pada zaman Ester.
  • Yunani, yang menindas dan mencoba untuk menghancurkan orang-orang Yahudi melalui pengajaran Antiokhus .

Penguasa yang “belum datang” / “has not yet to come” akan menjadi manifestasi dari kekuatan setelah jatuhnya Roma ketika Kekaisaran memeluk agama Kristen. Hal ini menghasilkan sebuah gereja abad pertengahan yang menindas dan mendominasi mereka yang ingin untuk tetap setia kepada Yesus.

Penjelasan terbaik tampaknya adalah bahwa kepala yang ketujuh adalah binatang dari laut dalam Wahyu 13. Yang juga muncul setelah era Yohanes dan Kekaisaran Romawi (lihat Wahyu 13: 2) dan akan dibangkitkan untuk konflik terakhir (lihat Wahyu 13: 3 dan 12).

Semua kekuasaan ini menggabungkan negara dan agama menjadi satu dan berusaha untuk menindas dan menghancurkan umat Allah.

Kepala kedelapan belum datang

Tetapi Yohanes menceritakan ada kepala atau raja kedelapan yang akan datang tepat di akhir waktu (lihat Wahyu 17:11). “ kepala yang kedelapan” ini akan menjadi manifestasi terakhir dari kekuasaan politik dalam mendukung Babel pada akhir masa .

Mengetahui tujuh kekuatan, kekuatan kedelapan yg terakhir tidak mungkin Mesir, Asyur, Babel, Persia, Yunani atau Roma Kafir. kekuasaan ini belum ada seperti tujuh kekuatan lainnya di zaman kuno.

Mungkinkah Roma Kristen sekarang ini bertindak seperti yang terjadi selama Abad Kegelapan? Hal Ini sangat cocok dengan gambaran sembuhnya luka fatal salah satu kepala dari binatang itu (lihat Wahyu 13: 3).

Kebangkitan salah satu kepala binatang itu yang akan bertindak seperti halnya yang terjadi di masa lalu selama lebih dari 1000 tahun bisa mengejutkan dunia (lihat Wahyu 17: 8).

Mereka menganggap era intoleransi telah berlalu dan tidak pernah akan kembali lagi, tetapi ternyata dia tiba-tiba datang kembali dari dalam jurang (lihat Wahyu 11: 7, 17: 8). Saat dia kembali, dia bersatu dengan kekuatan lain untuk mengiring saat intoleransi agama dan beribadah ditegakkan.

10 Raja Berikutnya

Yohanes melanjutkan untuk menggambarkan 10 raja lain lagi. Sejauh ini kita telah melihat raja-raja dari timur, raja-raja di bumi, tujuh raja dan sekarang, ada 10 raja!

Raja-raja ini adalah tokoh akhir-zaman yang tanpa silsilah. kerajaan mereka hanya untuk periode -”satu jam” dalam waktu nubuatan. Mereka menerima kekuasaan mereka bersama binatang dalam periode terakhir dari sejarah bumi. Mereka berada dizaman saat raja kedelapan dan krisis akhir bumi.

Sebagian orang melihat 10 raja sebagai subkelompok khusus yang menyediakan langkah yang menentukan bagi terciptanya kesatuan politik. Waktu akan menyatakan kepada kita identitas kelompok yang dilambangkan dengan 10 raja, yang menyatakan kesetiaan mereka kepada konfederasi naga akhir zaman .

Sebagian orang lagi menyarankan 10 tanduk adalah cara untuk mengatakan bahwa pada akhirnya, semua bangsa di bumi akan mendukung Babel. Kita mungkin ingin menyimpan penilaian kita disini sebagai cadangan ketika kita berhadapan dengan nubuatan yang belum digenapi.

Armageddon disajikan kembali

Wahyu 17:14 adalah pertempuran terakhir dari Armageddon singkatnya, seperti yang telah kita lihat dalam Wahyu 12:17 dan 16: 12–21.

Akhirnya tidak diragukan lagi dan hasilnya jelas. Anak Domba menang dan kekuatan dunia kalah.

Perang Armageddon dijelaskan dalam Wahyu 17:14 menghancurkan konfederasi politik. Perang ini disebutkan lagi dalam Wahyu 17:16, dan sekali lagi secara lebih rinci dalam Wahyu 19: 11–21.

ditariknya dukungan kepada babel oleh orang banyak dilambangkan melalui pengeringan sungai efrat.

Wahyu 17:15, 16 menggambarkan kekuasaan dan orang-orang berbalik melawan pelacur itu. Binatang dan 10 tanduk bersama-sama mewakili persatuan kekuatan politik yang melihat manfaat dalam melakukan perzinahan dengan pelacur.

Keduanya mengubah pikiran mereka karena tulah/malapetaka, yang memberi kepada mereka indikasi yang jelas bahwa mereka telah ditipu dalam memilih pihak yang kalah. Dalam kemarahan mereka, mereka berpaling pada kekuatan agama palsu (Babel) untuk menghancurkan mereka melalui kemarahan mereka (ayat 16).

Kita akan melihat kekuatan-kekuatan politik meratapi apa yang semula mereka pikir dapat dilakukan melalui persatuan mereka (Pasal 18).

Selanjutnya kehancuran Babel dirayakan dalam pasal 19, seperti yang telah kita lihat dalam Wahyu 17:14.

Penarikan dukungan untuk Babel (kekuatan agama palsu) oleh binatang dan 10 tanduknya (kekuatan politik) digambarkan dalam Wahyu 16:12 sebagai pengeringan dari Sungai Efrat.

Kekuatan politik membuat nya hancur, menghancurkan konfederasi agama yang sebelumnya mereka telah bersekutu.

Sekali lagi, kita melihat bahasa dari Perjanjian Lama yang digunakan untuk menggambarkan jatuhnya Babel (lihat Yehezkiel 16: 35–41).

Binatang dan 10 tanduk akan membenci pelacur itumereka akan membuat dia telanjang, memakan dagingnya dan membakarnya dengan api.

Sebagian merasa bahwa karena Babel dibakar, hal itu menunjukkan bahwa dia mengaku menjadi pengikut Yesus Kristus yang sejati tetapi sekarang terlihat menjadi tidak setia.

Mereka menunjuk kepada jenis bahasa yang digunakan oleh nabi Perjanjian Lama untuk menggambarkan penghakiman Allah jatuh atas Yerusalem ketika digambarkan sebagai pelacur (lihat Yehezkiel 16: 37–41, 23: 22–29).

Terbakar di api adalah hukuman yang ditetapkan atas putri seorang imam yang menjadi pelacur (lihat Imamat 21: 9).

Malapetaka dan tulah menyebabkan kekuasaan di bumi menyadari bahwa mereka telah berperang melawan Sang Pencipta. Ini adalah pertempuran yang mereka tidak bisa menangkan.

Allah tetap memegang kendali

Wahyu 17:17 mengingatkan kita bahwa Allah mengatur/mengendalikan ⎯ bahkan tentang penipuan setan (lihat 2 Tesalonika 2:11).

Persatuan sementara antara kekuasaan politik dan agama di dunia membantu menyelesaikan tujuan Allah untuk membawa konflik ini kepada kesudahannya .

Akan ada sebuah konfederasi kekuatan agama-sekuler di akhir zaman yang akan bersiap untuk melawan terhadap umat Allah.

Tetapi Anak Domba dan pengikut-Nya akan menang. Babel akan jatuh, bersama dengan orang-orang yang mendukungnya. Ini akan menjadi peristiwa penting.

Babel mewakili semua usaha manusia untuk menyediakan jalan keselamatan yang terpisah dari Tuhan. Sebaliknya, kitab Wahyu menetapkan Yerusalem Baru sebagai ekspresi kasih karunia dan rahmat Allah yang diberikan kepada semua orang yang menerima Anak Domba dan yang mengikuti-Nya

--

--